Bab 22

1K 24 1
                                    

*Keesokan paginya...

Pagi ini Rara dan kedua anaknya pamit kepada Herlambang dan juga Ayu bermaksud untuk tinggal di Rumah Rara yang dulu ditempatinya bersama El, menurutnya ini untuk kebaikan bersama, seperti biasa Chandra yang ditugaskan untuk mengantarkan.

"Nenek pasti akan merindukan kalian berdua." Ucap Ayu memeluk Vina dan Vano bergantian sembari mencium pipi keduanya dengan sayang.

"Aku juga akan merindukan nenek, kapan kapan nenek berkunjung kesana, em atau mungkin aku yang berkunjung kesini, bagaimana?" Jawab Vina.

"Boleh sayang, kita tinggal mengatur waktu saja yah." Ucap Ayu tersenyum.

"Kakek Ambang, aku juga akan merindukanmu." Sela Vano terkekeh.

"Elvanooo?" Panggil Rara pelan bermaksud menegur, karena Herlambang tidak suka Vano memanggilnya dengan sebutan kakek Ambang.

"Hehe iya bu, aku cuma bercanda, kakek peluklah aku, aku pasti merindukanmu, tidak bisa meledekmu lagi juga." Jawab Vano makin terkekeh dengan Herlambang yang mendekati dan langsung memeluknya.

"Aku juga akan merindukan cucu tengil sepertimu, jaga ibumu disana yah, jangan biarkan ayah menyakitinya kembali, kakek percayakan putri kakek padamu, kau kan anak laki laki." Ucap Herlambang memberi wejangannya.

"Siap kek, kau tenang saja, ibu aman bersamaku, jika ayah berani menyakiti ibu, aku akan mencincangnya." Jawab Vano bersemangat, membuat semua orang menampilkan senyumnya begitu juga dengan Rara.

"Sepertinya sudah waktunya berangkat Sekolah, ayo keponakanku yang cantik dan juga tampan, saatnya pergi ke Sekolah." Sela Chandra ikut menimpali.

"Baiklah om Chan." Jawab Vina dan Vano bersamaan.

Dengan segera Vina, Vano dan Chandra segera masuk kedalam mobil terlebih dahulu, dengan Rara yang memeluk kedua orangtuanya bergantian.

"Jaga dirimu baik baik nak, pulanglah kesini jika kau merasa tidak betah, Rumah ayah selalu terbuka lebar untukmu." Ucap Herlambang seraya membelai rambut putrinya tersebut.

"Aku sudah menjadi ibu ayah, kau tidak usah khawatir, tempat terbaik yang ku punya untuk berlari adalah kalian berdua, aku hanya minta doa dari kalian agar aku selalu menjadi wanita yang kuat dan juga ibu yang baik untuk kedua anakku." Jawab Rara tersenyum.

"Kau putri ibu yang terbaik, kau mampu sayang melewati semua ini, ibu percaya padamu." Sela Ayu seraya mencium kening Rara.

"Baiklah ibu ayah, aku pamit jaga kesehatan kalian, aku juga akan sering sering datang menjengguk." Pamit Rara mencium punggung tangan kedua orang tuanya lalu segera masuk kedalam mobil.

"Dah nenek kakek." Pamit Vina dan Vano melambaikan tangannya dijendela mobil dan dibalas keduanya dengan melambaikan tangan juga.

Mobilpun segera melaju meninggalkan kedua orang tua Rara, yang masih menatap kepergiannya, mereka merasa tidak rela jika jauh dari putrinya, tapi bagaimana putrinya tersebut sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri.

"Aku tidak menyangka, putrimu sudah menjadi ibu sekarang, dan dia benar benar tumbuh dengan jiwa keibuan yang begitu kuat dan tangguh." Ucap Herlambang.

"Dia sepertimu mas, dia mewarisi sebagian sifatmu, begitu santai, kuat, tenang dan juga sangat baik." Jawab Ayu.

"Kau benar, semoga putri kita bisa melalui semua ini dengan baik, dan pastinya kebahagiaan akan cepat menyertainya, sebagaimana cobaan yang sudah dilaluinya." Jawab Herlambang membenarkan.

"Semoga saja, kita doakan saja yang terbaik." Ucap Ayu.

Ditempat lain Aya yang memang masih menaruh sebal pada El tidak kunjung keluar dari kamar, hingga El berinisiatif untuk mendatanginya ke kamar tamu yang ditempatinya lalu mengetuk pintu.

Istri yang Ku HianatiWhere stories live. Discover now