Chapter 31

13.9K 1.7K 61
                                    

Rule No.31

"Humans are never satisfied"

***

Keesokan harinya, keluarga Gillmore terlihat tengah berkumpul bersama di taman belakang mansion. Tidak ada Jethro di sana, mungkin saja pria itu masih mengurung diri.

"Kak Jethro mana?" Tanya Louie sembari melirik sana-sini. Remaja itu mendapat keringanan dari hukumannya atas izin sang kakak, maka dari itu ia bisa berkumpul bersama.

"Apa kakak masih dihukum?" Tanyanya lagi sembari menatap sang ayah, Matteo.

"Kakak mu masih harus beristirahat sayang, dia belum sembuh sepenuhnya." Sahut Lucie dengan senyuman. Ia tidak mau sang anak sedih begitu mendengar fakta yang sebenarnya. Anaknya itu tipe orang yang sangat perasa.

Louie mengangguk lesu, lalu duduk di samping sang kakak. Kenapa disaat-saat menyenangkan seperti ini kak Jethro tidak ikut berkumpul bersama mereka?

"Makan ini." Hayes menyodorkan sebuah cup cake pada sang adik yang terlihat sedih. Ia berniat menghiburnya.

Louie mengambilnya lalu memakannya dengan tenang. Perasaannya sedikit lebih baik sekarang.

"Lagi-lagi mereka merusak nama baik Romanova." Gumam Andrew yang terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Ini bukan waktunya bermain handphone." Ucap Damian pada sang adik. Sudah menjadi peraturan yang penting disaat mereka sedang berkumpul untuk tidak terlalu fokus dengan ponsel mereka masing-masing.

"Lihat." Andrew mengacuhkan perkataan sang kakak dan malah menunjukkan sesuatu di ponselnya.

Damian menghela napas, namun tetap melihatnya.

"Mereka hanya bisa mempermalukan diri sendiri." Damian tak habis pikir begitu melihatnya. Beberapa waktu yang lalu, kedua cucu Gideon yang bermasalah, dan sekarang bertambah cucu Gilleon yang juga membuat masalah. Selanjutnya siapa lagi?!

"Apa opa tidak akan berbuat sesuatu? Mereka membawa nama Romanova." Andrew menatap sang kakak dengan tatapan bingung.

"Opa punya caranya sendiri." Jawab Damien sembari menepuk pucuk kepala sang adik.

Andrew menepis tangan sang kakak keras, ia tidak suka diperlakukan seperti itu. Sedangkan Damian hanya terkekeh melihat respon sang adik yang terlihat begitu kesal.

"Mas, aku ingin melihat Jethro." Sahut Alora pada sang suami, Gillmore.

Gillmore melirik Alora sembari menuangkan minuman pada gelasnya, "Tidak sekarang sayang, dia masih perlu waktu."

Alora terlihat sedih begitu mendengarnya, ia hanya ingin tahu keadaan Jethro bagaimana.

Gillmore menghela napas sebelum ia meneguk minumannya, "Dia pria yang kuat." Ujarnya.

Matthew yang berada di sebelah sang daddy menatapnya dengan dalam, "Dad, sudah waktunya Jethro dikenalkan."

Gillmore terdiam dengan pikirannya sembari sibuk dengan minumannya.

"Banyak masalah yang mereka lakukan dengan membawa nama Romanova, daddy harus mempertegasnya." Lanjut Matthew.

Gillmore meletakkan gelasnya di meja, "Daddy tahu, son."

Gillmore memang sudah memikirkan ini semenjak ia bertemu dengan Jethro di rumah sakit kala itu. Ia akan memperkenalkan Jethro pada publik sebagai penerus Romanova selanjutnya. Sudah saatnya mereka tahu siapa pemimpin mereka selanjutnya. Ia sudah merasa terlalu tua sekarang, dan Jethro harus segera ia latih.

Game OverWhere stories live. Discover now