02. Dia Atlas Aciel Martinez

4.1K 107 20
                                    

Kelas 11 ipa 2

Raya berdiri kaku dihadapan semua murid dikelas ini, disampingnya ada guru yang bernama Bu Zeya.

"Selamat datang di kelas ini, perkenalkan dirimu terlebih dahulu," ucap bu Zeya.

Raya mengangguk pelan.

"Nama gue Arraya Kalea, kata orang ga nanya sesat dijalan, tapi karna ini dikelas dan kalian gaakan tersesat jadi gausah nanya, males jawab gue,"

Kenapa tidak menyebutkan nama lengkapnya? Ntahlah, tanya saja Raya!

Sebagian anak kelas tertawa mendengarnya Asik juga ternyata pikir mereka.

"Pede banget lo bakal ditanya sama kita, by the way rumah dimana?" tanya salah satu murid.

"Dimana aja, yang penting nanti kita satu rumah," jawab Raya.

"Jiakhh!"

"Bisa aja si rayaa"

"Gini nih tipe cewe gue!"

Bu Zeya ikut tertawa kecil mendengarnya, "Sudah-sudah, Raya duduk dengan Yura ya"

"Iy--"

Bruk!

Pintu kelas terbuka dengan kasar, Raya sedikit menggeser tubuhnya dan berdecak kesal, ia menunduk seraya mengusap dadanya yang mana jantung miliknya berdetak kencang karna terkejut.

Bu Zeya mengusap dadanya saking terkejutnya lalu berkacak pinggang melihat anak didiknya yang sudah menendang pintu kelas.

Terlihat disana ada tiga lelaki yang berdiri di ambang pintu,

Raya mengangkat kepalanya untuk melihat orang yang menendang pintu tadi, ia terdiam sesaat kala netranya saling bertatapan dengan salah satu dari ketiga orang itu.

"Aksa! kamu ini tidak usah menendang pintu kalau mau masuk," ucap bu zeya.

Ketiga lelaki itu adalah Aksa, Atlas dan Kenzo yang telat masuk kelas gara-gara pergi ke kantin dulu.

Cih, tadi katanya ke kelas tpi malah belok ke kantin, dasar pelajar!

Aksa hanya cengengesan, "Maaf bu, gaakan saya ulangi deh," dengan jari telunjuk dan tengah yang di angkat ✌.

"Terserah kamu saja, sekarang duduk di bangku kalian masing-masing,"

"Eh nak Raya, maafkan kelakuan mereka yah, sekarang kamu duduk juga,"

Raya melangkahkan kakinya menuju bangku Yura dan duduk disana.

Untuk kedua kalinya ia bertemu dengan lelaki itu, tapi kenapa ia merasa asing dengan tatapan itu? Kemarin lelaki itu menatapnya lembut, kenapa sekarang berbeda? seperti tatapan mengintimidasi.

Apa mungkin karna lelaki itu khawatir kemarin? mungkin saja, tapi Raya tidak peduli lagi.

"Jangan ngelamun Ray," tegur yura.

Atlas duduk bersama Kenzo sembari memperhatikan gadis didepannya, ia sempat melihat leher gadis itu terdapat plester yang sama persis seperti yang ia tempelkan pada gadis yang semalam bertemu dengannya.

"Atlas, jangan melamun, perhatikan penjelasan ibu."

Atlas hanya mengangguk pelan menanggapi teguran itu.

**

Bell istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, Raya dan Yura sudah duduk di salah satu meja kantin sembari menikmati makanan mereka.

RayasWhere stories live. Discover now