Chapter 30

12.7K 1.5K 14
                                    

Rule No.30

"I don't care about anything, there is only me now."

***

Jethro mengurung dirinya di kamar setelah ia mendengarkan fakta dari Gillmore. Ia perlu waktu sendiri untuk mencerna semuanya. Haruskah ia terpuruk? Namun ia tidak punya waktu untuk itu. Teriakannya tadi sudah cukup untuk melepaskan rasa frustasinya.

"Apa aku terlalu baik selama ini?" Gumamnya. Apa yang sudah ia lakukan pada keluarga bajingan itu sepertinya terlalu ringan. Harus dengan cara apa ia menghukum mereka?

Jethro sudah tidak terlalu peduli dengan cerita masa lalu, yang ia pikirkan saat ini hanyalah cara untuk membuat mereka menyesal. Toh, ibu kandungnya pun sudah tiada, ia tidak akan pernah bisa menemuinya lagi. Ia hidup sendirian sekarang, tidak akan ada yang menghalanginya. Ia sudah tidak peduli tentang apapun lagi, hanya tersisa dirinya sendiri sekarang.

Dan untuk keluarga Gillmore, ia cukup berterima kasih untuk perhatiannya beberapa waktu ini. Namun hatinya masih merasa ragu untuk menerima, sepertinya rasa trauma itu ada di dalam dirinya. Hubungan keluarga terdengar omong kosong di telinganya.

Suara dering telepon tiba-tiba terdengar di tengah lamunan Jethro. Pria itu tahu siapa yang menghubunginya.

"Tuan—"

"Jangan bertele-tele." Jethro sedang tidak mood.

"Tuan! Biasakanlah untuk tidak memotong ucapan orang lain!" Kesal orang itu.

"Hm"

"Cih! Saya hanya ingin melapor."

"Lanjutkan." Jethro berpindah tempat untuk duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Ada dua orang yang mencurigakan, wanita itu dan anaknya sedang merencanakan sesuatu." Jelas orang tersebut.

Jethro terkekeh pelan, "Lalu?"

"Tuan, apa kau tahu perusahaan cabang Romanova di jalan xxxx?"

Kantor itu aku yang memimpinnya. "Aku pernah melihatnya." Jawab Jethro.

"Anak dari wanita itu datang kesana kemarin, dan menemui seorang pria. Jika tidak salah namanya Kaivand Hattala, anak buahku yang mengatakannya."

Jethro terdiam dengan pikirannya. Rencana Jayden berjalan lebih cepat dibandingkan di kehidupan pertamanya. Semuanya sudah berubah semenjak ia mulai bertindak.

"Anak buahku bilang jika pria itu akan kembali ke perusahaan lagi." Lanjutnya.

Nyawa Kaivand dalam bahaya sekarang, ia harus bergegas.

"Suruh beberapa anak buahmu untuk berjaga disana." Ucap Jethro.

"Hm, baiklah."

"Bagaimana dengan wanita itu?" Tanya Jethro.

"Dia datang ke kantor polisi untuk menjenguk seseorang, namun ada yang aneh. Wanita itu terlihat bahagia setelah keluar dari sana."

Sial! Jethro bisa menebak apa yang wanita itu rencanakan.

"Tapi sebelum dia ke kantor polisi, wanita itu mengunjungi bank dan menarik uang dengan nominal yang sangat besar."

Jethro mengeraskan rahangnya. Adeline, wanita itu ingin membebaskan Jace dengan uang.

"Cari tahu darimana wanita itu mendapatkan uangnya, dan lacak rekeningnya." Suruh Jethro dengan nada yang terdengar emosi.

"B-baiklah, kau cukup menyeramkan juga ya...." Gugup orang itu.

Game OverWhere stories live. Discover now