42. Silent But Care

Start from the beginning
                                    

"Evan ini mau kemana, arah rumah aku bukannya belok kiri tadi ya". Ina heran saat Evan malah putus melewati perumahan rumah Ina.

"Gue ada urusan bentar". Jawab Evan sedikit berteriak agar Ina mendengarnya. Ina tidak bertanya lagi, pasalnya nantinya ia juga akan tau sendiri Evan akan membawanya kemana.

Setelah menghabiskan waktu sekitar lima belas menit akhirnya motor Evan berhenti di depan gerbang yang bertuliskan SMK GALAXI. Ina sedikit heran kenapa Evan membawanya kesekolah mereka.

"Kenapa kesini". Tanya Ina saat turun dari motor.

Evan tidak menjawab, setelah mematikan mesin motornya, evan langsung melangkah masuk meninggalkan Ina yang masih berdiri ditempat. Namun beberapa saat Evan menghentikan langkahnya saat menyadari Ina tidak mengikuti langkahnya.

"Ngapain masih disitu".

"Kamu kenapa dulu bawa aku kesini". Tanya Ina heran. "Kamu mau mesum ya". Tuduh Ina memicingkan matanya menatap Evan yang berada beberapa sedikit jauh darinya.

Tatapan Evan berubah yang awalnya menatap datar, kini menatap tajam kearah gadis itu yang kini menatapnya was-was.

"Gue bilang gue ada urusan, mending otak lu dicuci dulu". Sarkas Evan menyedekapkan kedua tangan diatas dadanya.

"Yakan aku antisipasi Evan, lagian kamu ngapain bawa aku kesekolah malam-malam, kan jadi bikin
overthingking".

"Terserah kalau mau nunggu disini, gue masuk".

Tanpa mau berdebat lama, langsung saja evan masuk meninggalkan Ina yang masih terdiam dengan fikiran kemana-mana. Setelah beberapa saat berfikir Ina memilih menyusul langkah Evan.

Saat asik menatap ponselnya, evan  tidak kaget lagi, dengan tangan yang tiba-tiba menggenggam tangannya, siapa lagi kalau bukan Ina. Evan menatap gadis itu sejenak lalau membalas genggaman tangan Ina, dan kembali fokus menatap ponselnya.

"OOO aku paham, urusannya soal Osis kan". Gumam Ina saat sudah berada di lapangan sekolah yang dipenuhi para anggota osis.

"Evan!". Teriak seseorang dari arah belakang mereka.

Evan yang tengah asik dengan ponselnya, seketika mengalihkan atensi kearah seseorang yang memanggilnya. Begitupun dengan Ina, menyadari siapa yang memanggil Evan, Ina memutar bola matanya jengah.

"Lu kemana aja sih, kita cariin juga dari tadi, izin kek kalau mau pergi itu".

"Gue ada urusan, lagian gue juga udah kabarin raka".

"Ck, ya senggaknya kabarin gue". Decak gigi kesal.

"Dih situ siapa, minta dikabarin segala". Ina ikut menimpali percakapan mereka.

"Loh Ina, ngapain lu disini". Tanya gigi sedikit sensi, saat menyadari keberadaan Ina.

"Gak ngapa-ngapain, liat-liat doang".

"Van lu kok bawa Ina kesini sih, bisa-bisa dia ngerepotin lu nanti".

Baru saja Evan hendak menjawab namun Ina memotong perkataannya.

"Yah terserah Evan dong, lagian kan aku ngerepotin Evan, bukan ngerepotin kamu, kenapa jadi kamu yang sewot".

"Apaan sih lu na, gue ngomong sama Evan, kenapa malah lu Mulu yang jawab".

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now