"Sial!" Ruby mengumpat, dia tertunduk memukul  jendela helikopter, setelah mendapatkan serangan zombie dan naik lift, mereka mengungsi masuk ke dalam helikopter diselamatkan oleh bodyguard baru milik Andrew. Mereka kembali berpikir keras dan melaju ke rute selanjutnya yakni pergi ke tempat asal Andrew, langit mulai gelap, tidak membiarkan mereka bernapas dengan lega. 

"Kita istirahat dulu," simpul Ruby melihat yang lain sudah kelelahan. Andrew menggeleng tidak terima. "Kalau begitu mana sempat kita berakhir menemukan lubang hitam," sanggahnya. Mereka saling pandang, Ruby mendesah. "Hey, ini bukan perlombaan. Kita harus istirahat."

"Itu benar." Taher menginterupsi, membuat Andrew meremas rambutnya mau tak mau akhirnya setuju. Mereka kembali bermalam di villa milik Andrew. Omong-omong soal bodyguard, dia tidak mengatakan apa pun selama perjalanan dan hanya mengikuti titah Andrew membuat mereka leih leluasa beraksi.

...

Selanjutnya mereka mulai beranjak pergi menuju taman di Dulce. Yakni, tepat sekali tempatnya di depan rumah Andrew. Sebelum beranjak mencari lubang hitam mereka bermain, saling melontarkan candaan satu sama lain, dan menghabiskan uang Andrew untuk membeli makanan. Setelahnya, menarik napas dalam-dalam mereka mulai memesan perahu, ditemani bodyguard yang menyalakan mesin. "Kau .. tidak mau menanyakan kenapa kita melakukan ini semua kah?" tanya Olive penasaran, gadis kecil itu mencondongkan tubuhnya ke arah bodyguard.

Sang empu yang dipanggil menggeleng, dia terus menyalakan mesin perahu menjalankannya dan beranjak melewati perairan danau. "Saya ditugaskan untuk melindungi Pangeran. Jadi ya, saya tidak berhak bertanya asal Pangeran selamat." Lagi-lagi suasana terlampau tenang, tepat di posisi kemarin menemukan lubang hitam. Kali ini lubang hitam itu tidak muncul, mereka kembali bising, melontarkan keluhan sementara bodyguard terlihat semakin bingung. Sebenarnya apa yang dicari oleh anak-anak ini?

...

Kini mereka masuk ke rute yang terlewati, yakni sekolah tua terbakar yang ada di Gemma. Mereka beranjak pergi, hati-hati dan perhatian melewati lorong demi lorong berdebu penuh abu dan reruntuhan. Bahkan tempat ini hampir roboh dan terjatuh, mereka semakin waspada. Langkah mereka pelan menyusuri setiap koridor akan tetapi lubang hitam tidak ditemukan lagi. "Pangeran, tempat ini berbahaya, mari kita pergi," saran dari bodyguard berusaha melindungi tuannya. 

Tidak berhasil menemukan lubang hitam di lorong, bahkan beberapa kali terjerembab jatuh karena lantai kayu yang ambruk. "Pangeran!" Andrew sudah terjerembab yang kesekian kali, ali ini bodyguard kembali bicara, "Mari kita pergi. Tempat ini tak aman."

"Sebentar." Ruby melangkah melewati beberapa lorong untuk memastikan, setelah selesai da beranjak pergi kembali ke arah teman-temannya, menggeleng pelan, tanda bahwa tidak ditemukan  hal mencurigakan. "Ki- kita harus me- meriksa gudang," sela Bing mendekat Ruby. Gadis itu mengangguk, itu lah salah satu tempat yang belum mereka jamah. 

Lagi dan lagi mereka tidak berhasil menemukan lubang hitam. Seolah benda itu raib, menghilang ditelan bumi.

...

Dan ini ialah rute terakhir yang menjadi satu-satunya harapan, mereka pergi ke Isolde, tempat Taher berasal. Suara deburan ombak deras, menghantam karang-karang yang berada di pesisir, lautan. Kali ini Bing berhasil menemukan fakta yang lain, hanya mereka yang berhasil masuk ke dalam lubang hitam, tidak dengan yang lain. Termasuk bodyguard. "A- Andrew, kupikir kita ti- tidak perlu dilindungi. Lubang cacing itu hanya me- menginginkan kita. Ti- tidak de- dengan yang lain." 

Mereka berbicara hanya di kalangan anak-anak saja ketika Andrew memerintahkan penjaganya itu untuk membeli makanan untuk mereka semua. Perkataan ini ada benarnya juga, mereka saling liring lantas mengangguk. Kini tanpa basa-basi mereka menaiki perahu Taher, pemuda itu menjalankan mesin membuat perahu melaju di lautan. "Pangeran!"

Andrew sedikit merasa bersalah meninggalkan orang itu, tapi, mau bagaimana lagi, dia harus mengambil pilihan paling bijak untuk bisa menemukan lubang hitam. Sepertinya perkataan Bng benar, tepat di mana lokasi mereka menemukan lubang hitam, terdapat cahaya kehijauan yang tidak asing. Ruby menunjuk ke arah cahaya itu, langit mulai sore, menyisakan mereka yang terombang-ambing di lautan lepas.

"Itu ...." Ruby berpikir sejenak, berusaha mengingat-ingat, gelombang laut membuat perahu mereka bergoyang pelan. "Naga!" seru Olive, gadis kecil itu ingat pernah berbohong tidak melihat cahaya hijau itu yang ternyata adalah seekor naga yang melawan duyung. Bersamaan dengan ombak semakin meninggi, membuat perahu mereka goyah, terbalik di tengah lautan.

Bersambung ....

9 Januari 2024

The Hole [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang