- 42

32 30 0
                                    

"wehh ayo wehh, disini aja" ucap Nala yang sudah mengambil barisan duluan, tepat di sebelah barisan laki laki. Bukan tanpa alasan, tentu saja gadis itu ingin berada di sana karna dekat dengan barisan Elzan.

Ya, hari itu adalah hari Jum'at, dimana semua murid bersiap untuk melaksanakan senam bersama. Namun hari itu, karna lapangan tidak memungkinkan, alhasil senam bersama di bagi menjadi dua sesi.

Sesi pertama khusus semua siswa kelas 10. Lalu sesi kedua, khusus semua siswa kelas 11 dan 12.

Kini Nala harus bersiap lebih awal, karna angkatannya mendapatkan sesi pertama dalam senam.

Untuk itulah, Nala sedari tadi sudah berdiri di barisan depan guna mendapatkan barisan paling dekat dengan barisan laki laki.

Agar gadis itu bisa melihat Elzan dari dekat, karna sejauh ini Nala sudah hafal, siapa saja guru PPL yang sering ikut senam, Elzan termasuk salah satu guru PPL yang sangat aktif dalam kegiatan sekolah ini, termasuk rutinitas senam bersama.

Awalnya semua memang berjalan baik baik saja, barisan Nala sudah terisi setengah, namun sekitar 7 menit sebelum senam di mulai, ada beberapa siswa dari kelas Nala yang mengintruksikan agar barisan kelasnya pindah ke arah tengah saja.

Tentunya Nala tidak menyetujui hal itu, karna dia sudah bersusah payah untuk mengambil barisan ini agar dia bisa senam tidak jauh dari Elzan.

Namun, ntah kenapa, banyak siswa dari kelas Nala yang mengikuti instruksi itu, sehingga tidak mungkin jika Nala harus berdiri sendirian karena teguh pada barisannya.

Alhasil mau tidak mau, Nala juga mengikuti instruksi itu dan bergabung dengan barisan kelasnya di tengah tengah.

Dari barisan baru, Nala sama sekali tidak bisa melihat Elzan, karna jarak barisan mereka yang cukup jauh.

Nala tentunya sangat kesal kepada siswa yang mengintruksikan agar barisan kelas mereka dipindahkan.

Bukan tanpa alasan, Nala kesal karna mengingat bahwa Sabtu depan, Elzan sudah harus pergi dari sekolah ini karna tugas PPL nya sudah selesai. Jadi bisa dipastikan bahwa Jum'at ini adalah Jum'at terakhir dimana Nala bisa melihat Elzan senam. Karna pastinya, Jum'at depan mereka sudah tidak ada jadwal senam lagi, melainkan evvent 'one day one fruit' .

Nala merasa kesal akan hal itu, siswa siswa yang mengintruksikan hal tadi, seolah olah merenggut moment terakhir senam bersama antara Nala dan Elzan.

Sepanjang senam itu berlangsung, Nala benar benar kesal, dan tidak bergerak sama sekali mengikuti senam. Malah sebaliknya, gadis itu mengoceh dan terus merutuki apa yang sudah dilakukan beberapa siswa dari kelasnya itu.

Dua lagu berakhir, kini sesi pertama selesai. Anak kelas 10 diminta untuk meninggalkan lapangan, karna sesi 2 akan segera memulai senam.

Mendengar pengumuman itu, spontan para siswa kelas 10 langsung kembali ke kelasnya masing masing. Begitu juga Nala yang langsung beranjak meninggalkan barisannya, sementara Karin mengikuti Nala yang memang terlihat memasang raut wajah kesal.

Saat Nala ingin meninggalkan lapangan itu, dari jauh Nala bisa melihat Elzan di barisan guru. Ya, seperti prediksi Nala, bahwa Elzan mengikuti senam hari ini.

Disana Nala menjadi semakin kesal, dia benar benar merutuki apa yang terjadi hari ini, andai saja barisan itu tidak dipindahkan ke arah tengah, maka sudah bisa dipastikan bahwa Nala bisa melihat Elzan dari sedekat itu ketika senam.

Namun takdir adalah takdir, Nala tidak bisa mengubah apapun yang terjadi.

Gadis itu benar benar merasa kesal dan marah, kini perlahan lahan dia mengeluarkan air matanya.

Karin yang melihat hal itu tentu saja terkejut, karna selama ini Nala tidak pernah menangis di sekolah, apalagi ini adalah perihal Elzan. Gadis itu benar benar sensitif mengenai seseorang yang dia sukai, termasuk ketika dia kehilangan moment senam bersama Elzan hari itu.

Sontak Nala melanjutkan langkahnya untuk berjalan ke arah kelas, saat gadis itu melewati lapangan sembari mengusap air matanya, dia tahu dari ujung matanya itu Elzan melihat ke arahnya.

Tentu saja, Nala mempercepat langkahnya ke arah kelas, dan langsung memasuki kelasnya itu. Sementara Karin terus mengikuti Nala, untuk mewaspadai agar teman sebangkunya itu tidak berbuat hal hal diluar dugaan saat sedang emosi seperti sekarang.

Sesampainya Nala di kelas, dia langsung duduk di bangkunya, sembari mengusap air matanya yang jatuh karna kesal dengan teman kelasnya sendiri.

Sementara, pelakunya, benar benar tidak menyangka, bahwa dialah yang menjadi penyebab tangisan Nala. Hingga pelaku itu, sama sekali tidak meminta maaf ataupun peduli akan tangisan Nala saat ini.

Sementara Nala mencoba menutupi wajahnya yang kini sedang menangis menggunakan buku tulisnya.

Karin yang melihat hal itu, langsung menghampiri Nala dan mengusap belakang punggung Nala seolah mencoba memberi ketenangan pada emosi Nala saat ini.

Lisa, wakil ketua kelas yang melihat hal itu, spontan langsung bertanya mengapa Nala menangis.

"Nala, kenapa nangis?" ujar Lisa sembari ikut mengusap punggung Nala.

"Gapapa Lisa, dia kesel gara gara barisan kelas di suruh pindah tadi, padahal dia dah ambil barisan paling deket dengan Elzan" balas Karin yang seolah mewakili Nala untuk menjawabi.

Lisa yang mendengar hal itu tersenyum simpul karna kelakuan Nala.

Bisa bisanya seorang Nala yang sejutek itu, bisa menangis gara gara perihal seseorang yang dia sukai. Namun ya tidak apa apa, Lisa paham akan hal itu.

"Gapapa Na, gapapa, ini sesi 2 sedang senam, pasti pak Elzan juga lagi senam sekarang, kamu ikut aku aja keluar kelas, kita liat dari depan kelas pak Elzan senam" ajak Lisa membujuk Nala saat itu.

"Iya Na, ayo" sambung Karin yang kemudian menyetujui sembari menarik lengan Nala, agar gadis itu berdiri.

Nala tau, mungkin sikapnya benar benar terlihat seperti kanak kanak sekarang. Tapi ntahlah, Nala juga tidak mengerti kenapa dia bisa se-sensitif itu jika tentang Elzan.

Nala kemudian menyetujui ajakan Karin dan juga Lisa.

Gadis itu berdiri sembari mengusap air matanya, dan menuju ke luar kelas, sembari diikuti oleh Karin dan Lisa.

Ya, mumpung pelajaran masih belum dimulai, Nala tidak akan menyia nyiakan kesempatan ini.

Sesampainya gadis itu diluar, dia langsung mencuci mukanya di wastafel terdekat, lalu kembali ke arah depan kelasnya sendiri, dan berdiri disana menghadap ke lapangan.

Dari sana, dia bisa melihat Elzan dengan jelas.

Laki laki itu mengikuti senam bersama dengan gerakan yang sangat aktif, nampak sangat bersemangat hari itu.

Beberapa kali tatapan Nala bertemu dengan tatapan sekilas dari Elzan.

Tapi Nala tidak masalah akan hal itu, yang terpenting sekarang adalah, dia bisa melihat Elzan lebih lama Jum'at ini.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن