30. Sekelebat bayangan

32.2K 3.2K 2K
                                    

"Sejauh mana manusia berusaha menjauhkan kita, tidak mungkin bisa. Jika lauhul Mahfuz jodoh saya adalah kamu."

Bayazid Asad Dizhar.


***

Cemeng, kalian teh gak boleh pelit-pelit vote sama komen yaa😁

Minggu ini Doble update, tapi tetep komen tembus 2k dulu😜😜

Kamu baca, aku dapet komentar eaaa.

Yaudah, ikan hiu makan terasi. Mari kita baca!

***


Renjana mengusap lembut kepala Amar yang sengaja ia tumpu diatas tumpukan kedua tangannya, terlihat lesu sekali. Semenjak kepergian Anatari suasana rumah selalu sunyi, bayang-bayang tawa gadis ceria selalu tersimpan rapi dalam memorinya.

"Seluruh saham perusahaan ini punya Ana, aku gak punya apa-apa ." keluh Amar, menyadari istrinya ada disini.

"Kamu sadar?" tanya Renjana dengan senyuman tipisnya.

Lelaki itu mengangkat kepalanya, beralih menatap kearah Renjana. "Ya, CK. Emang Ana tuh pembawa sial!" kesal Amar kemudian.

Renjana mengetahui bagaimana Amar, saat ini mungkin belum sepenuhnya menyadari betapa berartinya seorang Anatari dalam hidup keduanya. Walaupun membenci, relung hati tidak bisa bohong perihal perasaan sayang, atau tidak. Toh semua hanya perlu waktu saja, ego memang terkadang mengalahkan logika.

"Ana tuh berarti buat keluarga kamu, berkat uang dari Ibu kandungnya pendidikan kamu selesai di S1. Asnan selesai di S3, kalian tuh hidup pake uang Ana selama ini." benar, sebelum Adzwar memiliki penghasilan besar. Mereka hidup dari harta warisan Anatari.

"Udah gausah bahas Ana, sebel aku dengernya." protes Amar menutup kedua telinganya, tidak mau mendengar apapun tentang Anatari lagi.

"Kalian tumbuh bersama, walaupun usia bedanya jauh banget. Ana tuh lucu tahu, mewarnai rumah ini, kalian emang gak suka tapi aku yakin kalian sayang dia. Ana sekarang udah punya suami, kita aja gabisa tahu informasi tentang kehidupannya saking privat banget."

"Suaminya bukan orang sembarangan, kamu bisa aja di bantai habis-habisan atas kejahatan kamu... Mar, perbaiki semua dengan perlahan. Minta maaf sama Ana ju-"

"STOP, AKU BILANG STOP. KAMU GAK BUDEG KAN?!" Amar tiba-tiba saja menyeru marah kepada Renjana, tanpa menatap kearahnya sama sekali.

"Tapi Ma-"

"KELUAR RENJANA!" Teriak Amar sekali lagi.

Renjana menatap kearah suaminya, "Jangan keras kepala, kalian saudara Mar. Oke fine, aku keluar." putus Renjana.

"Kamu tuh cuman istri aku, jadi jangan terlalu sok tahu. Urus aja kapan kita bisa punya anak, lihat Prita udah hamil. Kamu kapan hamilnya?" desis Amar out of topic, dari topic pembicaraan mereka tadi. Sebelum Renjana melangkahkan kakinya.

"Kenapa jadi bahas anak?" Renjana merasa tidak terima.

"Ya kamu jadi perempuan gak hamil-hamil, kalo kayak gini terus aku nyesel nikah sama kamu!"

Bimalara Cinta (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now