12. Pengakuan Raya

2.4K 82 13
                                    

Sorry for typo

Happy reading sayanggg

Yura menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut yang dibuatnya,

"Ray..."

Raya merebut gelas itu dari tangan Keyna dan membantingnya tepat disamping kaki gadis itu, membuat mereka tersentak kaget mendengar bunyi pecahan itu.

Kini kantin hening, mereka jadi tontonan bagi siswa siswi yang berada dikantin.

Keyna serta kedua anteknya, sebut saja Risa dan Rina.

"Mending kita pergi aja," usul Rina.

Risa mengangguk, "Iya, gue kira murid barunya ga gini," ucapnya.

Keyna yang mendengar itu pun langsung marah, "Kalo dia apa-apain gue, gue bakal out dia dari sini," ucapnya.

"Halah, cuman donatur ko bangga," ucap Yura yang menambah ketegangan diruangan ini.

"Heh--"

"Maju selangkah, tangan lo patah!"

Keyna menatap malas orang dihadapannya,

"Gue ga takut sama ancaman sampah lo," balas Keyna.

Dengan beraninya gadis itu mendekat lagi pada Raya dan hendak menarik rambutnya, namun tangannya lebih dulu dicekal oleh Raya.

"Kalo mau kenalan sama gue tuh gausah pake kekerasan, kan bisa nanya baik-baik,"

"Siapa juga yang mau kenalan sama cewe centil kaya lo!!" ucap Keyna sambil menggerak-gerakkan tangannya yang dicekal oleh Raya.

Raya menganggukkan kepalanya, lalu detik berikutnya hal tak terduga terjadi...

Krek!

"Itu buat tangan lo yang lancang siram gue!"

Bruk!

"Yang ini bonusnya!"

Raya memelintir tangan Keyna hingga terdengar suara pergeseran tulang dan membanting tubuh itu ke lantai kantin yang terlihat kotor.

Keyna meringis merasakan sakit pada tangan serta badannya,

Raya tersenyum melihatnya, ia berjalan mendekati Keyna dan jongkok dihadapan gadis itu, membuat Keyna memundurkan badannya.

"Kenalin, nama gue Raya, Atlas itu punya gue dan lo! gausah ngaku-ngaku dan ngatain gue cewe kecentilan yang deketin pacar orang." ucap Raya dengan tegas.

Keyna menggeram marah, ia hendak berdiri namun rasa nyeri pada kakinya membuat ia terjatuh kembali, ternyata itu perbuatan Raya yang menginjak kakinya.

"Sebagai bentuk pertanggungjawaban, gue tanggung biaya pengobatan lo deh," ucap Raya.

"Gue ga se-miskin itu!"

Raya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, "Oke," ucapnya.

Raya berdiri dan membalikkan badannya ke belakang, betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang, seseorang itu menatap Raya dengan senyum smirk khas lelaki itu.

Raya berdecih melihat itu, ia melangkah keluar dari area kantin tanpa memperdulikan panggilan dari Yura.

"BUBAR BUBAR, LO SEMUA GAADA KERJAAN BANGET SIH NONTON BEGITUAN, MENDING MAKAN SANA MAKAN!!!"

Yura menoleh pada Aksa yang baru saja tiba dan berdiri disampingnya.

"Jangan disamping gue juga teriaknya!!!" Yura berteriak kembali pada Aksa, membuat lelaki itu sedikit menjauh.

RayasWhere stories live. Discover now