36. Berdamai dengan perasaan

33.2K 3.9K 1.6K
                                    

Assalamualaikum, apa kabar?!

Btw-btw

Cemenggg aku punya kejutan!!!

Bimalara Cinta otw jadi novel🥺 alurnya dibedain sama wattpad😁🫶

Bimalara Cinta otw jadi novel🥺 alurnya dibedain sama wattpad😁🫶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kalian bisa ikut group chat ini yaa

https://t.me/+ThAj1XEd5CVjNjU1

Sebelum baca bab 36, janji dulu jangan pelit vote dan komen yaaa😔🫵

***

"Pak, saya gak ada niatan jahat, tolong buka ya gerbangnya?

Terjadi perdebatan diantara penjaga gerbang pesantren, dan seorang lelaki berpakaian serba hitam, penampilannya tentu saja terlihat mencurigakan. Padahal outfit seperti ini biasa ia kenakan. Untuk terhindar dari para penggemarnya, sudah meminta izin nyaris 1 jam, belum juga mendapatkan izin masuk.

"Maaf mas, sampeyan ndak bisa masuk tanpa seizin Kiai Asad." penjaga keamanan menyahut, padahal memasuki pesantren ini sangat mudah, jika memiliki sanak saudara yang mondok.

"Nama saya Gandra, Pak. Teman Anatari Bimalara." lelaki yang ternyata Gandra itu, memberi tahukan namanya.

"Loh, mas sampeyan gak boleh loh mengaku-ngaku. Ning Anatari mana mungkin memiliki teman seorang lelaki."

Gandra menghela nafasnya, dia merasa kesal. Sudah jauh-jauh dtag kemari, seseorang yang sangat ingin dilihatnya ssulit sekali untuk ditemui. Memikirkan ide lain, Gandra malah keasikan melamun. "Mas, mending sampeyan pergi." usir penjaga keamanan, kemudian.

Lelaki itu merogoh saku celananya, mengeluaarakn dompet, mengambil beberapa lembaran uang berwarna merah, kisaran 10 lembar uang ia sodorkan kepada petugas keamanan gerbang. "Ini, segini cukupkan? tolong bukain gerbangnya." pinta lelaki itu, padahal uang yang disoorkannya tidak diterima sama sekali.

"Gus kami, yaitu Gus Baya adalah orang yang selalu mengajarkan untuk senantiasa jujur, dan tidak boleh menerima uang suap seperti ini. Maaf, mas sebaiknya kamu pergi saja." petugas itu menolak dengan baik-baik.

Gandra terkesima dengan penolakannya, yang terkesan begitu sangat sopan. Lelaki itu mundur kemudian. "Oke deh, sorry saya terlalu memaksakan kehendak." langkahnya mengarah asal, Gandra bahkan meninggalkan mobilnya yang terparkir secara asal.

Dia harus menemui Anatari! Bagaimanapun caranya, lelaki itu menatap sekeliling pesantren yang begitu luas. Pesantren Al-Izhar benar-benar luar biasa, bangunannya terlihat modern dan kokoh, mengurus pesantren seperti ini pasti sangatlah tidak mudah.

Bimalara Cinta (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now