5

7.1K 823 30
                                    


Kaia meletakkan semua barang-barangnya masuk ke dalam tas. Hari pertama magangnya telah selesai. Tak banyak yang ia dapatkan juga kerjakan. Kaia hanya mondar-mandir menjadi petugas fotocopy juga mesin pembuat kopi.

"Terima kasih untuk hari ini ya Kaia," ujar Bu Martha dengan senyum ramah.

"Sama-sama, Bu. Bu Martha dengan yang lain belum pulang juga?"

"Kita kerjar deadline. Kamu pulang saja."

Kaia melihat staf lain yang terlihat sibuk. Sedangkan jam tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Mungkin ada yang bisa saya bantu lagi, Bu?" tanya Kaia karena merasa tidak enak harus pulang sendirian lebih awal.

"Oh nggak ada-nggak ada! Anak magang nggak boleh ikut lembur. Itu sangat menyalahi peraturan. Kalau kita ketahuan HR atau orang lain, kita bisa kena SP dan denda. Sudah ada undang-undangnya," jawab Bu Martha yang kemudian menyuruh Kaia untuk segera pulang dan tidak membuang-buang waktu untuk beristirahat.

Dengan sungkan Kaia pun pamit kepada Bu Martha dan meninggalkan kantor. Setelah menutup kembali pintu ruangan timnya, ia menghela nafas panjang. Gadis itu tidak memiliki pengalaman organisasi, jadi ia tidak tahu apa-apa tentang cara bekerja. Proses rekrutmen anak magang juga hanya dilakukan melalui seleksi berkas jadi perusahaan tidak ada proses wawancara atau Forum Group Discussion (FGD). Kaia melihat kesempatan itu dan masuk.

Di rumahnya Kaia hanya sendirian. Papanya juga Kevin pasti belum pulang. Jam pulang mereka tak pernah menentu. Sebagai seorang asisten, jadwal mereka tentu menyesuaikan dengan jadwal bosnya. Kaia meletakan tasnya untuk beristirahat sejenak.

Di ponselnya sudah terdapat pesan pengingat dari papanya untuk tidak lupa makan malam tepat waktu. Kaia hanya tertawa dan menuju dapur untuk membuat spageti. Hanya itu yang bisa dibuat karena semua bahan dan bumbu sudah serba instan. Karena selama ini papanya melarang Kaia memasak, gadis itu tidak mampu membuat full course meal.

Ketika Sudah tertidur, Kaia bisa merasakan seseorang masuk kamarnya.

"Aia sudah tidur ya, pa?" tanya Kevin dengan suara lirih seperti takut membangunkan adiknya yang sudah tidur.

Ranjang bergerak di belakangnya. Kaia hanya tersenyum tetapi tidak berniat untuk bangun. Dirasakannya sebuah kecupan hangat di keningnya.

"Iya, anaknya mungkin capek. semoga saja dia nggak dapat tugas yang aneh-aneh di timnya. Yaudah, kamu juga mandi terus istirahat sana. Katanya hari ini si ifrit manggil manajer pengiklanan ya?"

Tanya Saujana yang kemudian mengajak kevin meninggalkan kamar Kaia.

"Ugh.. aku juga kena bentakannya. Manusia satu itu benar-benar nggak tahu caranya berinteraksi normal. semuanya diteriaki. Lama-lama aku perlu periksa gendang telinga ke THT."

Saujana hanya tertawa kemudian menutup pintu kamar Kaia.

"Resign saja. Papa juga lagi nunggu momen tepat buat resign"

"Belum mau. Aku mau punya banyak uang dulu terus ajak Ai jalan-jalan keliling dunia dulu."

CLEK

Percakapan mereka tak lagi terdengar. Kaia melirik jam dinding dan menunjukkan pukul sebelas malam. Mereka baru pulang di jam segini. Pasti papa dan kakaknya sangat kelelahan. Gadis itu pun menghela nafas kembali merilekskan tubuhnya kemudian kembali tidur agar besok bisa bersemangat lagi untuk melewati hari kedua magangnya!

***

"Kaia tolong buatkan laporan ini ya! Susun cepat, butuh sebelum jam dua siang ini!"

Kaia berdiri di depan meja Bu martha dengan tumpukan kertas kebingungan. Doanya terkabul. Akhirnya ia mendapatkan pekerjaan paperwork sesuai dengan jobdesknya.

Jangan Bilang Papa!Where stories live. Discover now