Chapter 6

17.2K 1.4K 16
                                    

Rule No.6

Prove your sacrifice

***

"Ayana?"

Jethro benar-benar merasa terkejut begitu melihat wajah cantik Ayana dihiasi dengan beberapa lebam keunguan.

"M-mas, sedang apa disini?" Tanya Ayana sembari berusaha menutupi lebam yang ada di wajahnya dengan kain kerudung yang ia pakai.

Jethro menghampiri Ayana dengan panik membuat wanita itu reflek melangkah mundur kebelakang sedikit menjauh.

"Apa yang terjadi padamu?!" Jethro benar-benar berusaha menahan rasa amarahnya juga hatinya yang terasa sakit begitu melihat keadaan wanita dihapannya itu.

"A-aku terjatuh d-dari sepeda....." Ayana dengan terpaksa berbohong. Wanita itu tidak ingin Jethro tahu kebenarannya. Ia tidak ingin pria dihadapannya ini ikut terseret ke dalam masalahnya.

Jethro mengeraskan rahangnya, ia tahu Ayana berbohong padanya. Tidak mungkin lebam separah itu disebabkan hanya karena terjatuh dari sepeda. Jikapun benar, seharusnya ada beberapa bagian yang memiliki luka gores.

"Ayana." Geram Jethro.

Ayana menggeleng sembari berusaha menahan tangisnya.

Jethro yang melihat raut wajah Ayana berubah sendu, ingin sekali rasanya menarik tubuh Ayana ke dalam pelukannya.

"Maaf." Ucap Jethro begitu mendengar isak tangis Ayana yang mulai terdengar.

Ayana menangis pilu pada akhirnya, sedangkan Jethro memilih diam memberi waktu untuk Ayana mengeluarkan semua emosinya yang tertahan.

"Hikss a-ayah maafkan aku....." Lirih Ayana.

"Ayah?"

Jethro lagi-lagi terbangun dengan deru nafas tak beratur juga keringat yang membanjiri tubuhnya. Mimpi yang datang kali ini bukanlah mimpi indah.

Jethro menegak botol berisi air minum di atas nakasnya dengan rakus. Detak jantungnya masih terdengar cepat. Pria itu berusaha mengontrol dirinya agar cepat tenang.

Jethro menghela napas, "Sayang, lain kali datanglah padaku dengan senyumanmu." Gumam Jethro sebelum dirinya melangkah masuk ke kamar mandi. Hari ini adalah hari pertamanya menjabat sebagai pemimpin cabang yang baru.

Sedangkan di lantai bawah, seperti biasa para pelayan melakukan tugasnya untuk menyiapkan sarapan, namun ada yang berbeda kali ini. Adeline, Freya dan Rosalie pun terlihat ikut membantu menyiapkan sarapan untuk hari ini.

"Tumben sekali ya kalian datang ke meja makan tepat waktu." Cibir Freya begitu melihat sang suami begitupula dengan yang lainnya sedang berjalan menghampiri mereka.

"Tumben sekali ya tante dan yang lainnya ikut menyiapkan sarapan." Balas Charles tanpa beban.

Freya melotot pada Charles begitu mendengarnya, "Anakmu Rosalie!"

"Siapa juga yang bilang aku anakmu?" Seru Charles.

"Hentikan, jangan membuat keributan di pagi hari." Sahut Dirgantara yang terlihat sudah duduk ditempatnya.

"Cepat duduk di kursi kalian, opa akan segera datang." Suruh Diego pada yang lainnya.

"Selamat pagi." Sapa Jethro dengan pakaian formalnya begitu ia menampakkan dirinya disana.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang