07

11 4 0
                                    

Bell istirahat berbunyi, saat Ziega berniat pergi meninggalkan kelas, dua orang gadis sudah lebih dulu menunggu dirinya di depan pintu.

"Noh dayang-dayang lo Ga," celetuk Alzie saat mendapati 2 wanita cantik yang bisa dirinya tebak jika mereka sama-sama sedang menantikan kehadiran salah satu sahabatnya.

"Kalian berdua mau apa?" tanya Ziega mulai merasa risih dengan aksi terang-terangan Ilora juga Rayza.

"Mau ngajak ke kantin bareng." Sahut Rayza, Ilora bersamaan.

"Gue masih kenyang, kalian aja sono yang ke kantin." Tukasnya dengan suara acuh. Setelah itu, tanpa menunggu respon Ziega berlalu begitu saja meninggalkan mereka berdua.

"Terus itu Ega mau ke mana?" teriak Ilora mengeraskan suara.

"Mau boker. Ngapa? Lo mau ikut?" Sahut Ziega santai.

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Ziega, Ilora bergidik ngeri. "Nggak deh makasih. Lora mau ke kantin aja. Udah laper soalnya."

"Rayza mau ikut Ega?" dengan tatapan polos, Ilora menanyakan hal tersebut kepada gadis di sampingnya.

Kedua mata Rayza melebar. "Gila yakali! Kagak lah. Gue juga ogah ngintilin cowok sampai ke kamar mandi," sahutnya tidak terima.

"Ke kantin aja yuk bareng Lora, Lora nggak ada temen soalnya." Tanpa menunggu persetujuan Rayza, Ilora menarik tangan Rayza begitu saja dan membawanya menuju kantin.

Aksi gadis yang baru saja di kenalnya itu, tentunya membuat Rayza menatap penuh keheranan. Namun, merasa perutnya juga laper, tidak ada salahnya ia mengikuti langkah gadis aneh itu.

"Mereka lucu ya Dan," Alzie terkekeh kecil, sambil menatap interaksi kedua perempuan yang sedang berlomba-lomba memenangkan hati sahabatnya.

"Feeling gue bilang kalau nanti Ilora bisa dapetin hati Ziega," timpal Aldan sambil berjalan meninggalkan kelas, lengkap dengan salah satu tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Ilora berjalan tergesa masih dengan salah satu tangan yang menarik lengan Rayza. Sedangkan yang ditarik-tarik hanya pasrah seolah tidak ingin mengambil pusing dari aksi Ilora yang bisa dibilang cukup lancang.

"Rayza, Rayza suka makan apa?" tanya Ilora kepo, terlebih gadis itu memang di bilang cukup cerewet, sehingga menutup mulut dalam waktu yang lama merupakan salah satu kelemahannya.

"Gue suka makan—" perkataan Rayza terhenti, saat tiba-tiba gadis yang menuntunnya terjatuh karena menabrak seseorang.

"Maaf-maaf Lora nggak sengaja," gumamnya merasa bersalah. Belum lagi saat beberapa buka yang bisa Lora tebak milik gadis yang ditabraknya terlihat berantakan di lantai.

Reflek, Ilora segera bangkit, dan membantu memunguti buku-buku itu, sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya karena merugikan orang lain.

"Maaf ya, sekali lagi Lora minta maaf." Sambil memberikan buku yang baru saja ia kumpulkan, Ilora mendongakkan kepalanya, untuk melihat wajah dari gadis yang baru saja bertabrakan dengan dia.

"Nggak papa, ini salah gue juga kok." Suara lembut dari seseorang seketika membuat Ilora terdiam, dan gadis itu semakin melebarkan kedua matanya saat melihat wajah orang itu.

"Loh?! Rayza kok ada dua?!" Pekik Ilora dengan tatapan herannya, sesekali ia menoleh ke belakang dan ke depan untuk memastikan jika dirinya tidak salah mengenali wajah orang lain.

"Hah?!"

Masih dengan muka bingungnya, Lora menatap kedua gadis itu secara bergantian.

"Dia kembaran gue, Rayla Aeleasha." Sahut Rayza menjawab keheranan Ilora.

Zielo{On-going}Where stories live. Discover now