Bab 27

1.2K 39 2
                                    

Dengan emosi yang memuncak memenuhi hatinya, Rara terus berjalan menuju mobilnya, bahkan panggilan dari Chandra tidak ia hiraukan yang memang masih mengikutinya dari belakang, entah mengapa Rara ingin sekali cepat sampai di Rumah dan menumpahkan segala kekecewaannya pada El.

Sebal dengan Rara yang sama sekali tidak menghiraukannya, Chandrapun bergegas berjalan lebih cepat bermaksud untuk menghalangi jalan Rara, hingga ia berhasil menghadang tepat didepannya, membuatnya terhenti.

"Minggir!!" Perintah Rara menatap Chandra yang menghalangi jalannya.

"Ra, aku hanya ingin tau apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Tanya Chandra.

"Kau juga akan tau Ndra, biarkan aku pulang yah." Jawab Rara seketika menunjukkan senyum tipisnya, dia tau Chandra pasti mengkhawatirkannya terlihat sekali dalam raut wajahnya.

"Aku temani yah, Ra aku tau kau sedang tidak baik baik saja sekarang, aku mengkhawatirkanmu, biarkan aku mengantarkanmu pulang yah." Tawar Chandra merasa iba, lagi lagi ia harus mengetahui jika El kembali menyakitinya dengan cara mengulang kesalahan yang sama.

"Aku tidak apa apa, kau tenang saja, bukankah kau tau aku sudah terbiasa seperti ini, jadi aku tau apa yang harus aku lakukan, jangan mengkhawatirkanku, aku baik baik saja, dari dulu kau juga tau aku mampu melewati ini semua, jadi biarkan aku pulang sendiri, oh iya kau tenang saja jika aku membutuhkan bantuanmu lagi, aku pasti mengabarimu, terima kasih sudah membantuku hari ini." Terang Rara memeluk Chandra sebentar bagai adiknya.

"Baiklah, aku percaya padamu, hati hati dijalan." Jawab Chandra seraya membelai pipi Rara lembut dan dibalasnya dengan menganggukkan kepalanya diikuti langkahnya pergi dari sana.

"Aku harap kau memang mampu melewatinya Ra, karena ini bukanlah yang pertama El menyakitimu, tapi yang membuatku tidak habis fikir kenapa El begitu tega mengulang penghianatan ini." Gumam Chandra dalam hati menatap punggung Rara yang pergi meninggalkannya.

Kembali pada Rara yang sekarang tengah mengendarai mobilnya bahkan dengan kecepatan tinggi, setinggi rasa kecewanya saat ini, entah mengapa kali ini ia tidak bisa tinggal diam, menurutnya El benar benar tidak menggunakan kesempatannya dengan baik malah makin mempermainkan dirinya.

Tak berapa lama iapun sampai dan bergegas turun dari mobilnya berjalan menuju rumahnya hingga ia masuk dan melihat El dan kedua anaknya tengah duduk bersama, bahkan terlihat tengah bercanda.

"Sayang kau sudah pulang?" Sapa El berdiri mendekati dengan kedua anaknya yang tersenyum memperhatikan.

"PLAK" Tamparan keras mengenai pipi seorang El dengan tiba tiba, Rara menamparnya dihadapan kedua anaknya, dengan El yang memegang pipinya menahan sakit bekas tamparan yang Rara layangkan, Vina dan Vano yang melihatnya seketika melotot memperhatikan.

"Apa yang kau sembunyikan dariku?" Tanya Rara tajam tanpa berbasa basi membuat El seketika terdiam dan bertanya tanya apa maksud dari pertanyaan istrinya tersebut dan tamparan yang dirasakannya saat ini.

Ditempat lain Aya dan Ernan yang memang tidak mengetahui jika pembicaraannya didengar oleh Rara dan Chandra akhirnya berpindah tempat menuju Apartemen, sesuai permintaan Ernan sendiri dia ingin Aya menemaninya malam ini, hanya saja tidak seperti biasanya Aya ragu untuk menginap kembali hari ini, entah mengapa malam ini perasaannya tidak enak.

"Kau kenapa?" Tanya Ernan, sekarang mereka tengah duduk berdekatan.

"Em aku ingin pulang." Jawab Aya.

"Tidak boleh, kau harus menemaniku malam ini Ay, aku menginginkanmu, besok pagi saja kau pulangnya yah." Tolak Ernan.

"Perasaanku tidak enak malam ini Nan, tidak begitu nyaman." Jawab Aya jujur, karena ia memang merasakan ketidak nyamanan saat ini.

Istri yang Ku HianatiWhere stories live. Discover now