|26| Masa Lalu

10 2 0
                                    

Nb: paragraf tulisan miring: flashback

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Nb: paragraf tulisan miring: flashback

Chapter XXVI

Masa Lalu

◆◇◆◇◆◇◆◇

"Mohon maaf, Pak. Kalau boleh boleh tau alasan saya dibatalkan menjadi perwakilan sekolah dalam Olimpiade ini kenapa ya, Pak Roy?"

Seorang murid lelaki berompi hitam berdiri di depan meja seorang guru. Rahang lelaki itu mengeras, serta kedua tangan terkepal kuat. Namun, bukannya mendapat jawaban memuaskan sang guru malah memberi jawaban lain.

"Saya juga tidak tau, Jason. Ini perintah dari kepala sekolah. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini di luar kendali saya. Mending kamu datangi aja Pak Kepsek."

"Tapi, Pak Roy, sa--"

"Sudah berapa kali saya bilang, Jason? Saya tidak tau, mau saya hajar kamu sampai mati, hah?"

Seketika mulut Jason terkatup rapat. Tak mau menghabiskan waktu di ruang pengap, Jason memilih pergi tanpa pamit. Bahkan ia tak peduli jika dicap pembangkang.

Keluarnya dari ruangan Pak Roy, Jason melangkah cepat ke satu ruangan. Tanpa izin maupun basa-basi, Jason asal masuk ke dalam ruangan bertuliskan "Ruang KEPSEK".

" Permisi, Pak. Apa bener bapak yang membatalkan keikutsertaan saya?" Jason langsung to the point menyatakan keluhan.

Pria tua buncit berstatus kepala sekolah ini malah mengernyit heran. Namun, begitu paham akan arah pembicaraan ia malah tertawa sinis. Langsung saja pria tua tersebut melihat tangan di dada lalu menatap remeh pada Jason.

"Emangnya kenapa? Toh yang menggantikan kamu lebih layak!" Mendengar penuturan sang kepala sekolah Jason memutar bola mata malas. Amarahnya tak tertahan.

"Lebih layak karena pintar atau lebih layak karena uang?" Seketika pria buncit itu terdiam. Mukanya saja langsung masam.

"Apa maksud kamu, hah?" Si pria tua bangkit berdiri sembari menghentak meja dengan telapak tangan.

"Jangan pura-pura bodoh ya, Pak! Saya tau bapak menerima suap dari anak itu, 'kan? Sekarang juga saya punya bukti kalau bapak disogok anak orang kaya dan akan saya lapor supaya bapak dijeblosin ke penjara!" ucap Jason marah seraya menunjuk handphone.

Langsung saja tanpa berpamitan Jason melangkah keluar. Namun, ia tak tau bila sang kepala sekolah menggeram marah. Saat itu juga ia merogoh saku celana, meraih handphone, lalu menelepon seseorang.

"Roy, saya minta tolong bawa anak itu ke gedung yang baru dibangun! Kalau tidak mau, kamu saya bunuh!"




"Roy, saya minta tolong bawa anak itu ke gedung yang baru dibangun! Kalau tidak mau, kamu saya bunuh!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SIURUPANWhere stories live. Discover now