Gayatri | Part 22 | Iblis Dalam Wujud Manusia

271 39 22
                                    

Ghama terkesiap saat enam orang laki-laki bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam masuk ke ruang tahanan. Menerobos barikade petugas penjaga ruang tahanan yang mencoba menghentikan orang-orang ini. Pria-pria dengan tubuh kekar dan berwajah kotak itu pun terlibat adu mulut lantaran tidak dapat menunjukkan surat pemindahan tahan resmi.

"Kami datang atas perintah Jenderal Listyo. Kami diperintahkan untuk memindahkan Saudara Ghama Mahawira ke tempat yang lebih aman," ucap salah seorang dari mereka.

Salah seorang petugas penjaga tahanan kembali meminta surat perintah, tapi orang-orang itu justru meminta petugas untuk menghubungi sendiri atasan mereka.

Ghama mengernyitkan dahi, saat dua orang berpakaian serba hitam itu datang menghampirinya dan membuka pintu tahanan tempat Ghama berada. Ghama memundurkan langkahnya, tapi tangan kekar orang itu segera meraih lengan Ghama dan menyeret pria itu ke mobil jeep yang mereka parkir tepat di belakang kantor.

Ghama dapat melihat dengan jelas wajah orang-orang yang membawanya itu. Ghama dimasukkan ke mobil dengan dua orang yang berjaga di kanan dan kirinya.

Mobil segera melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan kantor kepolisian Kota Kalais.

Merasa janggal, Ghama pun berinisiatif buka suara.

"Siapa kalian? Sebenarnya saya akan dibawa kemana? Apa benar semua ini atas perintah Jenderal Listyo?" tanyanya tegas.

Orang-orang itu semula diam, tapi seorang yang berjaga di sisi kanannya segera menjawab. "Bukan urusan kamu!" katanya tegas.

Ghama kembali diam dan mulai mengamati situasi. Ia mengerutkan dahinya ketika menyadari jika mobil melaju menuju pintu tol keluar dari kota Kalais. Ghama terus memutar otaknya. Ia berpikir ada yang tidak biasa dari orang-orang ini. Ghama pun memutuskan untuk melawan.

Tiba-tiba, Ghama melayangkan siku kanan dan kirinya bergantian untuk melakukan perlawanan. Menghantam wajah dari dua orang yang berjaga di samping kiri dan kanannya. Merasa mendapat perlawanan tiba-tiba, salah seorang dari mereka yang duduk tepat di samping kursi sopir pun segera mengambil alat kejut listrik dan menempelkannya pada tubuh Ghama.

Tubuh Ghama bergetar seketika. Kedua orang yang berada di sampingnya itu pun segera memukuli Ghama tanpa ampun sepanjang perjalanan mereka. Perjalanan yang tampak begitu jauh dan lama. Ghama harus menanggung rasa perih, sakit, dan kebas hampir di seluruh tubuhnya. Wajah, perut, punggung, semua menjadi sasaran empuk dua orang yang berjaga di samping Ghama.

Salah satu dari mereka pun menutup kepala Ghama dengan kain hitam sebelum memukuli wajah pria itu lagi tanpa ampun.

"Cukup! Sisakan tenaga kalian untuk nanti!" perintah teman lainnya.

Ghama menggeram tertahan. Napasnya menderu. Kini ia tidak dapat melihat ke mana dirinya akan di bawa, yang dapat ia rasakan hanya laju mobil yang kian kencang di jalanan halus dan lurus. Tidak ada pembicaraan lain lagi dalam mobil itu hingga akhirnya mobil keluar dari jalur tol, lalu mobil mengarah pada jalanan menanjak dan berbatu.

Tak lama, mobil pun berhenti. Ghama ditarik paksa dan sesekali didorong hingga nyaris tersungkur. Ghama mencoba mengenali sekeliling dengan penciumannya. Aroma pinus dan tanah basah tiba-tiba menggelitik indera penciuman Ghama.

Ghama kini dipaksa untuk bersimpuh. Satu orang menendang punggungnya, membuat ia jatuh tersungkur, dan bersimpuh perlahan. Penutup kepalanya di buka, sinar lampu menyilaukan sengaja disorotkan langsung menyinari Ghama, membuat pria itu memejam sejenak sebelum akhirnya memicingkan pandangannya melihat beberapa sosok yang ada di belakang lampu tersebut.

Lampu dipadamkan dan Ghama dapat melihat dengan jelas setelahnya. Ia mengernyit seraya memicingkan mata. Tak lama ia terkesiap manakala melihat sosok Nugraha dan Khrisna disana.

GAYATRIWhere stories live. Discover now