|22| Keadaan Genting

8 2 0
                                    

Halo semuanya👋

Makasih buat yang udah mampir dan baca

Jangan lupa vote dan komennya ya

Selamat Membaca

Nb: Paragraf tulisan miring= Flashback

Nb: Paragraf tulisan miring= Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter XXII

Keadaan Genting

| ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ |



Sadam tersenyum tipis melihat teman-temannya. Dengan penuh keberanian, lelaki berompi hitam itu memutar knop pintu lalu membuka. Usai melangkah keluar, ia mendengar suara pintu yang ditutup keras lalu ditutup serapat mungkin. Sadam mengedikkan bahu kemudian melangkah pelan menyusuri lorong. 

Sepanjang perjalanan Sadam belum melihat maupun menemukan kejanggalan apapun. Meski cahaya penerangan begitu remang dan redup, Sadam tetap melangkah tanpa memasang raut takut. Beberapa menit dihabiskan Sadam mencari jalan keluar, tak ada hal yang mengganggu. Sesekali suara tikus saja yang membuat jantung lelaki itu berpacu. 

Namun, rasa takut Sadam perlahan sirna. Ia berjalan tenang seraya berusaha menetralkan degup jantung dan napas. Hingga suara barang jatuh dari satu ruangan membuat kedua kakinya berhenti melaju. Lelaki itu menoleh ke arah ruang bertuliskan "Perpustakaan". Sejenak menatap tanpa kedipan mata, Sadam memutuskan untuk masuk ke dalam ruang tersebut. 

Ketika ia berhasil membuka pintu, Sadam sempat terbatuk lantaran sekumpulan debu di udara menyambutnya. Lelaki itu melambai-lambaikan tangan di depan muka guna menghilangkan debu. Pada akhirnya, Sadam berjalan sambil meletakkan tangan menutupi hidung dan mulut. 

Tak hanya itu, melihat ruangan begitu gelap tanpa ada penerangan, Sadam merogoh handphone dari saku celana. Ia sempat melirik baterai HP yang tengah sekarat, tetapi ia tak peduli. Ia menyalakan senter dari benda canggih tersebut dan melanjutkan perjalanan mencari sumber suara. 

Bisa Sadam lihat ruangan perpustakaan ini begitu kotor, banyak debu, dan beberapa buku berjatuhan. Bahkan banyak kotoran tikus membuatnya sedikit mual. Hingga langkah terakhir Sadam menyusuri pojok perpus, ia menemukan sebuah buku besar tergeletak di lantai. 

Buku tersebut bukan buku biasa. Hal menarik buku itu membuat Sadam mendekat dan meraihnya. Dengan pencahayaan seadanya, Sadam bergumam sembari membaca kata demi kata yang tertulis. 

"Cepat selesaikan sekarang juga atau ka--"

Sadam berucap pelan kala membaca, tetapi mulutnya langsung melongo dan mata membola ketika melihat tulisan itu bercahaya. Sontak Sadam melepaskan buku tersebut sehingga benda itu jatuh ke lantai. Sementara Sadam terjatuh duduk di lantai dengan raut muka kagetnya. 

SIURUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang