- 41

31 30 0
                                    

Tiba tiba saja sudah hari rabu. Ya, mungkin itu yang ada dipikiran Nala hari ini, karna dia benar benar merasa waktu berjalan begitu cepat, dan kini waktunya dengan Elzan tinggal 10 hari lagi, karna sabtu depan adalah hari perpisahan guru PPL.

Nala cukup terpikirkan beberapa kemungkinan setelah Elzan pergi nantinya.

Apakah mungkin, Nala akan tetap se - bersemangat itu untuk pergi ke sekolah? Meskipun Elzan sudah tidak ada lagi disana nantinya.

Ntahlah, yang mampu menjelaskan hal itu hanyalah waktu.

Sementara Nala hanya bisa pasrah, dan fokus saja terhadap apa yang terjadi sekarang.

10 hari menjelang perpisahan, tentunya akan menjadi hari hari yang cukup berat untuk para guru PPL karna mereka akan melaksanakan penilaian dari dosen mereka.

Begitu juga bu Henny, guru PPL yang mengajar biologi di kelas Nala itu. Dia akan melakukan penilaian dari dosennya hari ini.

Tentunya para siswa kelas Nala sudah diberitahu terlebih dahulu tentang hal ini, karna bu Henny sendiri pastinya menginginkan kondisi kelas yang kondusif saat penilaian tentang pengajarannya berlangsung guna mendapatkan hasil yang maksimal.

Para siswa yang mengerti hal tersebut, spontan akan menjaga perilaku mereka saat penilaian itu berlangsung nantinya.

Ya, kini bel pelajaran biologi berbunyi, itu tandanya sebentar lagi pelajaran itu pasti akan dimulai.

Bu Henny yang terlihat sibuk mengecek ulang laptopnya sembari memeriksa file powerpoint untuk menjelaskan materi nanti.

Wanita itu juga memeriksa infokus, apakah berfungsi atau tidak.

Ya, dari gerak geriknya, Nala bisa mengetahui bahwa bu Henny saat itu pasti sangat gugup, dan mengusahakan yang terbaik untuk penilaiannya.

Tak lama kemudian, sang dosen masuk ke kelas Nala, lalu duduk di kursi guru yang memang sudah disiapkan dari awal.

Tapi tunggu, saat dosen itu masuk, Elzan juga ikut masuk ke kelas Nala.

Hal itu cukup membuat jantung Nala berdebar kencang.

Orang orang yang tahu bahwa Nala menyukai Elzan, spontan langsung menoleh ke arah Nala saat Elzan ikut memasuki kelas itu seolah mendampingi dosennya.

Ya, awalnya Nala mengira bahwa Elzan hanya mengantarkan dosennya saja di kelas itu. Namun ternyata tidak, Elzan nampaknya akan berada disana selama penilaian berlangsung.

Hal iti dapat dipastikan, karna Elzan memasuki kelas itu, lalu menutup pintunya dari dalam.

Ya, tentu saja itu adalah hal tidak akan pernah bisa Nala lupakan, karna sedari dulu gadis itu selalu ingin berada satu kelas dengan Elzan, namun hal itu tidak bisa terjadi karna Elzan tidak mendapat bagian untuk mengajar kelas Nala.

Namun hari ini, hal yang Nala pikir tidak akan mungkin terjadi, malah benar benat terjadi di depan mata Nala.

Elzan berada di kelasnya, meskipun bukan untuk mengajar, namun dia disana untuk menjadi seseorang yang mendokumentasikan penilaian yang akan berlangsung hari itu.

Ya, siapa sangka, hari yang ternyata cukup menegangkan bagi bu Henny, juga hari yang sama menegangkan nya bagi seorang Nala.

Sejak Elzan memasuki kelas Nala, sejak itu pula beberapa murid memandang Nala, termasuk Karin yang tentu saja menatap Nala dengan senyum penuh arti.

Karna hal itu, beberapa siswa lain yang awalnya tidak mengetahui bahwa Nala menyukai Elzan, kini malah menjadi tahu karna dari gerak gerik Nala yang tersenyum salting saat itu.

Awalnya Nala memang ingin bersikap biasa saja, namun gara gara tatapan murid murid lain yang seolah serentak menatapnya atas kejadian itu, benar benar membuat Nala tidak bisa menghentikan senyumannya.

Terdengar samar samar di telinga Nala, beberapa dari siswa siswa itu nampak membicarakan perihal kejadian yang terjadi sekarang.

Akankah gosip gosip menyebar di sekolah itu, perihal Nala yang menyukai seorang Elzan? Ntahlah. Nala tidak peduli akan hal itu, karna yang Nala rasakan saat ini hanyalah perasaan bahagia, ketika Elzan ada di kelasnya sekarang.

Pelajaran biologi itu pun dimulai, saat itu juga Elzan sibuk bolak balik beberapa barisan yang ada di kelas itu untuk mendapatkan foto foto yang akan dijadikan sebagai bahan laporan nantinya.

Karna kursi yang memang sangat pas pas an sekali, Elzan harus berdiri selama pelajaran itu berlangsung, sembari memotret dari berbagai sisi untuk mendapatkan foto dengan sisi paling menarik.

Beberapa kali Nala melihat seorang Elzan tersenyum dan tertawa di kelasnya, karna melihat interaksi para siswa saat pelajaran itu.

Ditengah tengah pelajaran itu, tiba tiba saja murid kelas lain mengetuk pintu lalu meminta izin mengatakan bahwa Keisha kelas 10. A dipanggil ke ruang Waka sekarang.

Spontan Keisha, atau yang lebih di kenal dengan sebutan 'Cece' itu yang duduk tepat dibelakang Nala, kini beranjak dari kursinya, begitu juga teman sebangkunya Angel, yang ikut beranjak menemani Cece keluar menuju ruang Waka.

Setelah kejadian itu berlangsung, pelajaran kembali dilanjutkan, dan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Dua bangku di belakang Nala dan Karin yang kini kosong, Elzan nampaknya berjalan ke arah sana, lalu duduk di bangku kosong itu.

Benar benar dekat jaraknya dengan tempat duduk Nala.

Spontan hal itu membuat Nala sedikit salah tingkah, dan semakin tidak fokus belajar.

Jujur saja, sejak Elzan memasuki kelas ini tadi, sejak saat itu juga Nala tidak pernah fokus untuk mendengarkan apa yang sedang bu Henny jelaskan sedari tadi, yang ada di pikirannya hanyalah Elzan.

Apalagi kini Elzan duduk tepat pada bangku yang ada di belakang Nala. Bagaimana gadis itu bisa fokus?

Karin yang mengetahui hal itu spontan ikut tersenyum sendiri, ya Nala memang cukup beruntung pada kisahnya kali ini.

Pelajaran itu tetap berlangsung, bu Henny nampak menjelaskan materi dengan cukup baik disana.

"Eh Na, buku cetak gue mana?" tanya Karin sembari berbisik.

"Di belakang ga sih?, Kan tadi dipinjem Cece" balas Nala dengan nada berbisik juga.

"Anjir cok, gimana ini, tolong ambilin Na, masalahnya Elzan lagi duduk di belakang kita" ujar Karin memohon.

"Itulah masalahnya Rin, gue gabisa ngambil buku itu, karna itulah masalahnya" balas Nala yang tentu saja sama takutnya dengan Karin, takut berinteraksi dengan Elzan.

Waktu terus berlalu, tak terasa hingga jam pelajaran itu berakhir.

Tepat disaat bel berbunyi, Elzan berdiri dari kursi yang ada di belakang Nala itu, karna dia mengetahui pasti dosennya sekarang juga akan pergi dari kelas ini, ya Elzan harus mengantarnya demi menghormati dosennya.

Elzan mulai beranjak dari kursi itu, lalu berjalan ke arah depan.

Saat Elzan melewati jalan yang tepat ada di samping Karin.

Nala hanya bersikap seolah olah tidak tahu sembari pura pura menulis, sementara Elzan nampak menolehkan pandangannya sejenak ke arah Nala yang tampak tak memandang nya sama sekali.

Lalu Elzan mengalihkan pandangannya ke arah depan dan melanjutkan langkahnya menghampiri dosennya satu itu.

"Iya Bu, mari" ucap Elzan sambil mengantar dosennya itu keluar kelas, lalu menutup pintu kelas dari luar.

Ya, Nala tau bahwa Elzan tadi sekilas menoleh ke arahnya, namun Nala benar benar tidak ingin membalas tatapan itu, ntahlah rasanya tidak sanggup menatap mata Elzan siang itu.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Where stories live. Discover now