Chapter 3

18.9K 1.6K 32
                                    

Rule No.3:

Don't trust everything you see, even salt looks like sugar

***

"Mas, kamu berharga dan berhak bahagia. Tidak perlu takut, semua akan baik-baik saja."

Kedua mata Jethro terbuka, deru nafasnya terdengar tidak teratur. Pria itu selalu saja bermimpi tentang seseorang yang ia cintai. Dirinya benar-benar belum terlepas dari kenangan masa lalunya.

Jethro menghela napas, "Jam berapa ini?" Lirihnya.

Sudah pukul 8 malam, Jethro tertidur cukup lama. Bahkan dirinya tidak sempat makan sedari pagi membuat tubuhnya sedikit lemas.

Jethro bangun dan berjalan menuju balkon kamarnya. Pria itu ingin merokok sebentar saja sebelum ia turun kebawah untuk makan.

Kepulan asap keluar dari mulutnya begitu Jethro menghisap rokok yang diapit disela jarinya. Pria itu terdiam sembari memandangi langit malam yang tidak terlihat satupun bintang disana.

"Ayana, kau merindukanku bukan?" Lirihnya begitu ia selesai merokok. Pria itu merasa cukup dengan hanya menghabiskan dua batang rokok.

Jethro masuk kedalam kamarnya lalu bersiap-siap untuk membersihkan dirinya.

"Sejak kapan anak itu merokok?" Dirgantara menatap balkon kamar putra keduanya dari lantai bawah dengan tatapan heran. Beberapa menit yang lalu, dirinya tidak sengaja melihat Jethro yang sedang merokok disana. Dirgantara benar-benar dibuat terkejut oleh perubahan Jethro untuk yang kedua kalinya.

Dirgantara menghela napas, "Tidak mungkin seseorang berubah sedrastis itu bukan?" Lirihnya.

Kembali pada Jethro, pria itu menghabiskan waktu 15 menit untuk mandi dan berpakaian. Jethro berjalan keluar kamar dan menuju lantai bawah setelah selesai dengan urusannya. Dirinya bisa mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol begitu ia menginjakkan kaki ditangga paling akhir.

"Kak Jethro!" Suara seseorang memanggilnya begitu ia sampai di lantai bawah. Alice, sepupu perempuannya menatapnya dengan senyuman. Ketiga sepupu yang lebih muda darinya itu memang tidak sempat bertemu dengannya sore tadi disaat ia sampai.

"Sialan! Apa benar dia si pecundang?! Bagaimana dia bisa berubah menjadi sangat tampan?!" Batin Alice yang terkejut, namun masih tetap mempertahankan senyumnya.

Charles dan Jace yang juga berada disana hanya terdiam kaku dengan wajah melongo begitu mereka melihat Jethro yang baru saja datang. Niat mereka yang ingin mempercundangi Jethro lenyap begitu saja begitu melihat tubuh tinggi dan gagah itu ada di depan mereka. Mereka berdua menciut.

Jayden mendengus melihat reaksi adiknya dan Charles. Pria itu tidak senang mengetahui fakta yang ada.

"Ethan, diskusikan tugasmu dengannya." Bisik Jayden pada Ethan yang ada disampingnya terlihat sibuk dengan handphonenya.

"Rancangan yang akan kau perlihatkan pada opa, seret dia bersamamu." Jayden menatap punggung Jethro yang perlahan menghilang menuju dapur itu dengan seringainya.

"Oh ayolah kak, Jethro tidak akan mampu! Yang ada dia hanya ikut mempermalukanku juga didepan opa!" Sungut Ethan tanpa mengalihkan tatapannya dari handphone nya.

"Ck, kau bodoh! Limpahkan semua kesalahanmu padanya! Lagipula, karyamu itu buatan orang lain yang kau bayar!" Ucap Jayden dengan tatapan sinisnya.

Ethan meletakkan ponselnya nya kasar, ia menatap Jayden tajam, "Sebaiknya kau tutup mulutmu kak! Akupun mengetahui rahasiamu!"

Game OverDonde viven las historias. Descúbrelo ahora