Chapter 19

14.5K 1.4K 17
                                    

Rule No.19

"Who knows what will happen to you in the future"

***

Jethro tersenyum senang sembari mengendarai mobilnya di jalanan yang cukup padat. Pria itu terlihat sangat puas begitu mendengar jawaban yang diberikan Tiago padanya beberapa waktu lalu.

"Aku tidak bisa sepenuhnya berjanji padamu, namun aku akan mengusahakannya."

Walaupun Jethro tidak mendapatkan janji yang pasti, setidaknya ia sudah melakukan langkah pertamanya untuk mendapatkan pion. Tenang saja, Tiago bukanlah pria bermulut besar, lagipula masa depan sang kekasih berada ditangannya.

Tin Tin Tin

Jethro berdecak kesal begitu mendengar suara klakson yang tiba-tiba saja bersahutan. Ayolah, tidak bisakah mereka melihat lampu lalu lintas yang sedang berwarna merah. Lagipula percuma saja mereka mengklakson seperti itu, mobil di depannya tidak akan bisa maju karena masih berlampu merah.

Tin Tin Tin Tin

"Sialan!" Jethro memukul setirnya begitu mendengar klakson yang bersahutan menjadi lebih banyak.

"Sebenarnya ada ap—"

"PAK! KELUARLAH DARI MOBIL!"

Jethro mengerutkan dahinya begitu mendengar seseorang berteriak dan mengetok kaca mobilnya keras. Ia menurunkan kaca mobilnya berniat untuk memarahi orang tersebut namun,

"Pak! Cepatlah keluar!" Teriak orang itu.

"Ada apa?!" Tanya Jethro. Kenapa banyak orang yang berlarian dan keluar dari mobil mereka dengan panik dan tergesa?

"HEI CEPATLAH! MOBIL BERMUATAN GAS ITU TERBAKAR!"

Belum sempat Jethro mengeluarkan suaranya, seseorang yang memperingatinya sudah terlebih dahulu berlari dengan kencang.

TIN TIN TIN

"Sial!" Jethro yang terbawa panik berusaha melepaskan sabuk pengamannya yang entah mengapa harus macet disaat-saat seperti ini.

"CEPAT! ADA MOBIL BERMUATAN BAHAN BAKAR DI DEPANNYA!"

Sabuk pengaman itu akhirnya terlepas secara paksa oleh Jethro. Ia yang baru saja keluar dari mobil bisa melihat bagaimana asap dan api yang sudah membesar dari belakang sana.

"Bunda! Hiksss....bunda!"

Jethro melirik anak kecil di dekatnya yang sepertinya terpisah dengan sang ibu. Letak mobilnya benar-benar berada di tengah, terhimpit oleh mobil-mobil yang lain yang sebelumnya sedang berhenti karena lampu lalu lintas yang sedang menunjukkan warna merah.

"Hiksss bunda!"

Jethro memutuskan untuk menggendong anak tersebut dan cepat-cepat membawanya pergi dari sana. Di tengah kepanikan seperti ini, rasanya benar-benar sulit untuk bergerak bebas apalagi terhalang dengan banyaknya pintu mobil yang terbuka sembarangan. Benar-benar menghalangi pergerakan semua orang disini!

Suara ledakan kecil mulai terdengar oleh semua orang di sana. Jalanan besar yang awalnya terlihat luas dan lega, seolah berubah menjadi sempit ketika semua orang yang sedang dalam keadaan panik berlari berusaha menyelamatkan nyawa mereka.

Jethro yang juga sedang berusaha untuk keluar dari kerumunan menggeleng pelan begitu menyadari jika kondisi disekitarnya sudah benar-benar tidak terkendali. Tidak ada seorangpun yang mengarahkan, semuanya sudah terlanjur panik.

"Tuan, sepertinya ini pertemuan kita untuk pertama dan yang terakhir kalinya, ya..."

Jethro menoleh pada seseorang yang tadi berbicara padanya. Ia bisa melihat jika seseorang itu menatap kearah yang sebaliknya, dia menatap kearah kebakaran yang sedang terjadi.

Game OverWhere stories live. Discover now