Chapter 8

15.8K 1.3K 12
                                    

Rule No.8

Don't waste your time on unnecessary things

***

"Sayang, anak tampannya bunda. Bunda harap anak bunda selalu bahagia." Batin seorang wanita sembari menatap bayi yang berada di pelukannya. Wajah wanita itu terlihat di penuhi darah dan beberapa pecahan kaca mobil yang mengenai wajahnya.

"M-maafkan b-bunda karena tidak bisa b-berada disisimu lagi....." Lirihnya sembari mengeratkan pelukannya pada sang anak.

"Jangan benci daddy mu sayang....."

Jethro menangis dalam tidurnya. Pria itu terlihat gelisah.

"Bunda!" Ia terbangun dengan tatapan kosongnya, kedua air matanya masih mengalir deras tanpa bisa dicegah.

Kali ini, ia tidak tahu siapa yang ada di dalam mimpinya.

"Siapa anda?" Lirihnya sembari mengusap air matanya.

Jethro melihat jam dindingnya, ternyata sudah pukul 4 pagi. Ia baru saja tertidur sejam yang lalu. Pria itu baru saja menyelesaikan pekerjaan kantornya jam 2 pagi.

Jethro mengambil handuknya, lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Ia memerlukan air dingin untuk menenangkan dirinya.

Setelah menghabiskan waktu selama 15 menit untuk mandi dan berpakaian, Jethro mendudukkan dirinya di depan laptop yang ada di meja kerjanya.

"Jika tidak salah, bulan ini akan ada pertemuan besar khusus tamu vvip beberapa perusahaan besar." Gumam Jethro sembari sibuk dengan laptop nya.

Di kehidupannya yang pertama, Jethro sangat mengingat bagaimana tertekannya Gideon disaat menerima undangan itu. Pasalnya, Gideon adalah pria yang sedari awal sudah memiliki prinsip untuk tidak terlibat dalam permainan kotor perusahaan-perusahaan dunia. Sayangnya, Gideon mau tidak mau harus menerima undangan itu entah karena alasan apa.

"Aku harus bisa masuk ke dalam pertemuan itu." Jethro berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa masuk tanpa dicurigai.

"Haruskah aku berpura-pura menjadi pelayan?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Aku tidak bisa masuk secara legal karena pelayan disana dipilih dari orang-orang yang terpercaya. Ini akan mempertaruhkan hidup dan matiku." Pikir Jethro.

Benar, Jethro berniat melumpuhkan satu saja pelayan untuk mencuri pakaian dan id cardnya. Dengan begitu, ia bisa masuk dan mendengar apa yang mereka rencanakan.

"Untuk mencapai puncak, setidaknya kau harus memiliki kartu emas."

Dua minggu dari sekarang tepat pada pukul 7 malam, Jethro akan melancarkan aksinya.

***

"Bagaimana?" Tanya Jethro pada sekretarisnya begitu ia sampai di ruangan kantornya.

"Beberapa klien sudah menyetujuinya dan sebagian lainnya masih ada yang tidak menyetujuinya. Beberapa dari mereka yang tidak menyetujui kebanyakan para pasutri muda yang ingin segera pindah dari rumah orangtuanya." Jelas Kaivand.

Jethro menatap Kaivand tak habis pikir, "Itu tentu saja, akan sulit jika harus meminta mereka untuk menunggu lagi. Bukankah sudah kubilang prioritaskan yang lebih mendesak? Beri mereka pengertian dan rasa tanggung jawab kita." Jelas Jethro penuh penekanan.

"Baik tuan!"

"Selesaikan dengan cepat tanpa bertele-tele." Perintah Jethro.

"Baik tuan!" Ucap Kaivand lalu melenggang pergi dari ruangan Jethro. Pria itu harus segera melaksanakan tugasnya.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang