23. Menuju sercercah cahaya dengan cinta

38.3K 4.2K 2.6K
                                    

Rating untuk cerita ini berapa sih?🤔

Akhir-akhir ini aku selalu ngerasa tulisanku jelek, makanya jarang update. Makanya banyak diem di akun siaran juga, sekarang udah enggak kok.

Bagi seorang penulis, insecure adalah hal yang wajar^^ makanya tolong di jaga ya ketikannya hehe.

Siap baca bab?

Makan itik sama si Caca, para Cemeng cantik ayo kita baca bersama!

•••

"Jika kamu benar mencintainya, doakan dia dalam shalat wajib mu. Tanpa mengingkari cintamu kepada Allah SWT."

Bayazid Asad Dizhar.


Canggung selepas bangun tidur, hingga bersiap-siap. Keduanya hanya diam, terlebih Anatari. Tidak ada jawaban apapun ketika Baya terus menanyakan perihal apapun.

"Saya hari ini pulang larut, tidak apa?"

"Iya."

"Jaga diri ya, jangan maling jambu lagi."

"Iya."

"Kamu mau nitip apa?"

"Enggak ada."

Baya menghela nafas sejenak berhadapan dengan Anatari memang harus sabar, diraihnya tangan gadis itu. "Kamu kenapa?" Mereka saling bertatapan sesaat. Sebelum atensi Anatari beralih.

"Kamu ngerasa gak sih hubungan kita aneh." ujaran Anatari, sembari memasukan pakaian yang baru saja dilipatnya.

"Aneh?" Baya tidak mengerti.

"Ya aneh, seorang pengganti seharusnya gak layak dapat cinta duluan."

"Anata, bisa stop tidak usah terus di bahas?" Baya rasa Anatari sudah terlalu sering membahas, tidak baik untuk hubungan mereka.

Baya memang bersalah, mengakui hal itu tanpa terkecuali.

"Aku mau kita cerai."

Baya tidak menjawab apapun, ia mengancing pakaian dengan santai. Seolah perkataan Anatari hanya angin semata.

"Kita harus cerai Bay, aku gak mau dapet cinta atas belas kasihan!"

"Sejak kapan saya mengasihani hidup kamu, saya mengatakan cinta atas dasar perasaan yang ada."

"Aku gak percaya!"

"Hubungan kita memang rumit, tapi tolong tenangkan pikiran kamu. Mengapa harus membuatnya menjadi lebih rumit lagi?" Baya sungguh tidak mengerti, Anatari berpikir seperti apa hingga seperti ini.

"CK, tau ah! Ustadz Hilman bahkan lebih baik daripada kamu, apa perlu aku selingkuh dulu sama dia baru kita cerai?"

"Jangan kekanakan Anata, pernikahan bukan mainan." Baya masih sabar berbicara tanpa nada marah sedikit pun.

"Kamu aja aneh, kenapa harus bilang cinta padahal gak cinta?!"

Astagfirullah, Baya tidak tahu harus berbuat apalagi.

Bimalara Cinta (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now