39. Cemburu dan logika

31.3K 3.5K 1.6K
                                    

WOEE MAAP BUKAN MAU INGKAR, KEMARIN AK KETIDURAN😭

BTW, BESOK HARI TERAKHIR BIMALARA CINTA PRE ORDER YAA!!

https://linktr.ee/bimalaracinta

INI LINK SHOPEE NYA

AKU UPDATE LARUT BANGET MAAP YAAA, TADI HABIS LIVE BARENG ANATARI & BAYA😁😁

DISINI ADA YANG NONTON KAHH?

***

Bahkan diacara besarnya, Anatari tidak mendapatkan kehangatan dari Baya. Laki-laki itu nampak melangkah menuju masjid, untuk menunaikan shalat isya berjamaah. Sesuai acara 4 bulanan selesai, Anatari menatap perutnya yang mulai menonjol.

"Mas Baya bosen sama kamu Mbak, sepertinya." ucap Ainun menyindir.

Anatari memakai riasan tipis, agak sedikit berantakan saat air matanya jatuh. Dia berdiri dengan susah payah, acara keluarga nampak berjalan lancar, tidak dengan perasaan Anatari malah sebaliknya.

"Biasanya mas Baya shalat bareng sama mbak ya, wah sudah tidak dipedulikan itu."

"Ainun!" tegur Rahima.

Gadis itu langsung diam tidak berani berucap, Baya masih marah perihal Gandra, bahkan enggan mendengarkan penjelasan apapun. Hatinya kecewa, Anatari menatap dirinya sendiri, pantulannya terlihat.

"Harusnya acara hari ini spesial banget buat aku Mas, kamu kenapa sih? Gak biasanya marah sampai segininya, Gandra padahal gak ada nyentuh aku." air matanya luruh, Anatari terduduk diatas kursi meja rias dengan perasaan campur aduk.

"Ana, Ummi dengar kamu bertemu dengan Bima?" Aisyah datang dari ambang pintu.

Anatari mengalihkan pandangan, "Benar, mengapa baru menanyakan sekarang, sudah berlalu lama."

"Apapun yang kamu dengar, jangan dipercaya."

"Sama Ummi aja aku gak percaya." sahut Anatari.

"Kamu mungkin terkejut mendengar fakta akulah yang menbuangmu kepada Adzwar, sejak lahir kelahiran mu memang pantas tidak diterima." ujar Aisyah, semakin memperburuk suasana hati Anatari. Wanita itu beranjak, "Ana, Ummi gak sejahat itu untuk menyakiti kamu terus menerus, sekarang hanya akan ada kedamaian."

Tidak ada hubungan, untuk membangun kepercayaan dalam keluarga dua pesantren ini. Anatari tidak tahu harus berucap apalagi, Baya menjadi fokusnya saat ini.

"Baya akan luluh, kemarahannya hanya sementara. Ummi pamit, jangan terus salah paham pada masa lalu ya, nak." menepuk bahu Baya kemudian.

Disisi lain Baya tengah duduk diatas sajadah, dengan hati gundah. Besok akan ada acara kajian diluar daerah Bandung, kekecewaannya kepada Anatari berdampak sangat besar.

"Gus, ku lihat kamu terus saja melamun." Ustadz Ahsan duduk disampingnya. "Kenapa, bertengkar lagi?"

"Menceritakan masalah rumah tangga kepada orang lain, bukan jalan yang benar." menjawab tanpa menolehkan pandangannya.

"Setidaknya jangan membuat Anatari terus sakit hati, atas tindakanmu." disampingnya Ustadz Hilman menimbrung. "Acara empat bulanan tadi, kamu bersikap dingin kepadanya."

Bimalara Cinta (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now