[44] Empat puluh empat🦢

25 19 5
                                    

💌💌💌💌

Satu jam lamanya Kia menunggu di dalam cafe, Abian tak kunjung datang, Kia kembali mengirim pesan untuk Abian sepuluh menit berlalu, Abian datang dengan sorot mata yang dingin Kia bisa merasakan hawa dingin yang datang tiba tiba.

"Hai" sapa Kia dengan suara pelan

"Maaf, aku kemarin di malang gak ada sinyal jadi gak bisa kabarin kamu" ucap Abian, Kia sedikit curiga, seperti Abian berbohong tidak mungkin di malang tidak ada sinyal padahal sebelumnya ada sinyal.

Abian tau bahwa alasannya sangat tidak masuk akal, biarkan Kia berfikir tentangnya ia tidak peduli asalkan alasannya yang sebenarnya tidak terungkap, semoga ini jalan yang terbaik untuk Kia.

"Lalu kita bagaimana mas?" Tanya Kia pelan dan hati hati, takutnya Abian merasa tidak nyaman

"Kita masih sama"

Kia tersenyum kecut mendengar ucapan flat Abian, raut wajahnya tidak bisa berbohong ia ingin menangis detik ini juga, Abian menatap nanar Kia, terlihat sangat jelas di wajah Kia terdapat mata panda yang menanda kan Kia akhir akhir ini tidak bisa tidur dengan pulas.

Abian tidak bisa membohongi dirinya sendiri, rasa khawatir yang ingin ia tunjukkan namun takut untuk di lakukan, rasanya ingin sekali Abian memeluk tubuh Kia, mengusap lembut kepalanya dan mengatakan rindu tepat di hadapannya.

"Kalo gak ada yang mau di obrolin lagi, aku mau pulang. Ayo aku anter" jelas Abian, Kia mengangguk mengikuti langkah kaki Abian

Di atas motor Kia sengaja tidak memeluk Abian dan Abian membiarkannya, ini sungguh aneh dan berbeda, "Kalo aku ada salah maaf ya mas, bantu aku memperbaiki hubungan kita" ucap Kia yang masih bisa didengar Abian, Abian tidak menjawab ucapan Kia ia memilih mengabaikan ucapannya.

"Kamu pacar pertama aku mas, dan selanjutnya gak akan ada yang bisa gantiin posisi ini, aku pastikan itu" lanjutnya, Kia berharap Abian satu satunya pacar pertama dan terakhirnya .

Sudah satu bulan lamanya, hubungan Kia dan Abian terkesan hanya formalitas semata Kia selalu mencoba memperbaiki namun lagi dan lagi Abian merusaknya dengan sikap dingin, "tinggal satu bulan lagi  kita lulus ay" ucap Naura yang duduk di depan Kia, di susul Zea dan dua teman kelas mereka.

"Akhir akhir ini diem mulu, banyak masalah ya?" Tanya teman Kia yang satu kelas dengan

"Pengen diem aja, masalah mah udah biasa dateng tanpa sungkan" ucap Kia yang diakhiri dengan tawa singkat

"Sekarang lo jarang cerita ya" celetuk teman Kia yang lainnya

"Masa iya?"

"Maklum dia udah trauma" jelas Naura lalu memukul lengan Kia

"Pulang sekolah main kerumah gue mau? Mama masak banyak, kalian kalo mau boleh banget ikut" lanjut Naura

"Gak dulu Nau, gue ada urusan penting"

Naura mengangguk ia tidak ingin terlalu mencampuri urusan percintaan Kia karena Naura tau Kia punya cara untuk menyelesaikan masalahnya meskipun ini pertama kalinya ia menghadapi masalah percintaan.

"Sayang?" Ucap Kia setelah turun dari motornya, Kia memeluk tubuh Abian meksipun Abian tidak membalas pelukan itu

Satu menit kemudian ketika Kia hendak melepaskan pelukannya Abian membalas pelukan Kia dengan sangat erat, "Kita duduk ya?" Ucapnya mengandeng tangan Kia menuntunnya menuju kursi yang ada di dekat mereka, memang hari ini bengkel sedikit sepi dari biasanya.

Setelah keduanya duduk Abian kembali memeluk Kia dengan erat dan membisikkan sesuatu di telinga Kia, "Aku bingung, aku minta maaf karena sikap aku kurang baik sama kamu" bisiknya

Kia mengusap lembut bahu Abian yang memeluknya, terdengar suara Isakan tangis yang hanya bisa di dengar Kia dan Abian, "Mas kenapa? Aku udah maaf in mas sebelum mas minta maaf" jelas Kia, hatinya ikut merasakan sakit ketika melihat Abian seperti ini.

"Biarin aku peluk kamu kayak gini ya, aku ngerasa tenang" jelas Abian tidak mau melepaskan pelukannya

Senyuman manis yang penuh bahagia kembali muncul di wajah Kia, tanpa Abian sadari Abian selalu punya cara untuk membuatnya luluh karena perlakuannya dan senyumannya, Kia harap senyuman manis ini kedepannya akan tetap terjaga.

"Udah makan?" Tanya Kia, Abian menggeleng kan kepala di pelukan itu

Mengusap rambut Abian dengan tanahnya, "makan dulu, aku pesenin ayam geprek ya?" Tawar Kia, memang Kia dan Abian sangat menyukai ayam geprek Krispy, menu ini selalu menjadi andalan mereka.

Abian menatap kearah Kia dengan tatapan yang mendalam, rasa sayang dan cintanya juga begitu dalam sehingga membuatnya lemah ketika Kia dalam keadaan sedih dan terpuruk, "maaf ya kalo kedepannya akan banyak sakit yang aku berikan" jelas Abian, Kia membenarkan duduknya agar lebih nyaman.

"Sakit dari kamu itu resiko aku yang mencintaimu terlalu dalam, siap gak siap aku harus terima" ucap Kia dengan wajah serius dan penuh ketulusan hati

Abian mengantar Kia pulang seperti biasanya, kali ini Kia bisa tertidur dengan pulas tanpa memikirkan kejanggalan antara dirinya dan Abian, dirinya benar benar merasa sedikit tenang karena masalahnya tinggal tugas sekolah, ujian sekolah dan persiapan kedepannya.

Ia mulai terbiasa hidup hemat karena kendala yang di alami kedua orang tuanya, sesekali ia mengeluh lalu kembali menjalani hidup seperti semula. Mengeluh di kala masalah datang bertubi-tubi menurutnya di perbolehkan asalkan kedepannya kita kembali Fresh dan menjalani hidup dengan baik.

Mental anak kelas duabelas ternyata lumayan kuat juga, di tengah rasa malasnya untuk berangkat pagi masuk sekolah, melakukan kegiatan yang selalu di ulang ulang dari tahun ke tahun, ditambah tugas yang waktunya mepet dan banyak, mereka masih bisa tertawa dengan puas walaupun pikirannya berisik karena memikirkan kedepannya.

Langit yang semula cerah kini mulai gelap, malam datang sesuai jadwal yang sudah dipastikan kapan datangnya, Kia mendapat kabar bahwa nanti malam Abian akan melakukan balap liar tidak seperti biasanya.

Dengan terburu-buru Kia segera menaiki grabcar yang ia pesan beberapa menit yang lalu, seperti ada yang menjagal di hatinya terdengar detak jantung yang berdebar tak karuan dan sorot matanya yang cemas penuh akan rasa takut.

Sampainya disana ternyata acara balap liar sudah selesai, mata Kia mencari keberadaan Abian di tempat yang ramai dan gelap ini, "bantu aku temukan dia" ucapnya dalam hati.

Dari sisi lain, Abian berlari kearah Kia dan memeluk Kia secara tiba-tiba Abian menunjukan hadiah yang ia peroleh karena memenangkan lomba ini, "Aku menang ay" seru Abian dengan wajah bahagianya.

Abian pikir Kia menyukai hal seperti ini? Tentu pikiran yang salah, Kia memang selama ini selalu mendukung Abian melakukan semua hal yang ia sukai termasuk antraksi motor, namun jangan salah gunakan dukungan Kia selama ini, Kia tidak mengizinkan dan mendukung Abian untuk mengikuti balap liar ataupun acara yang lainnya yang bersifat ilegal.

Kia menunjukkan ekspresi datarnya, ia menatap Abian dari bawah sampai atas, mata mereka saling bertemu dan menawarkan sorot mata yang bertolak belakang, "temui aku setelah satu minggu, sebelum satu minggu gak ada ketemuan" ucap Kia lalu meninggalkan Abian tanpa pamit.

Baru kemarin hubungan mereka membaik ini malah kedatangan masalah baru, memang tahun pertama disaat baru menjalin hubungan terasa indah dan senang namun di pertengahan tahun kedua banyak masalah sebagai ujian untuk keduanya.

Baru kemarin hubungan mereka membaik ini malah kedatangan masalah baru, memang tahun pertama disaat baru menjalin hubungan terasa indah dan senang namun di pertengahan tahun kedua banyak masalah sebagai ujian untuk keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai cintaku, jangan lupa tinggalkan jejak dan komen kalo ada typo ya sampai jumpa💌🤍

Abian not the main character [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang