Bab Lima

233 39 82
                                    

Seorang wanita muda yang menata sebagian rambut merah tuanya yang panjang terlihat gelisah. Pria berambut cokelat gelap dan perempuan bertubuh tinggi ramping berambut hitam bersiaga di belakangnya.

"Apa mereka benar-benar akan datang?" tanya wanita muda itu cemas.

"Tentu, Yang Mulia. Perwakilan mereka sudah mengirim surat balasan," jawab si pria berambut cokelat gelap.

"Lalu, kenapa mereka belum datang?"

"Raja Reinhard van de Laurent dari Noines memasuki ruang pertemuan!"

Sahutan prajurit dari luar itu langsung membuat si wanita muda bangkit dari kursi. Pintu ruang pertemuan terbuka lebar. Reinhard muncul bersama Raphael dan Gavin yang mengikutinya di belakang.

"Selamat datang di Euza, Raja Reinhard," sambut si wanita muda. "Saya Teresa Scheraize, Ratu Euza. Terima kasih karena Anda telah meluangkan waktu untuk datang kemari."

"Terima kasih atas sambutannya," jawab Reinhard seraya duduk berhadapan dengan Teresa.

"Izinkan saya memperkenalkan dua orang yang menemani saya hari ini. Laki-laki ini adalah Tristan Peterson, penasehat saya. Lalu, perempuan di sebelah kanan saya ini adalah Suzanne Terrence, Jenderal Euza."

"Aku sudah beberapa kali melihat wajah-wajah mereka di medan perang," kata Reinhard menatap Tristan dan Suzanne bergantian.

"Sebuah kehormatan bagi saya bisa dikenali Raja Noines," balas Suzanne sopan.

"Aku tidak ingin berlama-lama. Jadi, apa maksud kalian tahu lokasi sumber Mana?" tanya Reinhard.

"Anda pasti mengetahui sejarah alasan Mana tersegel, bukan?" tanya Teresa.

"Ya," jawab Reinhard yakin disertai anggukan.

"Setelah perebutan Mana yang menimbulkan perang dunia ratusan tahun lalu, Louis Elsburg memutuskan untuk menyegel Mana. Tidak ada yang tahu di mana Louis menyegel kekuatan itu bahkan orang-orang kepercayaannya," lanjut Teresa.

"Perang bisa terjadi kembali pasca Louis meninggal jika ada salah satu di antara mereka yang mengetahuinya," timpal Reinhard.

"Benar. Itulah mengapa tidak ada peninggalan catatan mengenai lokasi penyegelan Mana dari para leluhur kita," tambah Teresa. Wanita muda itu lalu menautkan kedua tangannya. "Namun, ada satu kalimat dari Louis yang mungkin menjadi satu-satunya petunjuk lokasi di mana Mana tersegel."

Reinhard mengernyit. "Apa itu?"

"Dalam buku harian leluhur kami, Louis pernah berkata, Clarion adalah inti Fanala. Jantung Fanala. Dia kuat, tapi juga lemah. Dia harus dilindungi. Itulah mengapa dia dikelilingi empat kerajaan. Jika Noines dan Souna diibaratkan pedang dan tombak, maka Walta dan Eona adalah perisainya," jelas Teresa. Wanita muda itu mengambil jeda. "Apa Anda memahami maksud kalimatnya?"

"Lokasi segel itu tidak berada di Noines dan Souna, melainkan Walta dan Eona," jawab Reinhard setelah terdiam beberapa saat.

"Benar. Louis sangat memahami jika Noines dan Souna adalah kerajaan yang haus akan kekuasaan sehingga akan sangat bahaya jika menyegel kekuatan di sana. Berbeda dengan Walta dan Eona yang lebih fokus mengembangkan wilayah mereka," tambah Teresa yang disertai anggukan. "Namun, izinkan saya mengoreksi ucapan Anda. Dugaan kami, Mana disegel di tiga tempat, yaitu Walta, Clarion, dan Eona."

Reinhard kembali mengernyit.

"Tristan, tolong petanya," pinta Teresa seraya mengangkat tangan kanannya.

Laki-laki berambut cokelat gelap itu mengangguk dan dengan sigap menggelar peta besar di hadapan mereka.

"Clarion adalah inti Fanala. Ini bisa kita simpulkan bahwa sumber Mana terbesar ada di sana. Sejujurnya, ini bukanlah hal yang mengherankan jika Clarion memilikinya karena Louis sendiri adalah pendiri kerajaan itu."

Jilid III. Celena and The Broken Seal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang