Extra Chapter

12.2K 1K 14
                                    

Pagi hari di kediaman Gillmore. Jethro dan yang lainnya terlihat tengah sarapan bersama di ruang makan.

"Kak, apa rencana mu hari ini?" Tanya Louie pada Jethro begitu mereka sudah menyelesaikan sarapannya.

"Tidur." Jawabnya singkat.

Louie tentu saja cemberut begitu mendengar jawaban dari Jethro. Tidur katanya? Hari libur seperti ini seharusnya dihabiskan untuk bermain atau berjalan-jalan, bukan?!

"Biarkan kakak mu beristirahat, sayang." Sahut Lucie pada sang anak.

Louie semakin cemberut setelah mendengar perkataan sang mommy, "Membosankan...." Ucapnya.

"Bagaimana dengan kak Hayes? Apa rencana kakak hari ini?" Louie bertanya pada sang kakak.

Hayes terlihat berpikir, "Ah! Kakak baru mengingatnya. Hari ini daddy mengajak kakak untuk pergi ke kantor." Jawabnya.

Louie sedikit tidak puas begitu mendengar jawaban sang kakak, "Ke kantor? Pasti daddy menyuruh kakak untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang membosankan itu."

Hayes mengangguk, sedangkan Matteo yang mendengar itu hanya mendengus pasrah.

Lucie terkekeh pelan begitu melihat wajah Louie yang cemberut, "Sayang, kamu juga ada les piano hari ini bukan?"

Louie menatap sang mommy dengan raut bingung, "Ini hari libur mom." Katanya.

"Mommy tahu, tapi les hari ini menggantikan yang minggu kemarin. Waktu itu kamu sempat bolos, apa mommy salah?" Lucie menatap si bungsu dengan senyum tipisnya.

Louie menggeleng pelan, ia juga menghindari tatapan tajam daddy nya yang sekarang mengarah padanya.

"Bolos, hm?" Matteo menatap Louie dengan satu alisnya yang naik.

"Anak nakal." Sahut Jethro mengompori.

Louie terlihat gelagapan, "Daddy, aku minta maaf. Saat itu teman-teman ku mengajak bermain basket dan aku tidak bisa menolaknya. Lagipula, aku hanya bolos satu kali." Jelasnya, lalu menengok pada Jethro dengan tatapan tajamnya, "Aku tidak nakal! Kakak yang nakal!" Marahnya.

Jethro hanya terkekeh pelan begitu melihat tatapan Louie yang seperti anak kucing, tidak seram sama sekali.

"Jethro, jangan menjahilinya. Bocah itu akan menangis nantinya." Sahut Andrew dengan tawa gelinya.

"Aku tidak akan menangis! Aku seorang laki-laki tahu!" Seru Louie dengan kepalan tangannya.

"Hm? Lalu air apa yang berlinang di matamu itu, apa aku salah lihat ya?" Tambah Andrew.

Dan benar saja, Louie dengan sekuat tenaga menahan agar air matanya tidak keluar. Wajahnya pun sudah berubah menjadi merah.

"Boys, berhentilah menjahili adik kalian." Ucap Gillmore yang sedari tadi memperhatikan.

Alora yang duduk berdekatan dengan Gillmore pun ikut menggelengkan kepala begitu melihat tingkah laku para cucunya, "Kalian kompak sekali ya, jika soal menjahili Louie." Kekehnya.

"Sudah, sekarang siap-siap sana. Guru les mu akan segera datang." Ucap Lucie pada si bungsu.

Louie hanya mengangguk lesu, sedangkan Jethro yang duduk di sebelahnya mengusak rambut anak itu dengan gemas.

Louie diam-diam tersenyum senang sebelum dirinya melenggang pergi dari sana.

Jethro terkekeh pelan, "Sebenarnya berapa umur dia?" Pikirnya bertanya-tanya.

Louie de Romanova, si bungsu keluarga Romanova yang memang sedikit dimanja oleh yang lainnya. Walaupun begitu, dia adalah anak yang cerdas dan selalu mengerti akan keadaan. Ada waktunya dimana anak itu akan terlihat dewasa dan terkadang juga kekanak-kanakkan. Louie adalah satu-satunya anggota keluarga Romanova yang tidak terlalu mengenal gelapnya dunia bisnis Romanova. Bisa dikatakan, anak itu tidak tertarik dengan dunia bisnis Romanova.

Game OverWhere stories live. Discover now