9

4.7K 349 4
                                    

Beberapa hari berlalu. Marsha kini sedang berkutat dengan masakannya, membantu Maminya. Memang sekarang Zeefan dan  Marsha memutuskan untuk tinggal bersama di rumah besar milik keluarga Marsha. Jadi rumah itu bertambah ramai dengan adanya Zeefan.

Pagi ini setelah bangun tidur Marsha langsung membantu Mamanya memasak, meninggalkan Zeefan yang masih tertidur terlentang dengan nyenyaknya. Mereka sama-sama masih mengambil cuti setelah menikah. Namun, belum ada niat untuk bulan madu dari Marsha. Zeefan sudah mengajak, tapi Marsha menolak dengan alasan dia belum siap. Padahal bulan madu bukan hanya sekedar membuat anak saja, selain itu seperti hanya berlibur kan bisa. Zeefan hanya ingin berlibur bersama Marsha, tapi ternyata sesusah itu.

"Kamu ga pengen liburan gitu kah sama suami kamu?" Tanya Mami Marsha disela kegiatannya yang sedang memasak.

"Nggak. Lain kali aja Mi," jawab Marsha cuek.

"Lain kalinya kapan? Mumpung kalian masih dapet cuti loh. Pasti setelah ini kalian bakal sama-sama sibuk. Apalagi kamu, pasti nanti bakalan sibuk sama kegiatan model kamu, nanti susah buat berduaan sama suami kamu."

"Nanti kalau udah waktunya," jawab Marsha, lalu dia meneteskan air sayur yang sudah dia tiup ke atas telapak tangannya. Dia menyesapnya untuk merasakan rasa sayur yang dibuat.

"Sha, mami saranin kamu jangan terlalu cuek dengan suami kamu. Kalian masiu baru nikah lo. Ga baik nyuekin suami kayak gitu, bersikap dingin juga ga baik. Kamu sebagai istri haru bersikap baik, menuruti apa kemauan suami. Mami ga mau keluarga kamu nantinya terjadi suatu yang hal ga diinginkan. Mami pengen kamu bahagia Sha."

"Kalau Mami pengen Marsha bahagia, seharusnya ga perlu ada perjodohan segala Mi," balas Marsha.

"Mami cuma pengen kamu dapet yang terbaik."

"Mi, segini udah belum?" Tanya Marsha mengubah topik pembicaraan, dia terlalu malas membahas hal seperti itu. Jadilah Marsha menanyakan rasa makasan, karena selera orang itu beda-beda bisa saja bagi Marsha sudah pas, tapi tidak dengan Maminya.

"Udah pas," ucap Mami Marsha, setelah menyicipi rasa sayur itu.

"Kamu bangunin suami kamu gih, waktunya kita sarapan. Mama panggil yang lain juga," perintah Mami Marsha.

"Hem." Marsha mematikan kompor lalu beranjak pergi ke kamarnya untuk membangunkan Zeefan.

Mami Marsha menatap punggung Marsha. "Semoga kamu bisa kembali seperti dulu lagi Sha. Jadi gadis yang ceria, murah senyum, bukan Marsha yang dingin seperti ini."

Saat Marsha masuk ke dalam kamarnya, ternyata Zeefan masih dalam posisi yang sama sebelum dirinya tadi pergi. Marsha menggelengkan kepalanya melihat Zeefan yang sangat betah tidur dan tak kunjung bangun juga.

Marsha pergi ke sisi ranjang dan duduk di tepi ranjang. Dengan pukulan pelan dia membangunkan Zeefan. Ditambah juga dengan menggoyangkan tubuh Zeefan agar segera bangun. "Heh bangun, sarapan. Udah pada nungguin di bawah," kata Marsha.

"Zeefan! Bangun."

"Ck, Mama. Nanti juga bangun sendiri," gumam Zeefan yang masih setengah sadar.

"Mama? Lo kira gue mama lo?Buruan, atau mau gue siram air ha?" Ancam Marsha. Kemudian dia menepuk-nepuk pelan pipi Zeefan, yang membuat Zeefan membuka matanya yang masih terasa lengket sekali.

"Loh, Marsha kamu udah bangun?" Kaget Zeefan saat sudah sadar dari tidurnya.

"Dari tadi kali. Buruan bangun, yang lain udah nungguin buat sarapan," kata Marsha.

"Aku cuci muka dulu," Zeefan beranjak bangun dari kasur. Namun, sebelum dia pergi ke kamar mandi, dia dengan iseng mencuri ciuman di pipi Marsha kemudian berlari dengan kencang menghindari amukan dari Marsha.

"Zeefan!" Kesal Marsha yang dibalas dengan suara tawa dari Zeefan. Marsha mendengus kesal karna tindakan Zeefan. Melihat kasurnya yang masih berantakan, Marsha memilih untuk merapikannya sambil menunggu Zeefan selesai dari kamar mandi.

"Udah," ucap Zeefan yang kini berdiri di belakang Marsha.

"Minimal mukanya dielap. Masih basah kuyup kayak gitu." Marsha tak habis pikir dengan Zeefan. Hal sekecil apapun masih saja harus diberi tau. Seperti anak kecil saja.

"Biar segernya awet tau," jawab Zeefan dengan santai.

"Hei, mau kemana?" Tanya Zeefan, karena Marsha beranjak pergi, dan malah masuk ke kamar mandi. Tak lama istrinya itu keluar dengan handuk di tangannya.

"Sini!" Zeefan tersentak ke depan, karena tarikan Marsha pada kerah bajunya. Marsha mengelap wajah Zeefan dengan handuk yang dia bawa itu. Sedangkan Zeefan tak mendengarkan omelan Marsha padanya, dia hanya fokus pada wajah Marsha yang sangat cantik tanpa make up seperti ini. Zeefan jadi tersenyum-senyum sendiri sekarang.

"Kenapa senyum-senyum?" Tanya Marsha. Gerakan tangannya berhenti.

"Kamu cantik," ucap Zeefan.

"Basi!" Marsha melemparkan handuk itu hingga membungkus wajah tampan Zeefan.

"Ciee, salting ya salting ya?" Goda Zeefan sambil memegang kedua ujung handuk yang dia letakkan di atas kepala.

"Balikin handuknya ke kamar mandi. Buruan ke bawah!" Marsha lebih dulu keluar, daripada meladeni Zeefan yang sungguh tak berpaedah.






















Tutorial dapet kuota gratis ada ga sih?

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now