42

4.1K 333 14
                                    

Keadaan rumah Zeefan kini ramai dengan orang yang satu persatu mulai memasuki dalam rumah. Sebagian juga ada yang bersantai di halaman samping. Karena berbagai tempat banyak diisi meja, kursi untuk mereka berbincang. Ya, keinginan orang tua Zeefan untuk mengadakan pesta itu dilaksanakan. Mereka mengundang beberapa teman kerja Papa Zeefan, saudara, keluarga besan tentunya, dan juga teman-teman Marsha maupun Zeefan.

Di dalam mereka saling berbincang dan menikmati setiap hidangan yang tersaji. Sedari tadi Marsha terus menempel dengan Zeefan. Bukan apa-apa, dia hanya ingin menjaga miliknya. Pesta ini tak sedikit didatangi oleh perempuan-perempuan cantik, masih muda lagi. Mereka datang karena diajak oleh orang tua mereka, yaitu teman dari Papa dan Mama Zeefan, atau bahkan teman dari Zeefan. Marsha tak menyangka teman Zeefan banyak juga yang cantik-cantik.

"Aku mau nyamperin temen aku dulu," kata Zeefan.

"Aku ikut!" Kata Marsha. Zeefan menyetujui. Marsha terus memeluk erat lengan Zeefan. Biarlah dunia tau kalau Zeefan hanya miliknya seorang.

"Hai gaes," sapa Zeefan.

"Hai Zeefan. Lama ga ketemu, tiba-tiba dah mau punya anak aja. Selamat ya buat kehamilan istri kamu," kata teman perempuan Zeefan. Marsha memperhatikan penampilan teman Zeefan itu dari atas ke bawah.

"Iya makasih. Ini istri aku, namanya Marsha. Dan Marsha ini temen aku, Muthe." Mereka saling berjabat tangan.

"Cantik ya istri kamu. Istri kamu cantik, kamu juga ganteng, aku yakin nanti anak kalian bakal cakep banget," kata Muthe dengan suara sedikit centil.

"Eh, btw temen yang lain kemana? Aku sendirian ga ada temen," tanya Muthe.

"Oh, aku tadi liat beberapa ada yang di deket kolam renang. Kamu tinggal jalan lurus, itu ada pintu kamu ke sana aja, nanti pasti ketemu mereka," tunjuk Zeefan.

"Oke, aku ke sana lu?"

"Dinikmati ya hidangannya."

"Pastinya." Muthe pergi untuk mencari teman yang lain.

"Centil ya temen kamu," ungkap Marsha.

"Dia emang gitu sayang. Tapi kamu jangan cemburu ya, dia udah ada pacar kok. Pacarnya lagi kerja di Korea, jadi jangan berpikir yang enggak-enggak," jelas Zeefan. Marsha mengangguk, lalu menempelkan kepalanya di lengan Zeefan.

"Eh, itu Kak Indah!" Tunjuk Marsha pada Indah managernya yang akhirnya datang dengan dress putih yang dikenakan, nampak anggun sekali.

"Hai kaliann. Wah rame banget ya yang datang," kata Indah sambil memperhatikan sekitar.

"Padahal kemarin Mama bilang, mau ngadain pesta kecill-kecilan aja, tapi ini malah rame banget yang dateng. Tapi ya ga papa sih, seru," jawab Zeefan.

"Kalian serasi banget pakek baju gini," puji Indah. Marsha tersenyum malu mendengar pujian dari managernya itu. Zeefan dan Marsha memang sengaja mengenakan baju yang serasi. Marsha dengan dres selutut berwarna merah, dan Zeefan yang menggunakan jas stelan Warna merah dipadukan kemeja hitam. Sudah cakep banget mereka berdua.

"Kak Indah juga cantik, tapi sayang masih sendiri." Entah itu pujian atau ledekan dari Zeefan. "Sha, suami kamu nyebelin juga ya," adu Indah.

"Sayang jangan gitu," peringat Marsha sambil mencubit pelan pinggang Zeefan.

"Bercanda doang kak, heheh...."

"Dinikamti ya kak, hidangannya. Ada macem-macem," lanjut Zeefan.

"Iya Zee makasih ya," jawab Indah.

Tap tap tap~

Seroang lelaki berlari ke arah mereka. Lalu berhenti dengan napas yang tersenggal.

SUPERMODEL [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat