Bab 20

1.5K 25 1
                                    

Malam itu kehangatan tercipta dalam diri seorang Aya dan Ernan, mereka berdua memang memadu kasih untuk sekedar menghilangkan sejenak fikiran kalut Aya saja, berbeda dengan Ernan yang memang mempunyai niat terselubung perihal itu, seperti keinginannya ia benar benar akan mengikat Aya untuk menjadi miliknya dan tanpa Aya sadari dia bahkan sudah terjatuh dalam lingkaran kepemilikan seorang Ernan.

"Kalaupun hanya ada El dihatimu, tak mengapa bagiku, tapi setidaknya aku punya celah sedikit untuk mengikatmu agar terus bersamaku Ya dan itu selamanya." Gumam Ernan dalam hatinya.

*Keesokkan paginya...

Rara yang memang sudah terbiasa bangun lebih awal, kini tengah disibukkan membuat sarapan untuk kedua anak dan suaminya.

"Ibu." Panggil kedua anaknya yang memang sudah terbangun dengan Rara yang menolehkan pandangan.

"Loh? anak anak ibu sudah bangun, tumben?" Jawab Rara.

"Berasa asing tidur disini bu, jadi bangun cepet." Jawab Vano.

"Iya bu, Vina juga semalam nggak begitu nyenyak tidurnya." Disusul Vina.

"Em mungkin karena kalian belum terbiasa saja sayang, apa kalian lapar?" Tanya Rara mengalihkan pembicaraan.

"Lapar bu, tapi dimana ayah? apa belum bangun?" Jawab Vina dengan Vano yang terdiam.

"Sepertinya belum sayang, ayah ada dikamar tamu, apa kau mau membangunkannya, ibu belum selesai memasak sayang, nanggung."

"Baiklah, biar aku membangunkan ayah yah, em kak Van mau ikut?" Ajak Vina

"Nggak, kau saja sanah, aku menemani ibu saja." Tolak Vano malas.

Vinapun hanya menganggukan kepalanya saja lalu pergi dari sana menuju kamar tamu untuk membangunkan El ayahnya tersebut, begitu sampai didepan pintu kamar Vinapun mengetuk pintu seraya memanggil tapi tak ada jawaban, diulanglah untuk yang kedua kalinya, tetap saja tidak ada jawaban, iapun lebih memilih untuk masuk saja, kebetulan kamarnya tidak dikunci membuatnya bisa masuk.

"Ayah" Panggil Vina pelan berjalan mendekati ayahnya yang memang masih tertidur.

Dengan senyum jahilnya Vinapun mulai mendekati dan naik ke ranjang dengan maksud membangunkan El seraya berteriak ditelinganya.

"AYAH!!! BANGUN!! SUDAH SIANG!!!" Teriaknya ditelinga El membuatnya langsung terbangun dan terduduk, sembari membuka matanya dengan sempurna dan melihat putri kecilnya terkekeh dihadapannya sembari duduk.

"MasyaAllah nak, kenapa membangunkan ayah begitu, telinga ayah sakit." Keluh El seraya memegangi telinganya yang berdenggung.

"Itu adalah cara membangunkanmu ala diriku ayah." Jawab Vina terkekeh membuat El gemas lalu mencubit pipi putrinya tersebut pelan.

"Oh iyah, padahal ibu tidak pernah membangunkan ayah dengan cara berteriak begitu sayang." Ucap El gemas.

"Kan aku sudah bilang ala diriku ayah, jangan samakan dengan ibu, aku ya aku." Jawab Vina riang dengan El yang menganggukkan kepalanya saja seraya tersenyum dan membelai rambut putrinya dengan sayang.

Dia tidak menyangka sudah menjadi seorang ayah sekarang, dan pagi ini ia juga sangat bahagia dibangunkan oleh putri kecilnya tersebut benar benar seperti mimpi baginya bisa menjadi seorang ayah, dan rasanya begitu membuatnya bahagia.

"Mana kakakmu?" Tanya El mulai beranjak dari ranjang seraya menggendong Vina.

"Ada didapur ayah menemani ibu." Jawab Vina mengalungkan tangannya ke leher El karena berada digendongan ayahnya tersebut.

"Baiklah, kita menyusul kesana yah." Jawab El bersemangat dengan Vina yang menganggukan kepalanya.

El berjalan menuju dapur dengan menggendong Vina, sambil mencium pipi putrinya tersebut gemas, dengan Vina yang mengeluhkan jika El belum mandi dan masih bau, membuatnya terkekeh.

Istri yang Ku HianatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang