"Eh, lo nggak makan?" Rayla mengalihkan pembicaraan, dia tidak mau Arlo justru semakin merasa bersalah.

"Tadi cuma sisa 1, jadi ya cuma beli itu."

"Kenapa nggak beli makanan lain?" Tanya Rayla heran.

"Takut Lo keburu kelaparan,"

"Heh." Setelahnya Rayla terkekeh kecil.

"Mau makan berdua?" tawar Rayla sambil mengulurkan sendok garpu plastik ke arah Arlo.

"Tangan gue kram Sha, kalau disuapin aja gimana?" Modusnya seperti biasa.

Tidak banyak protes, Rayla mengulung mie dengan garpunya, setelah itu ia mulai menyuapi Arlo seperti yang laki-laki itu minta.

"Nih kalau mau minum," Rayla mengeser cup jus miliknya. Yang dengan senang hati di terima oleh Arlo.

Arlo mengambil cup itu, kemudian menusuknya dengan sedotan plastik yang memang sudah di siapkan oleh penjualnya.

"Lo duluan," ujarnya, sembari mengulurkan tepat di mulut Rayla.

Rayla meminum seperti yang Arlo perintahkan, dan setelah itu, Arlo juga melakukan hal yang sama seperti Rayla, rasa segar begitu terasa di tenggorokan Arlo.

"Napa lo senyum-senyum nggak jelas gitu?" tanya Rayla sedikit curiga.

"Kita berasa ciuman secara nggak langsung Sha, hehehheehh!"

"Dih fikirannya! Mana ada!"

★★★★★

Ziega berjalan di depan, dengan Ilora yang mengikutinya dari belakang. Kening Ziega berkerut, saat ia sadar jika Almero jauh berada di belakang.

"Almero! Lo lelet amat dah jalannya!" decak Ziega menatap gadis yang berjarak sekitar 5 meter dari tempatnya berdiri.

"Ega duluan aja," lirih Ilora sambil menundukkan kepalanya.

Merasa ada yang aneh, Ziega melangkah kecil mendekati gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Ziega ikut menundukkan kepala, bermaksud untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Ilora mengangkat kepalanya, dapat Ziega lihat, Ilora yang sedang mengigit kecil bibirnya sendiri, dengan muka meringis seperti tidak nyaman.

"Almero, lo kenapa?" tanya Ziega mulai panik.

"Ega, Perut Lora sakit,"

"Lora belum makan dari tadi pagi."

Sesaat Ziega tersadar, jika bekal gadis itu dialah yang menyantapnya. Belum lagi kejadian di kantin yang membuat Ilora gagal menikmati semangkok bakso yang sudah ia pesan.

"Mau ke kantin apa ke UKS?" tawar Ziega sedikit kebingungan.

"Ke kantin aja deh, di UKS juga percuma nggak ada makanan,"

Di sinilah mereka berdua berada, suasana kanton masih terlihat ramai. Beruntungnya masih ada kursi yang bisa mereka duduki.

"Nih lo makan punya gue dulu," perintah Aldan yang sedikit merasa iba dengan gadis kelaparan yang Ziega bawa.

"Bekas?" Tanya Ilora polos.

Aldan menghela nafas kasar saat mendengar pertanyaan dari Ilora.

"Belum gue makan Lora. Ini masih baru. Tuh warnanya aja masih ori belum ada campuran kecap saos dan teman-temannya."

"Iyasih. Yaudah Lora makan ya mie ayamnya. Aldan pesen lagi aja yang Aldan mau, ini uangnya pake punya Lora aja." Ilora mengeluarkan selembaran uang berwarna biru dari saku seragamnya, dan di letakkan di tangan Aldan.

"Udah nggak usah, gue masih mampu buat beli makanan lagi. Simpen aja duit lo."

"Biar gue yang pesen." Ziega bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Boleh gue nanya?" Kali ini Alzie yang bersuara.

"Sama Lora?"

"Iyalah sama lo, yakali sama Aldan."

"Boleh. Alzie mau nanya apa?"

"Lo udah lama naksir sama Ziega?" tanya Alzie merasa kepo.

Sudut bibir Ilora tertarik, tanpa sadar pipinya bersemu merah, gadis itu tersipu malu. Mata cantik Ilora menghadap ke atas, seolah ia tengah berfikir sebelum menjawab pertanyaan Alzie.

"Alzie jangan bilang-bilang tapi ya." Dengan suara yang sedikit Ilora kecilnya.

"Berasa kaya rahasia negara aja nggak boleh bilang-bilang. Tapi oke deh. Gue juga kepo soalnya." Balas Alzie menyetujui perintah Ilora.

"Ilora udah lama naksir sama Ega, dari kita masih bocah malahan." Sambungnya memberitahu.

"Hah?! Gimana-gimana?" Tidak hanya Alzie, bahkan Aldan juga ikut kepo dengan pengakuan gadis itu.

"Iya,"

"Kita pernah nggak sengaja ketemu dulu. Dulu banget, terus Ega ngasih Lora es cream. Terus Lora jadi suka sama Ega. Tapi kita nggak pernah ketemu lagi, sampai pas SMA kita berdua ketemu, itu juga gara-gara waktu MOS Ega pakai kalung foto yang masih kecil itu, makanya Lora tau kalau itu Ega, yang ngasih Lora es cream." Jelas Ilora dengan belibet.

"HAH?!"

"Ziega tau kalau lo naksir dia cuma gara-gara es cream?"

"Kayaknya nggak deh. Tapi itu bukan sembarang es cream, soalnya berkat es cream yang Ega kasih, Lora jadi nggak sedih lagi."

"Dasar bocah," celetuk Aldan dengan tatapan tidak habis fikir.

"Habisin mienya, katanya tadi sakit perut." sela Aldan pada gadis itu.

"Lo juga, anak orang lagi makan, jangan di wawancarai mulu. Waktu istirahat kita nggak banyak."

"Iya-iya."

★★★★★





Zielo{On-going}Where stories live. Discover now