21

5.5K 745 40
                                    

Sorry, aku unpublish bentar. Mau nambahin dua foto bentar hehe.

Suprise! 2 bab untuk hari ini hehe, jangan lupa tetap tinggalin vote dan komen yaaa. Tahnk you!!! Kalau komen banyak aku bakal sering double update!!!

***


Kaia memukul bola kelimanya dan memindai kejauhan bolanya dan menggeleng kurang puas.

Ia mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara pukulan bola tepat di belakangnya. Pukulan pria itu sangat kuat sampai bola terlempar dengan sangat jauh. Namun yang membuat Kaia risih adalah fakta bahwa orang itu menggunakan tempat tepat di belakangnya. Padahal masih banyak spot kosong yang lain kenapa harus mendekatkan diri seperti ini?

Kaia seketika teringat bahwa ia menggunakan rok pendek. Meskipun ia mengenakan safety pants di bawahnya tapi tetap saja dengan berapa gerakan akan tersingkap. Apalagi jika terhembus angin kencang. Kaia berbalik untuk melihat orang yang berada di belakangnya.

Saat pria itu mengangkat wajahnya, jantung gadis itu hampir dibuat berhenti berdetak. Pria itu menatap Kaia sejenak kemudian mengambil bola di depannya menggunakan stik golf dan memposisikannya dengan benar. Ia tak memperdulikan tatapan Kaia yang penuh tanda tanya. Ia memukulnya dengan kencang sampai Kaia terjingkat akibat bunyi keras..

Setelah pukulan tersebut, pria itu membenarkan sarung tangan putihnya dan kembali menatap Kaia dengan senyum simpul.

"Hai, kebetulan sekali. Aku nggak tahu kalau kamu jago main golf. Mau turun ke field?" tawarnya dengan ramah.

Kaia menggeleng. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Sikap Pangestu-ralat, maksud Kaia adalah sikap Prabas begitu santai seperti tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Gadis itu berbalik dan meletakkan satu bola di depannya. Ada perasaan gugup karena Kaia tak mendengar suara pukulan bola di belakangnya.

Apa dia sedang melihat?

Kaia sungguh dibuat tak bisa bergerak. Padahal ini baru lima bola tapi rasanya Kaia ingin pulang saja. Lagi pula kenapa pria itu bisa sampai di sini? Bukankah dia seharusnya berada di kota lain? Bahkan kakaknya baru akan pulang besok! Seharusnya pria itu juga pulang besok kan?

Jangan Bilang Papa!Where stories live. Discover now