Chapter 5

17.7K 1.5K 9
                                    

Rule No.5:

Change the things you cannot accept

***

Pukul 5 pagi Jethro terlihat sudah bersiap-siap untuk melakukan rutinitasnya berlari pagi. Rasanya sudah seperti salah satu kegiatan yang wajib Jethro lakukan sebelum pria itu melakukan aktivitas lainnya.

Pria itu berlari ditemani langit yang masih terlihat gelap, dengan earpods yang menempel di kedua telinganya. Berolahraga pagi ditemani dengan musik favorit juga suasana sekitar yang masih terasa cukup sepi jauh lebih menenangkan menurutnya. Udara sekitar pun masih belum tercemar oleh polusi kendaraan.

Jethro merasa hari ini akan menjadi hari yang cukup berat baginya. Entahlah, perasaannya selalu saja memberi tanda yang berakhir benar. Pria itu harus menenangkan dirinya agar jika sesuatu terjadi, emosinya tidak akan meledak. Never let your emotions overpower your intelligence.

"Tidak usah takut Jethro, semuanya akan baik-baik saja." Gumamnya sembari menatap langit yang mulai terang.

Satu jam lebih Jethro menghabiskan waktunya untuk berolahraga pagi. Pria itu kembali disaat para pelayan di mansion Dirgantara sedang berhilir mudik menyiapkan sarapan.

"Tuan muda, anda sudah kembali." Sapa seorang pelayan paruh baya.

Jethro mengangguk, "Selamat pagi."

"Oh astaga! Maafkan saya tuan, s-selamat pagi juga tuan muda."

"Tidak perlu seperti itu, anda lebih tua daripada saya." Ucap Jethro lalu melenggang pergi setelahnya. Pria itu harus membersihkan diri karena tubuhnya berkeringat cukup banyak.

"Charles, dimana Jace dan Alice?" Tanya Adeline begitu wanita itu baru saja keluar dari kamar yang berada di lantai bawah dan secara kebetulan berpapasan dengan Charles yang juga baru menuruni tangga.

"Aku tidak sekamar dengan mereka." Acuh Charles lalu melanjutkan langkahnya menuju meja makan.

Adeline menghela napas, wanita itu lebih memilih menyusul Charles untuk ke ruang makan.

"Kau, bangunkan Jace dan Alice." Perintah Adeline pada salah satu pelayan setelah ia duduk di meja makan.

"Baik nyonya."

"Dimana yang lainnya?" Sahut Gideon begitu pria tua itu berjalan mendekati meja makan dengan pakaian santainya.

Adeline yang mendengar suara itu langsung saja berpura-pura seolah ia sedang menyiapkan sarapan.

"Sepertinya mereka sedang bersiap ayah." Adeline menatap Gideon dengan senyumnya.

Gideon menarik kursinya lalu duduk sembari menunggu yang lainnya datang.

"Mereka benar-benar tidak disiplin." Ucap Gideon.

Adeline menatap canggung ayah mertuanya, Charles pun hanya diam semakin menambah kecanggungan diantara mereka.

"Maafkan kami karena terlambat." Diego, Dirgantara dan Dante secara kebetulan datang bersama ke meja makan, dibelakangnya terlihat Freya dan Rosalie yang juga mengikuti.

"Apa kalian terbiasa seperti ini?" Gideon menatap ketiga anaknya secara bergantian.

"Apa istri kalian tidak pernah menyiapkan sarapan? Apa karena merasa sudah memiliki banyak uang, kalian jadi menyepelekan kewajiban kalian sendiri?!" Marah Gideon.

"Ayah ini masih pagi, tidak enak jika didengar oleh anak-anak yang akan pergi sekolah." Diego berusaha menenangkan ayahnya setelah mereka semua duduk ditempat mereka masing-masing.

Game OverWhere stories live. Discover now