- 27

32 27 0
                                    

Setelah beberapa hari perlombaan hari santri di langsungkan, kini tibalah hari Jumat sebagai hari pengumuman pemenang dari festival tersebut.

Semua murid kembali di kumpulkan untuk menonton pengumuman itu, ya sebenarnya Nala tidak terlalu bersemangat akan pengumuman ini karna pada hari itu tepat setelah pengumuman mereka tetap belajar seperti biasanya, namun satu hal yang membuat Nala tetap semangat sekolah, Elzan.

Gadis itu spontan duduk di jajaran murid paling depan agar bisa melihat Elzan dengan jelas setidaknya.

Waktu berlalu, kini pembawa acara sudah mulai mengumumkan satu persatu pemenang lomba dari setiap bidang.

Namun Nala belum juga menemukan Elzan, mengapa laki laki itu tak menampakkan batang hidungnya hari ini, padahal guru PPL yang lain semuanya sudah nampak berkumpul meski terpencar di lapangan itu.

Nala kemudian mengedarkan pandangannya seolah benar benar mencari sosok Elzan hari ini.

Dan ya, Tuhan lagi lagi membantunya, dengan menghentikan pandangan Nala ke arah koridor atas dimana Elzan sedang berdiri di sana dan memandang ke arah bawah.

Ntah dia melihat Nala yang juga menatapnya atau tidak, namun Nala cukup senang menatap Elzan hari ini, ya setelah semua yang terjadi, melihat laki laki itu lagi membuat Nala sedikit merasa tenang. Ntahlah.

Puas karna menemukan laki laki itu, Nala kemudian mengusaikan tatapannya yang tadinya memandang ke arah koridor atas.

Ya tidak mungkin juga bagi seorang Nala untuk menghadapkan kepalanya dalam posisi itu terus menerus, apa tidak sakit leher?

Alhasil gadis itu kembali fokus di tempat duduknya sambil menyimak pemenang lomba yang masih di panggil satu persatu.

Tidak tahu, Nala tidak peduli, matanya mungkin mengarah ke panggung itu, namun pikirannya mengarah ke Elzan.

Ya, begitulah perasaan Nala.

✦ ✦ ✦

Selesai akan drama pengumuman itu, Nala harus menghadapi pelajaran bahasa Inggris.

Guru PPL yang menggantikan gurunya hari ini, bisa bisa nya memberikan sebuah tugas. Dan harus dikumpulkan istirahat ini juga.

Astaga, beban sudah berat malah ditambah dengan tugas bahasa Inggris.

Selesai akan mengerjakan semuanya, kini Nala harus mengumpulkan kertas jawabannya itu ke ruang perpustakaan seperti yang dikatakan oleh miss Nindya, guru PPL yang mengajar bahasa Inggris dikelasnya.

Wanita itu memang nampak mempersulit proses pengumpulan, karna kertas jawaban itu harus dikumpulkan sendiri tanpa menitipkan kepada murid lain. Jadi mau tidak mau, Nala juga harus pergi sendiri untuk mengumpulkan kertas yang berisi jawabannya.

Saat Nala mencari wanita itu di perpustakaannya, dia tidak menemukan guru itu sama sekali. Dia hanya menemukan 3 guru PPL yang lain, bahkan Elzan dan Ivan juga tak terlihat disana.

Nala tidak kenal siapapun, Nala hanya mengenal bu Henny yang nampaknya ada disana. Ya, kebetulan guru PPL satu itu juga kebagian mengajar di kelas Nala pada mapel biologi. Jadi Nala sedikit tahu tentang Bu Henny.

Sontak Nala menghampiri wanita itu untuk meminta bantuan menitipkan kertas jawabannya kepada bu Nindya nanti apabila dia kembali.

"Permisi Bu, izin nitip kertas jawaban tugas bahasa Inggris untuk bu Nindya" ujar Nala sembari memegang kertasnya itu.

Bu Henny yang tadinya nampak fokus pada laptopnya kini mengalihkan pandangannya ke arah Nala, "iya boleh, taruh saja disana ya" balas bu Henny sambil tersenyum.

"Iya Bu, eh iya boleh tanya sesuatu ga Bu?" ujar Nala sembari menaruh kertasnya di dekat laptop bu Henny.

"Mau nanya apa?" ujar bu Henny sembari menatap Nala.

"Acara perpisahan guru PPL kapan ya Bu?" tanya Nala dengan raut wajah serius.

"Emmm, kenapa emang, mau ngasih bingkisan kah??" tanya bu Henny sembari tersenyum manis.

"Engga sih, cuma mau tanya aja"

"Kalo gitu ibu ga mau kasih tau" balas Bu Henny lagi seolah olah dia menyimpan rahasia paling besar tentang tanggal perpisahan itu.

Bejirlah - ucap batin Nala.

"Ayolah Bu, perpisahan PPL teh kapan?" tanya Nala lagi.

Tak tahan melihat wajah serius Nala, alhasil bu Henny setuju untuk memberitahu mengenai tanggal

"Tanggal 18 bulan depan, kenapa emang Na?" tanya bu Henny heran mengapa murid nya satu itu begitu peduli dengan tanggal perpisahan guru PPL.

"Ya ga ada sih, cuma nanya doang, AHAHAH" ujar Nala sembari beranjak dari perpustakaan itu.

Sementara bu Henny hanya bisa menggelengkan kepalanya karna terheran heran melihat tingkah laku Nala.

Oke, berarti gue cuma punya waktu kurang lebih satu bulan lagi. - ucap Nala membatin.

✦ ✦ ✦

Pulang dari perpustakaan itu, Nala sangat senang mengetahui tanggal perpisahan guru PPL. Namun gadis itu juga merasa sedih, karna secara tidak langsung dia juga mengetahui kapan kebiasaan dia melihat Elzan di sekolah harus berakhir.

Benar benar suatu fakta yang menyedihkan.

Tapi disisi lain gadis itu akhirnya bisa mengetahui, dan bisa bersiap siap untuk mengikhlaskan, setidaknya.

Penuh dengan pikirannya Nala kini berjalan di arah koridor yang akan menuju kelasnya.

Ditengah tengah koridor itu, Nala melihat Ivan yang sedang berjalan juga, mungkin menuju arah kelas Nala? Karna kelas itulah yang ada jadwal olahraga setelah ini.

"Kak ivannn" teriak Nala tanpa ragu lagi.

Mendengar teriakan itu, sang pemilik nama spontan berhenti dan menolehkan kepalanya ke belakang.

"Oyyy" balas Ivan, tak secanggung seperti saat minggu pertama bertemu.

"kak Ivan tahu Nala kan?" tanya Nala dengan was was, bisa saja kan Ivan yang ini dan yang itu hanya mirip.

"Yoi, tau lah" balas Ivan yang mendapatkan anggukan dari Nala.

"Eh ya Na, kelasmu kan pelajaran olahraga sekarang?" tanya Ivan yang tampaknya memang mengingat dan menandai kelas Nala.

Sementara gadis itu hanya mengangguk, mengiyakan pernyataan Ivan.

"Kalo gitu, kamu bawakan jurnal absen ini dulu, dan bola bola kasti ini. Kak Ivan ada urusan bentar, nanti bentar lagi nyusul masuk ke kelas" ujar Ivan sembari menyerahkan jurnal absen dan dua bola kasti yang nampaknya akan digunakan saat praktek nanti.

Sementara Nala hanya terdiam sembari menerima semua yang diberikan oleh Ivan, sambil menatap laki laki itu yang mulai berlalu ke arah ruang guru.

"Tailah, harusnya gue tadi ga nyapa, sekarang gue sendiri kan yang repot" umpat Nala , tapi tetap membawakan barang barang itu menuju kelasnya.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Where stories live. Discover now