70. Deliberation; UN Village ☃️

470 69 133
                                    

"Maksud kamu bulan Maret tahun depan? Lima bulan lagi!?" ulang Yumna memastikan.

Dan Mark pun terlihat mengangguk kecil ke arahnya, "Mm, aku mau kita menikahnya sebelum bulan Ramadhan tiba. Karena aku ingin menghabiskan Ramadhan pertamaku bersama dengan kamu, Na." jawab Mark.

"Tapi bagaimana dengan promosi drama kamu?" Yumna terlihat khawatir.

"Kamu tenang saja, dramanya kan sudah mulai ditayangkan awal Desember nanti dan kemungkinan juga akan selesai pada pertengahan atau akhir Februari. Jadi, aku rasa pernikahan kita ini tidak akan mengganggu jadwal promosi dramaku kok."

"Nanti kita bicarakan juga sama Seira dan Minhyuk Hyung tentang bagaimana mekanisme untuk penanganan medianya, supaya rencana pernikahan kita ini tidak dipublikasikan dulu oleh media, sebelum aku secara resmi merilis suratnya di Bubble."

"Dan minggu depan kita juga harus mulai mengurus semua dokumen yang kita butuhkan untuk ijin menikah kita nanti, mengingat kamu dan aku memiliki kewarganegaraan yang berbeda, jadi pasti ada banyak sekali hal yang harus kita urus ke Kedutaan. Belum lagi kita juga berencana untuk melangsungkan akad nikahnya di Mekkah kan."

"Dan untuk masalah tema pesta pernikahan, design undangan, venue, wedding dress, dan lain sebagainya, aku serahkan semua pilihan akhirnya di kamu. Aku ingin pernikahan kita sesuai dengan apa yang kamu mau dan apa yang kamu impikan."

"Kalaupun kamu mau pestanya diadakan secara sederhana, juga tidak apa-apa kok, aku tidak keberatan, kita bisa mengadakan small wedding agar terasa jauh lebih private." tutur Mark panjang lebar.

"Kayaknya lebih baik kalau kita menikahnya di Korea saja deh, Mark. Maksudku, akad dan pestanya dilaksanakan berbarengan saja di hari yang sama." saran Yumna.

Mark terlihat mengerutkan alisnya, "Loh, kenapa tiba-tiba kamu jadi berubah pikiran seperti ini? Bukankah kamu bermimpi untuk melakukan akad nikah di Mekkah?" tanyanya penasaran.

Yumna terlihat menundukkan kepalanya dan terdengar menghela napas begitu pelan; "Aku ingin pernikahan kita di saksikan oleh kedua orang tua kita, Mark. Aku tidak ingin menikah tanpa kehadiran Mamah, Om Isaac dan juga Orang tau mu." Mark masih tidak paham dengan maksud ucapan Yumna barusan.

"Aku juga mau keluarga kamu bisa menyaksikan akad nikah kita. Aku ingin, mereka ikut merestui pernikahan ini." entah kenapa, sorot mata Yumna terlihat cukup sedih sekarang.

"Mamah, Papah dan Kakak ku sudah merestui pernikahan kita, Na." sambung Mark, "Mm, aku tahu, tapi maksudku, aku ingin akad nikah kita juga bisa disaksikan secara langsung oleh mereka."

"Kalau kita melaksanakan akad nikahnya di Mekkah, maka Mamah ku, Om Isaac, Orang tua kamu, dan Kakak kamu, tidak akan mungkin bisa menghadiri akad nikah kita, Mark." ujar Yumna sendu.

"Maksud kamu? Kenapa tidak bisa? Mereka kan juga akan berangkat bersama dengan kita ke sana, Na." tanya Mark kebingungan.

"Karena sejak tahun 9 Hijriyah, Kota Mekkah dan Madinah telah diharamkan bagi umat Non Muslim. Larangan ini sesuai dengan firman Allah SWT yang tertera pada surah At-Taubah ayat 28. Dan setelah aku cari tahu, ternyata sampai sekarang pun pemerintah Arab Saudi juga masih menerapkan aturan tersebut." Mark langsung terdiam.

"Jika kita memaksakan diri untuk menikah di sana, aku dan kamu pasti akan merasakan kekosongan karena ketidakhadiran Orang tua kita, Mark. Maka dari itu, aku ingin mengubahnya."

MANAGER NCT DREAM || Seasons 2 || End 📌💚Where stories live. Discover now