Namun, baru melewati satu ruangan dengan pintu kayu, suara barang jatuh kembali menginterupsi mereka bertiga. Sadam berniat mengecek dan mengajak sang guru serta teman. Namun, Roy mendadak menahan tangan kedua muridnya kala melihat dua anak muda itu hendak mendekati ruangan tadi.

"Me-me-mending kita pergi aja, ya. Pa-palingan suara kayak tadi. Ki-ki-kita lanjut aja, ya?"

Sadam mengernyit melihat tingkah guru mereka ini. Lelaki itu bertanya dengan tatapan tajam, membuat Roy enggan membalas tatapannya.

"Nggak, ba-bapak gak kenapa-napa. Cu-cuma ...."

"Udah, ayolah, Pak. Mana tau ada petunjuk atau apapun itu."

Seketika bola mata Roy membesar. Sekali lagi ia meneguk ludah, menaik turunkan jakun. Seakan ada sesuatu yang ditutupi.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Di sisi lain, tepatnya di lobby sekolah, Diva serta Johannes tengah berjalan terburu-buru. Kali ini Diva memimpin perjalanan dengan berada di depan temannya itu. Di tengah perjalanan melewati taman sekolah mereka melihat seorang gadis sedang berjalan sendirian. Alhasil Diva segera menghampiri gadis yang terlihat ingin pulang. Sedangkan Johannes berhenti serta berada di belakang guna mengontrol deru napas.

"Kirana? Boleh tolong jelaskan keberadaan kak Jason?"

Sosok yang dipanggil Kirana berbalik. Gadis itu melepas earphone dari telinga serta menyimpan handphone ke saku rok. Muka kirana penuh akan raut kebingungan. Lantas Kirana bertanya apa yang dimaksud Diva.

"Ck, udahlah. Sekarang aku tau kalau dirimu indigo, 'kan?!" Diva berucap usai memutar bola mata malas.

Kini mata gadis itu penuh akan linangan air mata. Namun, sekuat tenaga Diva membendung. Tak mendapat jawaban lantaran Kirana hanya menatap dirinya, Diva mencengkram pundak gadis berbando ungu tersebut.

"Tolong, Kirana! Kasih tau aku di mana bang Jason! Abangku! Tolong gunain ilmumu atau kekuatanmu atau apalah itu! Tolong bantu aku berjumpa dengan bang Jason!"

Bagaikan bendungan retak tak mampu menahan air, begitu pun Diva. Air mata gadis itu mulai mengalir deras membasahi wajah. Johannes yang melihat sang teman seolah memohon pada Kirana, memutuskan untuk mendekat dan menenangkan Diva.

Kirana sendiri hendak menjawab, akan tetapi pasangan suami istri mengganggu interaksi mereka.

"Maaf, Dik. Mau nanya, kalian tau gak Roy ada di mana?"

Di sisi lain, seorang wanita tua berbaju rajut dan pria tua berkacamata baru saja turun dari taksi. Mereka memasuki gerbang sekolah. Orang-orang yang mereka lewati ditanya satu per satu.

"Nak, tau Diva di mana gak? Anak saya belum pulang-pulang dari tadi."


"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SIURUPANWhere stories live. Discover now