Bab 10

2.6K 68 1
                                    

Kepergian Vina membuat El kembali merindukan Rara, sekaligus mengobati kerinduannya, dia melihat Vina seperti melihat Rara istrinya tersebut, tapi yang menjadi pertanyaan dalam benaknya kenapa gadis kecil itu sangat mirip dengan Rara, apa dia adalah anak Rara batinnya menduga duga, apa mungkin Rara sudah menikah lagi dengan pria lain, dan melahirkan seorang anak perempuan yang ditemuinya, fikiran berkecambukpun memenuhi isi dalam fikirannya.

"Aku akan datang kembali besok, untuk melihatnya kembali, sepertinya dia sekolah tidak jauh dari taman ini." Gumam El berbicara sendiri.

Kembali memandang sapu tangan milik Vina seraya tersenyum teringat ia begitu menggemaskan dimata El, menurutnya ia benar benar melihat sosok Rara kecil pada diri Vina, dengan mengenggam sapu tangan tersebut secara tidak sengaja El juga reflek menciumnya tapi seketika ia juga syok merasakan ingatannya kembali pada Rara.

"Mint dan lemon." Batinnya berbicara mencium aroma parfum dalam sapu tangan, bau aroma parfum tersebut adalah kesukaan Rara membuatnya seketika tidak percaya.

"Siapa gadis kecil itu?" Gumamnya kembali berbicara sendiri.

Dalam perjalanan, Vina dan Vano menuju rumahnya, Vina seketika teringat dengan pria yang ia temui sama persis dengan kakaknya yang sekarang tengah duduk disampingnya, lalu ia juga teringat sapu tangannya ketinggalan karena ia memberikannya pada pria tersebut membuatnya menepuk keningnya.

"Ada apa?" Tanya Vano melihat adiknya menepuk keningnya sendiri.

"Sapu tanganku ketinggalan kak di om om tadi." Jawabnya.

"Om? om siapa Vin?" Tanyanya heran.

"Em aku tidak menanyakan namanya, tapi kak om yang aku jumpai tadi tengah menangis." Jawabnya.

"Menangis? kenapa ada seorang pria dewasa menangis, cenggeng banget." Jawab Vano begitu menyebalkan seraya meminum air mineralnya.

"Om yang kau sebut cenggeng tadi sangat mirip sekali denganmu lo kak, aku berasa melihatmu diversi dewasanya." Celoteh Vina.

Vano yang mendengar itu seketika menyemburkan air minum yang tengah diminumnya hingga ia tersedak sampai terbatuk batuk, Vina yang melihatnya dengan reflek menepuk nepuk punggung kakaknya pelan.

"Ya ampun kak, pelan pelan minumnya." Tegur Vina.

"Aku tersedak begini karena mendengar ungkapanmu yang tidak masuk akal itu, mana ada mirip denganku Vin, kau ada ada saja." Jawab Vano setelah merasa lebih baik dari tersedaknya.

"Ia itukan menurutku kak, percaya atau tidak ya terserah kaulah." Jawab Vina santai.

Vanopun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, seakan tidak mempercayai ungkapan adik kembarnya tersebut, lalu merekapun terdiam tanpa berbicara kembali beralih melihat pemandangan di jendela kaca mobilnya.

*Dikantor El Rian...

Chandra yang kini tengah berkutat dengan pekerjaannya, seketika menghentikannya mendengar big bosnya menghampiri dan menyuruhnya untuk menuju ruangannya mengatakan jika ada hal penting yang ingin ditanyakannya.

Tanpa berlama lama Chandrapun segera mengikuti El menuju ruangan pribadinya, dan bertanya tanya dalam hatinya, perihal apa yang ingin ditanyakan big bosnya tersebut, sekarang diruangan El berada Chandra berdiri menghadap El yang tengah duduk dihadapannya sembari menatapnya serius, tapi ia juga seketika terpana melihat sapu tangan yang sama persis milik Vina dimeja El, karena Vina memang menyukai sapu tangan dan selalu dibawanya kemanapun ia pergi.

"Sebelumnya aku tidak pernah menaruh curiga padamu, hanya saja aku baru mengetahui hal tak terduga hari ini." Jelas El tapi hanya membuat Chandra mengerutkan alis.

Istri yang Ku HianatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang