06. Anti perempuan

3.1K 86 10
                                    

Pagi ini AHS di hebohkan dengan kedatangan si ketua geng Zanrexy yang datang dengan seorang siswi yang duduk di boncengannya, wajahnya yang tertutup oleh helm membuat mereka penasaran, siapa gadis beruntung itu?

"Siapa tuh anjay?!"

"Waduh si Atlas dah punya boncengan aja."

"Potek-potek hati akuu mas."

"Inget anak di rumahh mas!!!"

"Lebay banget Lo anjeng!"

"Halu Lo halu!!! Mana mau si Atlas sama modelan kek Lo!"

"Heh cabe! Gue lebih cakep dari Lo ya!"

"Lo ya!"

"Syutt, jangan berisik!"

"Penasaran gue, siapa cewe beruntung itu."

"Yang pasti mah, cewenya cakep banget pasti."

"Lo cakep Lo beruntung."

"Tapi cewe beruntung ga selalu yang cakep."

"Dih, karep Lo aja, dasar Agus!"

"Agus bapak gue anjir."

Skip!

Raya menghela nafasnya saat hal yang ia perkirakan akan terjadi ternyata memang terjadi, murid-murid AHS pasti akan menggosipkan dirinya setelah ini.

Ia hendak melepas helm-nya namun sebuah tangan menghentikan pergerakannya, itu tangan Atlas dan lelaki itu melepaskan helm-nya yang menutupi kepala gadis di depannya itu dengan pelan dan lembut.

"Biar gue aja,"

Raya hanya mengangguk, daripada makin panjang ntarnya.

Setelah helm itu terbuka, Atlas merapikan rambut raya yang sedikit berantakan itu, dan perlakuannya tak luput dari pandangan para siswa maupun siswi AHS yang semakin heboh saja melihat si ketua geng yang terkenal tidak suka di sentuh perempuan itu sekarang sedang merapikan rambut perempuan yang ternyata murid baru di AHS.

Tak jauh dari situ, ada Kenzo dan juga Aksa yang melihatnya dari sudut lain parkiran itu, mereka berdua juga sama terkejutnya dengan yang lain, bisa-bisanya si kutub anti perempuan itu berprilaku manis pada si murid baru yang bahkan baru sehari bersekolah di AHS.

Beruntung.

Satu kata yang mereka tujukan untuk Arraya Kalea.

"Apaan sih, malu gue di liatin banyak orang." kesal Raya sembari menghempaskan tangan Atlas yang masih merapikan rambutnya.

Atlas berdecak, ia menatap sekelilingnya yang membuat orang-orang yang memperhatikannya kembali pada kegiatan mereka, seperti tidak terjadi apapun sebelumnya.

"Gue--"

"OMAYGATTT BESTIE! LO BUAT MASALAH APALAGI SIH NYET, SAMPE BERURUSAN SAMA SI ATLAS INI."

Teriakan melengking yang memekakkan telinga itu berasal dari Yura yang baru saja datang ke parkiran dan gadis itu langsung memutar-mutar tubuh sahabatnya lalu berkacak pinggang menatap tajam raya.

Raya menghela nafasnya, "Apa?" malasnya.

"Astaghfirullah halazim ray--"

"Gue duluan, nanti istirahat gue jemput." ucap Atlas, lalu lelaki itu langsung pergi dari hadapan kedua gadis itu.

Perkataan Yura terpotong oleh suara Atlas, itu semakin membuat mereka menganga tak percaya.

Raya hanya berdehem saja untuk menanggapi ucapan lelaki itu, ia tidak mau memperpanjangnya.

Yura menatap curiga pada Raya yang menampakkan wajah malasnya, gadis itu seolah tidak mengetahui apa yang ia perbuat tadi.

"Ray, lo--"

"Syutt! Berisik Lo." Raya langsung membekap mulut Yura lalu berjalan cepat dengan menyeret lengan sahabatnya itu menuju kelas.

Ia tau, tau kalau dirinya menjadi pusat perhatian karna berangkat bersama Atlas itu, tapi sedari tadi ia mengabaikannya karna tidak tau harus berekspresi bagaimana, tapikan memang kenyataannya begitu, ia datang bersama lelaki yang katanya anti perempuan itu.

Di lain tempat tapi masih di parkiran.

Aksa menatap curiga pada Atlas yang baru saja bergabung bersamanya dan juga Kenzo yang menampilkan raut wajah datarnya. Oh ayolah, ia tidak peduli dengan urusan oranglain.

"Apa?" tanya Atlas yang risih di tatap terus oleh Aksa.

Aksa menjentikkan jarinya, "Udah gue duga, Lo suka sama tuh murid baru kan?!"

Atlas berdecak mendengarnya, ia hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Aksa.

"Berarti lo normal dong?!"

Kenzo menggeplak kepala belakang Aksa saat mendengar ucapan itu, "Lol." ucapnya.

Aksa mendelik mendengar ucapan sarkas itu, dengan masih memegangi kepala belakangnya yang habis di geplak itu, ia kembali menatap Atlas.

"Lo seriusan normal Las?! Gue kira Lo gay anjir! Dari dulu Lo ga suka di deketin perempuan soalnya, jadi gue ngira Lo itu--"

"Gue normal!" potong Atlas, lalu ia berjalan meninggalkan kedua sahabatnya.

"Ih buset, ngegas Mulu si Atlas, perasaan yang gue omongin itu real deh! Iya kan, Ken?"

Kenzo mengedikkan bahunya, lalu berjalan meninggalkan Aksa yang langsung misuh-misuh.

"Setan! Aksa yang tampan dan dermawan ini di tinggalkan begitu saja, woy tungguin!!!"

Aksa berjalan cepat menyusul kedua sahabatnya.

**

"Lo ada something ya sama si Atlas itu? Ngaku Lo!"

"Gaada Yura, gaada!!!" sewot Raya.

Yura memegang dadanya karna terkejut, "Astaghfirullah halazim Arraya Kalea, Lo kalo ngomong gausah sewot gitu dong, untung gue gaada riwayat jantung, dasar monyet!"

"Ya makannya jangan nanya itu terus, bosen gue dengernya anjir."

"Kasih tau atuh kenapa lo bisa datang bareng si Atlas?" tanya Yura dengan nada memaksanya.

Raya menghela nafasnya, ia menatap sabar sahabatnya yang sepertinya sangat ingin tau itu.

"Gue bisa bareng sama si Atlas ya karna dia datang ke rumah gue tadi pagi, karna gue kasian ke dia yang udah stand by daripagi depan rumah, jadi yaudah gue bareng aja. Puas lo?"

"Engga, ga puas gue! Masa cuma gitu aja jawaban Lo anjir." jawab Yura.

Raya mengangkat kepalan tangannya ke hadapan Yura, "Pengen banget gue tonjok muka Lo, astaghfirullah halazim!" ucap Raya sembari menurunkan kepalan tangannya.

Yura mendelik tak terima, "Eh tapi, Lo mikir sesuatu ga?"

Raya mengernyitkan dahinya, "Mikir apa?" bingungnya.

Keduanya bertatapan seolah sedang bertelepati, lalu mereka mengangguk.

"Dia tau rumahnya dari mana?!" ucap keduanya berbarengan.

Terimakasih sudah membacanya 😚😚

Terimakasih sudah membacanya 😚😚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


CUAKS!!!

RayasWhere stories live. Discover now