Bab Tiga Puluh Tujuh

155 28 93
                                    

"Aku yang akan menjadi lawanmu, Dan Leonard," ujar Jean.

Si kesatria pirang itu berlari dengan bilah tombak yang tertuju pada Dan. Jean mengarahkan tombaknya ke perut Dan. Dan tentu saja menangkis serangan itu. Adu senjata yang cukup sulit diikuti mata pun terjadi.

Mereka saling menyerang. Tidak ada yang mengendur sedikit pun. Dan mengayunkan pedang ke bahu Jean, tetapi itu mudah ditangkis Jean. Kesatria langit itu menyerang balik dengan mencoba menusukkan salah satu ujung tombak ke Dan. Dan kembali bisa menangkisnya, tetapi si kesatria pirang langsung memutar tombak dan menggunakan ujung bilah tombak yang lain untuk menyerang Dan.

Dan terus melangkah mundur seiring Jean yang terus bergerak maju ke arahnya seraya menggunakan dua sisi bilah secara bergantian.

"Strengthen."

Cahaya oranye kemerahan muncul menyelimuti seluruh tubuh Dan sebelum laki-laki itu berhasil menangkis tombak Jean. Daya serang Dan sangat kuat. Jika Jean lengah sedikit saja, tombak dengan bilah dua sisi itu bisa hilang dalam genggamannya.

Dan terus melancarkan serangan. Sedikit demi sedikit, dia mulai membuat Jean mundur. Dua bilah pedang yang beradu berdenting keras. Kelopak mata Jean melebar saat melihat Dan berhasil masuk ke pertahanannya.

Laki-laki berambut hitam lurus itu mengeratkan genggaman. Dia bersiap menghunuskan pedang ke perut Jean. Namun, griffin milik Jean menghalanginya. Dia mencengkram bahu Dan lalu membawa Dan pergi menjauh dari Jean.

Dan berusaha melepaskan diri dengan mengayunkan pedangnya sembarangan. Griffin putih itu melepaskan Dan, tetapi Dan sedang berada di udara sekarang. Dan menatap lurus ke depan. Makhluk mistis itu bersiap menyerang dengan sihirnya.

"Kau benar-benar tidak memberiku sedikit waktu, ya," kata Dan pahit.

Si griffin putih menyerang Dan dengan bulu tajam miliknya.

Dan yang baru saja mendarat langsung menghempaskan bulu-bulu tajam griffin dengan gerakan pedang super cepat. Patahan bulu tajam griffin berserakan di tanah, sedangkan beberapa bulu yang berhasil lolos dari pedang Dan terperangkap dalam bola-bola berwarna kuning keemasan yang melayang di belakang Dan. Dan mengarahkan tangan kanannya ke depan. Dia bersiap menyerang balik griffin dengan bulu tajam miliknya sendiri.

"Jangan terburu-buru."

Kelopak mata Dan melebar. Jean sudah menyelinap di dekatnya. Dia mengayunkan batang tombak ke perut Dan sangat kuat sampai berhasil membuat Dan kembali terlempar ke sisi gua.

Dinding gua di sekitar Dan roboh. Jean pasti sudah memperkuat serangannya beberapa kali lipat. Jika tidak, dia pasti tidak akan berhasil melempar tubuh Dan sekuat dan sekencang itu.

Darah segar terlihat mengalir dari pelipis Dan. Dia menatap lurus kesatria pirang yang kembali ditemani oleh hewan peliharaan setianya.

"Sesuai yang diharapkan dari Kesatria Terkuat Fanala. Kau adalah orang pertama yang masih bertahan setelah melawanku dan Gryphie," kata Jean.

Dan hanya terdiam.

"Kau tahu, ini pertama kalinya aku bertarung secara langsung kembali," tambah Jean.

"Kenapa?" tanya Dan seraya bangkit. "Apa rajamu melarangmu bertarung?"

"Aku tidak pernah bisa bertarung sendirian." Jean mengelus leher griffin lembut. "Melakukan pemanggilan membutuhkan banyak Mana. Setidaknya kau akan kehilangan setengah dari keseluruhan Mana yang kau miliki. Itu pun tergantung dengan jenis makhluk yang dipanggil. Semakin tinggi tingkatan dan semakin kuat makhluk yang kau panggil, maka semakin banyak pula Mana yang diperlukan," jelas Jean.

Jilid III. Celena and The Broken Seal [HIATUS]Where stories live. Discover now