|25| Misi

7 2 0
                                    

Chapter XXV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter XXV

Misi

◆◇◆◇◆◇◆◇

Sadam, Davin, serta Roy kini berjalan menyusuri satu lorong yang tampak tak terurus. Debu bertebaran membuat mereka bertiga sesekali menggosok hidung, batuk, juga menutup mulut dan hidung agar tak menghirup kotoran. Dengan pencahayaan dari handphone Davin, mereka berjalan amat pelan. Waspada akan barang-barang sekitar atau marabahaya.

"Davin, ini gedung memang lama gak dipakai, ya? Gedung lama atau gedung baru ini?"

Sadam bertanya dengan pandangan terarah ke seluruh sudut sementara tangan menarik lengan baju sang teman di depan. Davin sendiri menjawab bahwasanya ia kurang tau menau terkait pertanyaan lelaki berompi hitam ini.

"Coba tanya Pak Roy. Pak, bapak pasti tau, 'kan? Katanya ini gedung mau direnovasi jadi baru?"

Davin bertanya walau mata masih fokus meneliti tiap jalanan mengingat pencahayaan mereka bersumber dari HP. Namun, saat sibuk berjalan Roy belum menjawab. Pria muda itu tergagap, sesekali ia menggaruk kepala.

"Eee, ba-bapak nggak tau, ya, bapak gak tau. I-i-ini biasanya urusan pak Kepsek," jawab Roy mempercepat nada bicara setelahnya melempar tawa kecil.

"Bukannya bapak wakil kepala sekolah juga, ya? Masa gak tau? Apa ada rahasia?"

"TIDAK ADA RAHASIA-RAHASIA!"

Saat itu juga mereka bertiga menghentikan laju kaki. Kedua murid lelaki itu menaruh atensi pada Roy. Sedangkan yang ditatap malah membuang pandangan ke sembarang arah seraya meneguk ludah.

"Maksud bapak apa? Kenapa bapak kayak orang takut? Kok tiba-tiba bicara bapak seolah membentak kami?"

Sadam mendekat dan melempari Roy sejuta pertanyaan. Hal itu semakin membuat keringat mengucur membasahi dahi dan sekujur tubuh pria muda berkumis tipis ini. Sedangkan Davin menaik turunkan kepala sekali pertanda setuju akan pernyataan Sadam.

"Betul, Pak. Apa kami ada salah kata?" tanya Davin sesopan mungkin.

Kini Roy menggerakkan kepala ke arah dua anak didiknya. Ia tertawa kecil sambil menggeleng cepat. "Nggak ada. Bapak cuma refleks aja. Ya udah mending kita lanjut cari jalan keluar. Ini udah malam!"

Sadam dan Davin sedikit terhuyung ke belakang kala Roy dengan sigap melewati mereka berdua. Pria berkacamata itu tampak berjalan tergesa. Namun, Sadam dan Davin mengedikkan bahu usai saling menatap. Kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Sewaktu Sadam dan Davin berhasil menyamakan langkah dengan sang guru, tiba-tiba ada suara barang jatuh di salah satu ruang, mengundang rasa kaget pada kaum Adam itu.

"Ada suara?! Kita cek, yuk?"

Sadam meminta kesepakatan kepada dua orang di depannya. Mereka berdua pun mengangguk lalu serempak mengecek sumber suara. Ketika memeriksa ruangan yang menjadi sumber bising, mereka tak menemukan apa pun. Alhasil mereka kembali melanjutkan perjalanan dan misi.

SIURUPANWhere stories live. Discover now