36. Extortion; Advice 🐱

455 84 82
                                    

Part kali ini agak panjang, semoga kalian enggak pusing atau bosen ya pas bacanya^^

Enggak tahu sih, alurnya masih membuat kalian suka dan nyaman atau enggak untuk lanjut baca book ini. Tapi aku selalu terima kritik dan saran dari kalian kok, jadi kalau ada yang mau di diskusikan terkait alur atau sudut pandang dari masing-masing tokoh, boleh banget kita diskusikan bareng-bareng di kolom komentar yaa. Enjoy guys♡

Suasana dorm Dream pada malam itu terasa sangat sunyi, karena semua penghuninya sudah terlelap tidur di kamar mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana dorm Dream pada malam itu terasa sangat sunyi, karena semua penghuninya sudah terlelap tidur di kamar mereka masing-masing. Dan para member yang sebelumnya berkunjung pun, juga sudah meninggalkan dorm itu sejak beberapa jam yang lalu.

Tapi tidak dengan Mark Lee, laki-laki itu masih tetap berada di dorm Dream dan memilih untuk menginap di sana. Mark bahkan juga masih terjaga, karena sedari tadi dia tidak bisa memejamkan matanya, meskipun tubuhnya sudah sangat kelelahan hari ini.

Keheningan dan kegelapan yang terjadi di dalam dorm tersebut, membuat pikiran Mark semakin larut dengan semua kejadian yang telah dia lalui malam ini. Dan ada banyak sekali hal yang terasa mengganjal di dalam hati Mark sekarang, semua itu terlihat seperti benang kusut yang sedang menggumpal begitu rumit di dalam kepalanya.

Ada sekitar tujuh kaleng bir yang sudah terlihat kosong di atas meja dan kaleng berikutnya pun hanya tersisa setengah saja, karena Mark memang sengaja menggunakan mereka semua sebagai salah satu cara agar dirinya bisa menguraikan setiap benang kusut itu, satu persatu.

Perkataan demi perkataan yang Lee Dora lontarkan kepadanya juga masih terus saja berputar di dalam kepala Mark sekarang. Ditambah lagi dengan sikap Lee Haechan yang memutuskan untuk langsung pergi meninggalkan dorm Dream, tepat setelah mereka berdua selesai berbincang di dalam kamarnya Seira tadi.

Semua kejadian itu terasa sangat mengganggu pikirannya. Hingga Mark pun mulai merenungkan beberapa hal sekarang; Apakah dia sudah mengambil keputusan yang tepat dengan menyanggupi semua permintaan Lee Dora?

Tapi bagaimana jika Han Seira marah padanya hanya karena keputusannya ini?

Lalu, bagaimana jika Haechan benar-benar tersakiti karena kejujuran hatinya tadi? Bukankah dia sudah sangat kejam pada Haechan?

Helaan napas yang begitu berat dan panjang itu terdengar mengudara mengisi kekosongan malam, dan Mark pun kembali menenggak habis kaleng birnya yang kedelapan.

Kini tatapan Mark sudah kembali terkunci pada layar ponselnya yang tengah menampilkan sebuah pesan singkat dari Lee Dora yang dia kirimkan sekitar enam jam yang lalu. Dan pikiran Mark pun kembali berputar pada percakapan panjang yang sempat terjadi diantara dia dengan Lee Dora tadi.

"Tolong jangan halangi saya, Seira sedang membutuhkan pertolongan dari Dokter sekarang! Nyawanya bisa terancam, jika dia terus dibiarkan seperti ini!" ujar Mark begitu panik dan memohon kepada Lee Dora agar dia berhenti menghalanginya.

MANAGER NCT DREAM || Seasons 2 || End 📌💚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang