Gayatri | Part 8 | Kebohongan

221 45 37
                                    

"Aku, Ghama. Kakakmu .... "

Gayatri membulatkan matanya. Ia masih menodongkan sisa botol yang masih ada di genggamannya. Ekspresi Gayatri berubah. Rahangnya mengeras dengan napas yang mulai terengah-engah. Ia tahu jika apa yang dikatakan pria misterius itu ... bohong.

Gayatri tersenyum miring. Meremehkan ucapan Ghama barusan. Ia masih berdiri dengan memasang kuda-kuda. Siap menyerang Ghama kapan saja.

"Omong kosong apa ini? Siapa yang kamu bicarakan. Saya tidak mengerti!"

Ghama mengerutkan dahinya. Menatap heran pada Gayatri yang tampak datar tidak menanggapi dengan gembira pertemuan mereka.

"Aya, apa kamu tidak percaya jika aku ini kakakmu?"

Gayatri menggeleng beberapa kali.

"Kakakku sudah mati!" ucapnya tegas.

Dahi Ghama kian berkerut. "Apa? Siapa yang menyampaikan hal itu? ... apa Om Nugra yang mengatakannya padamu?"

Gayatri kembali menyeringai.

"Tidak penting siapa yang mengatakan hal itu. Yang jelas, keluargaku sudah meninggal!"

Ghama menatap tajam. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya terkesiap saat Gayatri kembali melakukan serangan.

Gayatri mengibaskan bagian runcing sisa botol yang pecah tadi mengarah pada Ghama.

"Aya, dengarkan dulu penjelasan mas!" ucap Ghama mencoba menenangkan Gayatri. Namun, gadis itu tampak marah.  Ia bertambah brutal saat menyerang Ghama.

Sekuat tenaga Ghama menghindari benda tajam yang dapat mengoyak tubuhnya kapan saja.

"Lebih baik serahkan dirimu daripada hanya bicara omong kosong!" ucap Gayatri tegas. Seiring dengan itu, bagian tajam pada ujung botol yang pecah tadi menusuk perut Ghama.

Pria itu menggeram tertahan. Melihat hal itu, Gayatri terkesiap dan segera melepaskan botol itu. Ia menatap Ghama yang kini jatuh tersungkur sembari melepaskan botol dari perutnya. Ghama mengerang tertahan manakala darah segar kembali keluar dari tubuhnya. Ia menatap Gayatri yang termenung. Diam ditempatnya.

"Kenapa tidak melawan? Kenapa tidak menghindar?" tanya Gayatri heran. Ia tahu pasti kemampuan beladiri pria di hadapannya itu. Seharusnya pria itu dapat dengan mudah melumpuhkan Gayatri.

Ghama tersenyum tipis dengan mata yang kian meredup. "Aku ... tidak mungkin menyakiti adikku sendiri," ucapnya lirih sebelum akhirnya  tak sadarkan diri.

Tangan Gayatri mulai gemetaran. Ia merasa ketakutan. Gayatri menatap Ghama yang tergolek lemah dihadapannya. Tubuhnya penuh peluh bercampur darah. Belum lagi luka tembaknya yang kian lama kian mengoyak bagian pahanya.

Gayatri menggigit bagian bawah bibirnya. Otaknya seolah berhenti berputar. Yang ada dalam pikirannya kali ini hanyalah ucapan Nugraha.

Mulai sekarang , jangan percaya pada siapapun.

Gayatri memejamkan mata. Tanpa sadar air matanya menetes. Ia menangis sejadi-jadinya.

Siapa dia? Kenapa dia mengaku sebagai Mas Ghama? Kenapa tiba-tiba? Batin Gayatri.

Ia menggeram kesal seraya mengambil ponselnya dan menghubungi Agam untuk melaporkan kejadian ini.

"Halo, Aya ... ada apa?"

Suara Agam terdengar jelas dari seberang sana. Namun, entah mengapa bibir Gayatri seolah kelu. Ia jatuh terduduk dan perlahan merangkak ke arah Ghama yang tergeletak itu.

GAYATRIWhere stories live. Discover now