08. Mama Atlas

2.8K 84 6
                                    

Hello hello 👋🏻👋🏻👋🏻

Akhirnya Rayas comeback setelah beberapa bulan ini ga update, sorry ya buat kalian yang setia baca rayas 🙏

Happy reading!

Raya berjalan beriringan bersama Yura menuju gerbang sekolah, bel sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, tapi mereka baru saja keluar karna menunggu keadaan sekolah agak sepi agar tidak berdesakan di gerbang nantinya.

Dengan masih menggunakan pakaian olahraganya, kedua berjalan riang dengan sesekali membahas hal hal random.

"Dan lo tau apa hewan yang bisa terbang selain burung?"

"Kudanil!" jawab Yura ngasal.

"Kok bego sih yur?"

Yura melotot tak terima kepada Raya, "Mana ada gue bego?!" ucapnya tak terima.

"Ya itu ada, lo salah jawab pertanyaan gue."

Yura berdecak kesal, "Terus? Menurut lo hewan apa yang bisa terbang selain burung?" tanyanya.

Raya mengedikkan bahunya acuh, "Gatau, makannya gue nanya lo." jawabnya.

"Pengen banget gue remes remes tuh muka tengil lo!"

"Jangan dong, ntar lo gapunya temen cantik kek gue lagi karna yang kek gue cuman ada satu didunia,"

"Ada, di online shop."

Raya mendelik, "Balik sono lo atau gue cekik nih." ucapnya seraya mendorong-dorong Yura ke arah sebuah mobil yang ia yakini jemputan untuk sahabatnya itu.

"Ck, lo gimana?"

"Gimana apanya njing?" tanya Raya.

"Biasa dong sat! Lo belum dijemput, mau nebeng atau mau gue tungguin sampe jemputannya dateng?" L

"Gausah, balik duluan aja sana."

"Serius?"

"Iya sayangku cintakuuu, aku bakal baik-baik aja ko disini,"

Yura yang mendengar nada bicara Raya berlagak ingin muntah, "Jijik gue denger, yaudah bye!" ucapnya. Gadis itupun segera masuk kedalam mobilnya dan melesat pergi dari area sekolah.

Raya celingukan mencari mang Asep yang belum kelihatan juga, padahal ia ingin segera pulang dan tidur di kasur kesayangannya itu.

Baru saja ingin menelfon supirnya namun handphone nya malah mati, membuatnya semakin kesal.

"Belum pulang neng? Mau babang Aksa anterin ga?"

Raya menoleh ke belakang saat mendengar suara itu, terlihat ada tiga motor disana.

Sepertinya keberuntungan langsung datang setelah kesialannya, ia tersenyum manis pada Aksa dan berjalan mendekati lelaki itu.

"Aduh iya nih babang Aksa neng belum pulang, anterin ya ya ya?" pinta Raya dengan menunjukkan wajah memelasnya.

Aksa hampir saja terhipnotis, namun tendangan pada body motornya membuat ia tersadar dan menatap Altas sebagai pelaku penendangan itu.

Ia dibuat ketar ketir saat bersitatap dengan Atlas, lelaki itu menatapnya tajam seolah menyuruhnya untuk tidak mengiyakan permintaan Raya padanya.

Padahal udah mau pedekatean

Aksa menggaruk belakang kepalanya, ia tersenyum kikuk, "Ray, gue tadi becanda aja, gue duluan ya bye!!!" Aksa segera pergi meninggalkan ketiga orang yang masih disana.

Kenzo yang merasa kehadirannya tidak akan berguna pun ikut melajukan motornya mengikuti Aksa.

Sekarang hanya ada Atlas dan Raya.

Raya mendengus sebal melihatnya, "Kenapa Lo masih disini?! Pergi sana lo!" ucapnya.

"Arghh ini juga mang Asep kemana sih anjing?!" lanjutnya menggerutu.

"Jangan ngumpat, ayo gue anterin balik."

Raya hendak menggelengkan kepalanya, namun melihat tatapan tajam Atlas membuat ia segera mendekati lelaki itu dan segera menaiki motor itu, untung ia masih memakai celana olahraga jadi tidak ada drama kesusahan naik karna rok pendeknya.

**

"Rumah gue bukan yang ini las!!" protes Raya saat motor lelaki itu berhenti didepan rumah--ah tidak lebih tepatnya mansion megah dengan dominasi cat berwarna putih.

"Iya, bukan, ini rumah gue. Sekarang turun," perintahnya, Raya pun segera turun.

Ia menatap kesal Atlas yang sepertinya pergi ke garasi dan meninggalkannya di depan pintu utama rumah lelaki itu.

Ada 2 pria berbadan kekar yang berjaga di sisi kanan dan kiri pintu itu.

"Woi om! Ini seriusan rumahnya si Atlas itu?" tanyanya.

Salah satu dari mereka sedikit membungkuk dan menjawabnya, "Benar nona, ini rumah tuan muda Atlas."

Raya mengangguk, "Ini si Atlas kemana sih?! Masa gue ditinggalin disini anjir?!" gumamnya.

Pintu dihadapannya terbuka, ada seorang wanita yang terlihat masih muda dan cantik.

Ia tersenyum canggung saat wanita itu menatapnya, "Siapa kamu?" tanyanya.

"Saya--"

"KAK RAYA! KOK ADA DISINI?!" teriak Ganta, bocah itu sedang duduk di sofa dengan memegang toples dipangkuannya.

Raya yang melihat bocah itu hanya melambai-lambaikan tangannya sembari tersenyum.

"Lho kamu yang namanya Raya? Yang menolong Ganta malam itu ya?" intonasi wanita itu berubah menjadi lembut, ia sedikit heran tapi baguslah.

"Iya tante, saya Raya."

"Hei, not Tante, panggil saya mama seperti Atlas dan Ganta, ok?" ucap Freya.

"Iya, mama,"

"Ma, pacar Atlas ajak masuk jangan disini terus." ucap Atlas yang tiba-tiba datang dan masuk begitu saja.

Raya memelototkan matanya, apa-apaan?! Pacar katanya? Dih, amit-amit.

Baru saja akan protes namun tarikan pada tangannya membuat ia mengurungkan niatnya.

Freya membawa Raya ke ruang tamu dan menyuruhnya untuk duduk. Freya juga menyuruh maid yang lewat untuk membuatkan minuman untuk Raya.

"Kamu beneran pacarnya Atlas?" tanya Freya dengan tatapan menyelidik.

"Bukan bukan, mana ada raya pacaran sama dia, males banget kali ma," jawab Raya dengan lancar.

Freya tertawa pelan mendengar jawaban itu, ia mencubit kedua pipi Raya dengan gemas.

Ganta refleks tertawa, "Bener kak, jangan mau sama cowo jelek kaya bang Atlas, mending sama Ganta aja yuk! Aduh sakit woi bang!!" ucap Ganta dengan diakhiri ringisan kesakitan karna telinganya ditarik oleh Atlas.

Atlas menatap datar adiknya itu, lalu ia melepasnya dan duduk disamping Raya.

"Raya lucu, mama suka." ucap Freya.

Raya yang sedang minum sontak saja tersedak mendengar pujian itu, Atlas dengan sigap mengusap-usap punggung Raya.

"Duh mama, kalo mau muji kasih aba-aba dong," ucap Raya dengan cecengesan.

"Pelan-pelan minumnya," ucap Atlas.

"Dih, so perhatian bener lo bang!" ledek Ganta.

"Stt...udah-udah, sekarang kita makan yuk! Raya pasti udah laper ya sayang," ajak Freya.

**

Adakah yang mau disampaikan kepada:

Atlas?
Raya?
Kenzo?
Yura?
Aksa?
Ganta?
Mama Freya?
Atau author?

Minggu, 7 Januari 2024

RayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang