17. Jamkos bukan bolos

1.6K 48 29
                                    

•Sorry for typo

Dikelas 11 MIPA 2 kini sedang jamkos, dikarenakan guru yang akan mengajar itu tiba-tiba ada urusan dan tidak bisa mengajar.

Hal itu tentu menjadi kabar menyenangkan bagi mereka, siapa sih yang tidak senang ketika gurunya berhalangan masuk kelas? Emang ada?

Yura menatap aneh sahabatnya yang sejak tadi lebih banyak diam, tidak seperti biasanya. Ia menyenggol lengan Raya yang sedang membuat gambar abstrak dibukunya.

Raya berdecak kesal, ia melempar pensil yang tadi digunakannya. "Gausah ganggu, bisa gak sih?!" sentaknya.

Yura tersentak kaget melihat reaksi raya yang berlebihan itu, "Lo aneh tau gak? Biasanya juga ga sampe marah gitu," ucapnya.

Raya menghela nafasnya. "Sorry, gue lagi ga mood liat muka lo."

Yura memutar bola matanya malas, "Taik lo!" makinya.

"ABANG TUKANG GHOSTING MARI-MARI SINI"

"MAU APA TUH?" sahut para lelaki dikelas itu, kecuali Atlas dan Kenzo tentunya.

"WOY CACA MARICA BUMBU MARINASI, SUARA LO BIKIN SAKIT JANTUNG!" Teriak Yura menanggapi nyanyian Caca, siswi yang paling heboh jika kelas sedang jamkos.

Caca menoleh pada Yura, "Biarin, daripada lo bikin orang pengen muntah!" ucapnya.

Yura membulatkan matanya mendengar hinaan itu, ia melangkah menuju Caca yang masih bertahan dengan wajah songongnya.

"Asal lo tau ya Caca marica bumbu marinasi, gue itu penyanyi terrrrkenal di..rumah gue sih pastinya,"

"Dih, ngaco aja orang sawahan ini. Mending lanjut nyanyi aja gue daripada ladenin orang Sawahan tukang halu ini."

"Eh eh, jangan jangan! Gak boleh pokoknya!!!"

"Heh cewek!" panggil Aksa.

"Apa?!"

Aksa mengelus dadanya saat merasakan degupan jantungnya yang kencang karna terkejut.

"Monyet betina, biasa aja dong!" ucapnya.

Yura hendak menjambak rambut Aksa, namun terhenti saat Raya menahan tangannya.

"Awas Ray, gue mau kasih pelajaran ke dia!"

"Jangan," balas Raya.

Aksa senyam-senyum sendiri karna merasa mendapat pembelaan.

"Aduh neng raya perhatian banget sih, kalo suka bilang aja gapapa kok!"

"Inget, dia punya pawang galak." bisik Caca sebelum pergi menuju mejanya untuk berkumpul dengan temannya. Dia sudah tidak mood untuk bernyanyi lagi, gara-gara si Yura.

Yura bergaya ingin muntah, sedangkan Raya menatap julid lelaki itu yang sudah kelewat ge-er.

"Siapa juga yang suka sama lo,"

"Gue cuman gamau aja dia deket-deket sama lo." Lanjut Raya dan membawa Yura pergi keluar kelas.

Aksa menatap heran kepergian keduanya, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menatap kedua sahabatnya yang hanya memperlihatkan ekspresi datarnya.

"Napa cewe lo, las?"

Atlas mengedikkan bahunya tidak tahu, lalu sebuah notifikasi mengalihkan atensinya.

+62***
Cewek lo cantik tapi penakut

"Sialan!" umpat Atlas.

"Kenapa lagi ini?" Heran Aksa, tadi ceweknya sekarang lakiknya.

Atlas menatap kedua temannya, membuat mereka bertanya-tanya.

"Cari tau apa yang udah terjadi sama cewek gue, gue mau hasilnya datang setelah istirahat pertama." Titahnya.

"Siapa?" Tanya Kenzo dengan tatapannya mengarah pada ponsel Atlas.

Atlas menggelengkan kepalanya tidak tahu.

Aksa ikut melirik ponsel Atlas karna kepo, "Zildan? Kan musuh lo dia doang," ucapnya.

Atlas hanya mengedikkan bahunya.

•••

Raya membawa Yura ke taman belakang sekolah dengan beberapa jajanan yang sudah berada ditangan keduanya.

Mereka duduk di bangku yang ada disana, mereka memakan jajanannya sembari mengobrol-ngobrol, sesekali menggibah.

"Oh iya, ada yang mau gue omongin sama lo." ucap Raya setelah meneguk minumannya.

Yura hanya mengangguk. "Dari tadi juga ngomong," balasnya.

"Ini serius,"

"Yaudah, ngomong tinggal ngomong aja,"

"Kita harus jauhin Atlas sama temen-temennya,"

Kegiatan mengunyah Yura terhenti mendengar itu, ia menatap terkejut pada Raya.

"Lo--"

"Mereka gak se-baik yang kita kira, mereka--"

"Apa? Lo pasti lagi demam, jadi ngelantur."

Raya menatap malas Yura yang memotong ucapannya.

"Gue gak demam pe'a!" Kesalnya.

Yura menelan makanannya terlebih dahulu.

"Apa yang bikin lo tiba-tiba ngomong gini?" Tanya Yura.

"Mau tau atau mau tau banget?"

Yura memukul keras bahu sahabatnya itu dengan kesal.

"Serius dulu bisa gak sih? Ish, gue tendang juga lo ke mulut singa!"

Raya tertawa mendengar itu, "Gue duluan yang bakal musnahin singa di dunia ini." ucapnya.

"Dih, so' bener lo!"

"Nanti gue kasih tau, sekarang--"

"KALIAN MEMBOLOS DI JAM PELAJARAN?!"

Dengan gerakan patah-patah, Raya dan Yura menoleh ke belakang, mata keduanya membulat sempurna melihat guru BK yang sudah berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk sekarang.

"Mampus bener nih idup,"

"1..2..3 lari!!"

Sebelum keduanya sempat berlari, Krah seragam-nya telah dicekal oleh guru BK tadi yang ntah kayang atau teleportasi sudah ada dibelakang keduanya.

"Aduh ini kenapa kaga lari-lari anying!" ucap Yura panik.

"Kayanya setan penunggu sini suka sama kita deh, makannya ga diizinin kabur." ucap Raya.

"Setan setan, kaya tau aja wujudnya gimana. Kalian harus saya hukum karna telah membolos di jam pelajaran!" ucap guru BK itu, panggil saja Bu Leni atau bulen.

"Ih jangan bulen, kita ga bolos tapi kelasnya lagi jamkos." ucap Raya memberi penjelasan.

"Ibu harus banget lepasin kalian?"

Kedua anak hawa itu mengangguk cepat, namun kembali dikecewakan dengan jawaban Bu Leni.

"Yang bener aja, rugi dong!"


Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote-nya kawan, biar makin semangatt

Minggu, 24 Maret 2024

RayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang