6. Jung Sungjae; Cafe 🐺

767 105 31
                                    

Jika kalian diberikan pilihan tentang rumah mana yang ingin kalian tempati, kira-kira kalian akan memilih rumah yang mana;

Satu, rumah yang memiliki bangunan sangat luas dan megah, yang diisi dengan sejumlah barang mewah serta dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas didalamnya. Bahkan juga ada belasan pelayan yang siap melayani kebutuhan mu setiap detiknya.

Atau rumah kedua; sebuah rumah kecil nan minimalis yang bangunannya juga tidak terlalu luas, hanya terdiri dari dua kamar tidur dengan ukuran dua kali dua meter, yang di lengkapi dengan satu kamar mandi di tengah bangunan dan sebuah dapur yang terhubung langsung dengan ruang tamu. Rumah yang tidak memiliki pelayan satu pun di dalamnya, apalagi barang mewah dan fasilitas lainnya.

Jadi, rumah mana yang akan kalian pilih, dan ingin kalian tempati jika itu untuk seumur hidup kalian?

Tentu, pasti akan ada banyak sekali orang yang memilih rumah besar dan mewah bukan? Sebab itu memang sebuah pilihan yang realistis.

Tapi bagi Han Seira, kedua rumah itu tidak ada bedanya. Karena kedua-duanya sama-sama terasa tidak nyaman untuk dia tempati.

Sebenarnya tidak penting semewah apa rumah yang kita miliki, seberapa banyak harta yang kita punya; selama rumah dan harta itu tidak disertai dengan kasih sayang, dan tidak memiliki keharmonisan diantara masing-masing anggota keluarganya; maka rumah-rumah itu, hanya akan menjadi tempat berteduh yang tidak nyaman dan tidak sehat untuk kamu tempati.

Setidaknya, itu lah yang Han Seira tahu dan dia rasakan selama dua puluh dua tahun ini.

"Mau kemana lagi, Nak? Bukankah kamu baru saja pulang, lalu kenapa sekarang kamu sudah mau pergi lagi?" tanya pria paruh baya yang terlihat berusaha untuk menahan pergerakan tangan Han Seira, yang tengah memasukkan baju-baju miliknya di lemari ke dalam koper.

"Ayah gak perlu tahu, Seira mau pergi kemana, atau Seira mau tinggal dimana. Dan tolong Yah, satu kali ini saja, Ayah jangan tahan Seira." balas Seira yang terlihat kembali melanjutkan aktivitasnya untuk membenahi barang-barang miliknya yang ada di kamar tersebut.

"Baiklah, Ayah tidak akan melarang kamu, tapi setidaknya tolong beritahu Ayah, kamu mau kemana, Nak? Dan kamu akan tinggal dimana setelah ini?" pertanyaan itu langsung membuat Han Seira menatap kembali ke arah pria paruh baya yang selama ini sudah berbaik hati mau menjaga, merawat dan bertanggungjawab atas dirinya.

"Seira baru saja mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan Seira untuk tinggal di asrama Perusahaan itu, Yah. Cukup itu saja yang Ayah tahu untuk sekarang ini."

"Tapi Ayah tidak perlu khawatir, Seira pasti bisa menjaga diri kok, dan Seira juga sudah dewasa sekarang, jadi Seira sudah tahu mana pilihan yang baik buat masa depan Seira. Ayah tenang saja yaa."

"Ayah juga tidak perlu menjelaskan apa-apa kepada perempuan itu, jika dia bertanya tentang Seira; kemana atau dimana Seira, Ayah cukup katakan saja kepadanya bahwa Seira sudah muak tinggal bersama dengannya di sini."

"Dan katakan juga kepadanya, untuk tidak mencari Seira lagi, jika dia masih terus bersikap seperti sebelum-sebelumnya; maka Seira sendiri yang akan menyerahkan dia kepada mereka." balas Han Seira yang langsung menutup kopernya dan benar-benar hanya mengambil barang seperlunya saja.

"Tidak boleh begitu, Nak. Bagaimanapun dia Mamah kandung mu---Ibu yang sudah melahirkan kamu ke dunia ini, kamu tidak boleh berbicara kasar seperti itu kepadanya." ucapan pria paruh baya itu yang berhasil membuat Han Seira menyeringai begitu tipis.

"Mamah, Ibu?" gumam Seira dengan nada yang terdengar begitu benci, lalu menatap pria yang ada di depannya dengan mata yang berkilat; "Entahlah."

"Apa menurut Ayah, perempuan seperti dia masih layak untuk di sebut sebagai seorang Ibu?" tanya Seira dengan suara bergetar.

MANAGER NCT DREAM || Seasons 2 || End 📌💚Where stories live. Discover now