- 19

31 29 0
                                    

Malam itu, tidak nampak sinar bulan. Dari jendela terlihat hujan deras menderu. Bau tanah karna hujan tercium hingga ke dalam rumah.

Tepat di dekat jendela itu, Nala sedang duduk di sebuah meja, menghadap laptop nya yang kini menyala.

Gadis itu memakai piyama putih, dengan rambut tergerai, serta AirPods putih yang terpasang di telinganya.

Fokus gadis itu tetap mengarah ke arah laptop, sambil tersenyum memandang fotbarnya yang dia lakukan siang tadi.

Hari ini, gue bisa liat wajah dia dari sedekat itu, seseorang yang ga gue kenal sama sekali, bahkan namanya aja gue gatau. Tapi satu hal yang gue sadari hari ini, ternyata dia adalah dia, bukan masalalu gue. Ntahlah, gue nge notice dia karna se vibes dengan masalalu gue, tapi hari ini saat gue sadar, gue tetep suka dia, apa emang perasaan gue mulai nerima kalo dia adalah dia, bukan masalalu gue? - ujar Nala membatin.

Kemudian gadis itu tertawa kecil atas pikiran pikiran yang kini berkecamuk di benaknya. Benar benar mengundang perasaan bahagia, saat Nala bisa jatuh cinta lagi, meskipun demikian cara mereka bertemu, Nala harap perasaannya kali ini tak sebercanda itu.

"Eh ya, akun kemarin yang gue sempet liat, itu akun dia apa bukan ya"

"Tailah, mana gue lupa username nya"

"Buka aja lah akun resmi PPL"

Gumaman Nala terus terucap bertubi tubi. Kini gadis itu sibuk mencari akun sosmed laki laki itu.

"Nah ini, sek gue follow ah" ujar Nala sembari menekan tombol follow di akun sosmed laki laki itu.

Ya walaupun menggunakan akun fake, alias akun khusus stalker, setidaknya Nala ingin melihat aktivitas laki laki itu sehari hari, Nala juga ingin mengetahui laki laki itu lebih jauh. Karna jujur saja, jika harus saling follow menggunakan akun utama, Nala belum punya mental untuk itu. Terlebih lagi, akun laki laki itu adalah akun private.

Sembari menunggu permintaannya di konfirmasi, Nala menyadari sesuatu dari akun laki laki itu,

Namanya!

Ravendra elzanio .

"Elzan.." ujar gadis itu.

Namanya yang bagus - lanjut Nala dalam batinnya.

Ting!

Suara notif memecahkan pikiran Nala tentang nama itu. Nampak di layar laptop, permintaannya kini telah di konfirmasi, dan sekarang gadis itu bisa melihat semua hal yang ada di akun sosmed laki laki itu.

Disana terlihat banyak sekali postingan dan sorotan dengan berbagai kegiatan.

Nala spontan tersenyum, karna ternyata tidak sia sia dia meng-stalker akun itu menggunakan akun fake, karna dari sini saja Nala bisa menyimpulkan banyak hal.

Mulai dari hobi laki laki itu, foto orang tuanya, dia berapa bersaudara, kelasnya dimana, siapa saja teman sekelasnya, siapa saja teman dekatnya, dan berbagai macam hal kecil lain.

Spontan gadis dengan pemilik nama lengkap  Pramudita Zanala itu menerbitkan senyumnya dengan sangat manis. 

Pada malam itu, dia mengetahui banyak hal tentang laki laki yang dia sukai, ya, laki laki yang nampaknya berhasil membuat seorang Nala jatuh cinta kembali.

Elzan.

✦ ✦ ✦

Seminggu berlalu sejak kejadian itu, dan hari hati berjalan seperti biasanya, tidak ada panggilan apapun dari waka kesiswaan, ya nampaknya fotbar pertamanya itu tidak menjadi permasalahan, benar kata Nathan, dan Nala harap akan selalu begitu.

Sejak kejadian fotbar berlangsung sudah seminggu tepat, selama satu minggu itu pula Nala tidak pernah berani menampakkan diri di depan laki laki itu.

Jujur saja, mental Nala tidak sekuat itu, untuk selalu bertemu, Nala seolah terus menghindar jika dia melihat laki laki itu.

"Gue ga mau muka gue ditandain" begitu ucap Nala setiap ditanyakan oleh temannya alasan mengapa dia menghindar dari laki laki itu.

Dan kini, hari Rabu, hari yang sama seperti minggu lalu saat dia melaksanakan fotbar, ya Nala cukup merasa dejavu dengan hari ini setiap kali gadis itu melihat seragam batiknya, dia pasti selalu ingat akan kejadian fotbarnya Minggu lalu.

Tak terbayang apabila hari Rabu datang saat mereka sudah harus berpisah. Ntah seberapa jauh Nala akan merasa dejavu dengan setiap hari Rabu.

Sekarang gadis itu harus menghadapi pelajaran kimia yang sedang berlangsung pada jam pertama, nampak sang guru sedang menjelaskan mengenai teori atom, teori yang cukup sulit untuk dicerna oleh Nala, karna itu Nala harus lebih fokus dari biasanya pada bagian ini.

Saat seisi kelas sedang fokus memperhatikan pelajaran di depan, sekretaris kelas itu malah juga sibuk meraut pensilnya, kemudian meniup rautan itu.

Ntah angin apa yang membuat sekretaris menoleh ke arah jendela, dan menyadari bahwa Elzan sedang memperhatikan kelas ini dari luar.

Nampak sorot pandang laki laki itu fokus mengarah ke dalam kelas itu. Nampak disebelahnya, terdapat guru PPL yang juga memandang ke arah kelas, ya teman laki laki itu.

Tidak, bukan fokus melihat apa yang sedang murid murid itu pelajari, namun nampak fokus mengarah ke meja para murid, ntah kemana arah fokusnya.

Rahma, gadis yang menjabat sebagai sekretaris itu kemudian spontan memberi isyarat kepada Nala.

Karna kebetulan, Rahma dan Nala adalah satu circle, jadi Rahma tahu betul isu Nala yang menyukai salah satu guru PPL, dan Rahma juga tahu bahwa laki laki yang sedang memandang dari arah jendela itu adalah laki laki yang sedang disukai oleh Nala.

Awalnya Rahma memang ingin memberi isyarat kepada Nala, namun yang menoleh malah Karin.

Tapi tidak apa apa, dikarenakan mereka satu bangku, maka Rahma berharap Nala bisa menoleh ke arah jendela meskipun isyarat nya harus melalui Karin.

Rahma kemudian mulai mengisyaratkan kepada Karin bahwa Elzan sedang memandang ke kelas ini melalui jendela.

Karin yang mengerti sontak langsung mengarahkan pandangannya ke arah elzan, dan ya, laki laki itu masih disana. Nampak laki laki itu juga tidak sadar bahwa Karin kini memperhatikannya.

Karin pun mengalihkan pandangannya ke arah Nala, kemudian sedikit mengguncang tubuh Nala untuk memberitahu bahwa guru PPL yang dia sukai sedang berada di dekat sini.

Namun nampaknya Nala benar benar tidak bisa diganggu sekarang, karna dia benar benar tidak ingin ketinggalan penjelasan mengenai teori atom yang sedang dijelaskan.

Alhasil Nala tidak mengindahkan perlakuan Karin, gadis itu tetap fokus mengarah ke papan tulis.

Dan Karin, tentu saja gadis itu menjadi sedikit kesal.

Sehingga guru kimia itu pun mengalihkan fokusnya ke arah meja Nala dan Karin karna keributan yang Karin perbuat untuk mengguncang tubuh Nala juga dengan berbagai perkataannya yang cukup menganggu ketenangan kelas.

"Hehe maaf Bu" ujar Karin sembari tercengir.

Sementara Nala hanya bisa menahan malu karna perbuatan Karin pada jam pelajaran itu.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora