Bab 11

1.9K 58 1
                                    

Terik matahari pada siang itu membuat El seketika menunjukkan senyum cerahnya, dia benar benar melihat Rara istrinya tersebut, iapun membeku menatapnya seakan terhipnotis dengan paras cantiknya yang dulu tidak pernah berubah dalam pandangannya diikuti dengan rasa cintanya yang kini memang memenuhi hatinya, lain halnya dengan Rara yang tidak melihatnya, setelah ia berteriak memanggil kedua anaknya dering ponselnya berbunyi membuat ia mengalihkan pandangan dan segera mengangkat sambungan telfon tersebut yang tidak lain adalah Chandra, dia mengabarkan jika ia sudah menunggu di Rumahnya mengatakan jika ada yang ingin disampaikan.

Vano dan Vina yang memang sudah mendengar panggilan dari ibunya tersebut seketika langsung bergegas masuk ke dalam mobil dan pamit pada El, sayang sekali karena matanya yang masih tertuju dengan Rara ia bahkan tidak mendengar kedua anaknya pamit padanya.

Ketika kaca jendela mobil yang ditumpangi Rara mulai terlihat menutup, Elpun segera mengambil alih kesadaran, kemudian dengan cepat melangkahkan kakinya bermaksud menghampirinya tapi sayang sekali mobilpun berjalan meninggalkannya dengan ia yang berteriak memanggil.

"RARA!!!" Teriaknya melihat mobil sudah jauh meninggalkannya, disana dia juga melihat Vano dan Vina sudah tidak ada.

"Sial, aku harus mengejarnya." Gumam El berbicara sendiri bergegas berlari menuju mobilnya bermaksud untuk mengejar.

Ketika El ingin mengejarnya, terdengar bunyi ponselnya berdering membuatnya sebal bukan main "Kenapa ditengah keadaan genting seperti ini, ada saja penganggu." Gerutunya sebal segera mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Iyah!! ada apa!!" Bentak El kesal.

"Jangan membentak ayah!!" Jawab seseorang diseberang sana yang tidak lain adalah Aditama.

"Ma maaf ayah." Jawab El seketika tidak enak.

"Kau pulang sekarang, ada yang ingin ayah tanyakan dan ini penting."

"Tapi ayah aku."

"Tidak ada tapi tapian, pulang sekarang." Perintah Aditama diikuti sambungan terputus.

Elpun menghela nafas kasar, menurutnya kondisi ini benar benar kurang tepat, diapun lebih memilih untuk pulang menemui orang tuanya, walau dalam hati ia sangat menyayangkan kesempatannya mengejar Rara yang sekian lama meninggalkannya bahkan sekian lama ia cari, tapi dia juga bertanya tanya dan menaruh curiga pada Vano dan Vina, apakah mereka anak Rara tapi dengan siapa, batinnya menduga dengan dirinya tapi ia juga menyangkalnya, dia tidak merasa menghamili Rara menurutnya tidak mungkin, lantas mereka berdua anak Rara dengan siapa, tapi jika melihat Vano dia seperti melihat dirinya sendiri dimasa kecilnya, membuatnya binggung.

"Sebenarnya siapa kedua anak itu?" Gumam El dalam hati penasaran.

Kembali pada Rara yang sekarang sudah sampai di rumahnya, iapun menyuruh kedua anaknya mengganti baju seragam sekolahnya dan beristirahat, mereka berduapun menurutinya saja dengan Rara yang pergi menemui Chandra menuju teras depan rumahnya.

"Ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan? sepertinya penting sekali sampai repot repot datang pada jam makan siang begini, sebentar lagi waktunya kau kerja Ndra." Ucap Rara to the point.

"Kelamaan kalau harus menunggu aku pulang kerja Ra, ini penting dan aku tidak mau terlalu lama menundanya." Jawabnya.

"Memangnya hal penting apa?"

"Kau tau? Aya sudah menceritakan pertemuannya denganmu pada El, dia sudah menceritakan semuanya, El juga sudah tau alasan sebenarnya kau pergi meninggalkannya waktu itu." Jelasnya membuat Rara hanya bisa menunjukkan senyum kecilnya.

"Sudah aku duga, ini semua akan terungkap begitu cepat, jika aku sudah kembali kesini." Jawab Rara santai.

"Maksudmu?"

Istri yang Ku HianatiWhere stories live. Discover now