|24| Petunjuk Kecil

10 3 0
                                    


Halo semuanya 👋

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter XXIV

Petunjuk Kecil

| ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ |


"Bubar! Bubar!"

Seorang pria tinggi berseragam putih datang menghampiri kerumunan di depan gedung D usai dua orang penting memasuki gedung tersebut. Pria kekar itu mengibaskan tangan seraya memasang muka garang dan membentak mereka yang melawan.

"Semuanya baik-baik saja! Pihak sekolah akan membereskan ini semua! Sekarang bubar!"

Alhasil, kerumunan murid dan guru ini meninggalkan halaman depan gedung D. Terdengar pula lenguhan serta gerutuan dari mereka. Terutama pada dua orang murid yang berjalan ke arah lobi sekolah yang berada dekat gedung D.

"Yahhh, padahal aku masih penasaran kenapa pak kepsek sama orang pintar tadi masuk ke gedung itu. Apa yang mereka lakukan ya?"

Seorang murid lelaki tinggi berjaket biru sedari tadi asik mengoceh. Sementara gadis berambut pendek di sampingnya tak menggubris. Gadis itu malah terdiam menatap lurus tanpa memperhatikan sang teman. Raut gelisah juga terukir pada wajah sang gadis.

"Jo!" Si gadis menghentikan laju kaki. Ia memanggil sang teman yang asik mengoceh dan tanpa sadar sudah meninggalkan.

"Jo! Jo! JOHANNES!" Alhasil gadis berjaket ungu ini berteriak memanggil sang kawan.

"Ekh, Diva. Ma-maaf, hehe."

Sosok lelaki yang disebut Johannes berbalik lalu berlari ke arah Diva. Setibanya Johannes di depan Diva, lelaki itu menampilkan deretan gigi sambil menggaruk kepala. Sedangkan Diva memutar bola mata malas.

"Kamu ini! Gak bisa tahan kalau kejadian-kejadian kayak gini!" omel Diva. Johannes masih menyengir, kemudian ia malah memperhatikan gedung D dan Diva secara bergantian.

"Mama aku udah nelpon dari tadi. Mending kita pulang aja. Udah mau jam tujuh malam juga lho!"

"Duh, Diva. Sebentar lagi, ya. Aku masih kepo. Pasti ada misteri yang ditutup-tutupin ini! Bentar lagi aja, ya!" seru Johannes menyatukan kedua telapak tangannya.

"Kamu ini gimana sih, Jo? Kan tadi aku udha nepatin janji aku nemenin kamu sebentar aja. Ini malah nambah! Emangnya misteri apa, sih? Rahasia apa yang ditutupi atau disembunyikan sama sekolah?"

"Yah, bisa aja rahasia kehilangan bang Jason, abang kamu, menghilangnya di gedung itu. Orang kata Karina aja gitu," ucap Johannes santai seusai mengembus napas.

Namun, kedua bola mata Johannes seketika membesar kala menatap keterdiaman Diva. Lelaki berambut hitam lebat itu menepuk dahinya. Sontak Johannes gelagapan, bingung berbuat apa. Tangannya saja seolah hendak memegang bahu sang teman, tapi tak bisa.

SIURUPANWhere stories live. Discover now