40

5.2K 396 24
                                    

"Kita turun sekarang?" Tanya Zeefan.

"Hem," jawab Marsha seraya mengangguk.

Mereka kini sudah berada di halaman rumah keluarga Marsha. Sudah sekitar 5 menit mobil yang mereka kendarai berhenti di sana, tapi mereka belum juga turun dari mobil.

"Inget ya, jangan jauh-jauh dari aku nanti," peringat Marsha.

"Iya sayang," jawab Zeefan meyakinkan. Dia melepas sabuk pengamannya lalu lebih dulu turun dari dalam mobil. Berjalan memutar untuk membukakan pintu penumpang Marsha. "Ayo turun." Zeefan mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Marsha. Tangan satunya dia letakkan di atas kepala Marsha, menjaga agar tidak terhantuk bagian atas pintu.

Setelah Marsha keluar dengan sempurna, Zeefan menutup pintu mobil dan mereka berjalan beriringan. Karena sudah terbiasa di rumah ini, apalagi dulu Marsha tinggal di sini kan, jadi mereka masuk ke dalam rumah tanpa memencet bel.

Orang pertama yang mengetahui kedatangan Zeefan dan Marsha adalah Mami Marsha. Sontak saja, Mami Marsha merasa sangat senang dengan kedatangan anak dan menantunya. Mami Marsha langsung memeluk erat tubuh Marsha, yang sudah lama tak berkunjung. "Kamu sesibuk itu ya? Sampe jarang main ke sini," tanya Mami Marsha.

"Iya Mi. Aku maupun Zeefan lagi banyak kerjaan jadi ga ada waktu buat main ke sini," jawab Marsha.

"Sedikit-sedikit luanginlah waktu, Mami kangen sama anak Mami ini," pinta Mami Marsha sedih.

"Kita usahain nanti Mi. Oh iya, ini kue bolu dari Mama," sahut Zeefan sambil menyerahkan sekotak kue bolu.

"Duh jadi ngerepotin gini, kalian dateng ke sini aja Mami udah seneng kok Zee, ga usah bawa ginian ga papa. Ayo duduk, berdiri mulu. Kalian udah sarapan belum? Kalau belum tadi Mami udah masak."

"Udah Mi, kita udah makan," sahut Zeefan.

"Oh gitu. Yaudah, tunggu sebentar Mami buatin minum ya?"

"Ga usah Mi, nanti biar kita ambil sendiri aja," tolak Marsha.

"Mama salinin kue ini dulu kalau gitu. Buat cemilan." Mami Marsha dengan terburu-buru pergi ke dapur untuk menyalin wadah kue.

Dari arah tangga, menampilkan sosok Indah kakak Marsha. Melihat kehadiran adiknya, Indah langsung mempercepat langkahnya menghampiri. "Marsha! Kakak kangen banget sama kamuu," ungkap Indah. Dia memeluk tubuh Marsha erat lalu meninggalkan satu kecupan di pipi adiknya itu.

"Kamu sehat?"

"Sehat kak. Kakak juga sehat kan?"

"Kakak sehat kok. Zeefan, kamu selalu jagain Marsha kan selama di sana?" Tanya Zeefan memastikan.

"Pastinya dong. Zeefan selalu jagain Marsha. Tanyain aja sama Marsha," jawab Zeefan.

"Iya Kak, Zeefan jagain Marsha kok. Dia suami yang baik," imbuh Marsha.

"Syukurlah kalau begitu. Kalian tumben pagi-pagi ini udah sampe sini?"

"Iya Kak, lagi pengen main aja. Sama ada hal yang ingin kita kasih tau ke kalian," jawab Zeefan.

"Kak Soniel kerja ya kak?" Tanya Marsha.

"Iya dia kerja. Di rumah cuma ada kakak, Ashel, Mama sama Refaldo," jawab Indah.

"Refaldo ga kerja?" Tanya Zeefan.

"Dia lagi ambil libur. Ashel lagi ga bisa jauh sama suaminya. Bawaanya pengen ngikut kemana aja suaminya pergi," jelas Indah.

"Sama kayak Marsha dong. Dia juga ga mau aku tinggal kak. Bahkan aku berak pun dia ikut," kata Zeefan iseng dan langsung dihadiai cubitan dari Marsha. "Kamu jangan menyebar hoax! Jangan percaya kak. Zeefan bohong!" Elak Marsha tak terima.

"Asik banget ngobrolnya. Ini cemilan dari Mama Zeefan. Bilang makasih ke Mama kamu ya Zee," kata Mami Marsha sambil meletakkan piring berisi bolu di atas meja.

"Iya Mi."

Mereka kembali mengobrol pembahasan ringan. Mulai dari pekerjaan dan perkembangan rumah tangga mereka. Menanyakan apa ada masalah yang mereka hadapi, jikalau ada mereka siap membanti mencari solusi dari Masalah yang terjadi. Tak lama kemudian anggota keluarga kembali bertambah. Ashel dan Refaldo turun dan ikut bergabung dengan mereka.

"Marshaaa~" Ashel memeluk Marsha dengan senang hati. Sudah lama mereka tak bertemu. Kira-kira sejak dari Paris kemarin. "Kakak kangen sama kamu. Gimana liburan di Jepang kemarin? Asik?"

"Asik kak," jawab Marsha. Asiklah ga ada Refaldo yang ganggu. Di Prancis kemarin juga bakal asik kalau suami kakak itu ga ganggu kesenanganku sama Zeefan. Batin Marsha merasa dongkol.

"Bagus kalau begitu."

"Mumpung lagi ngumpul, mending sekarang aja ngasih taunya sayang," saran Zeefan pada Marsha.

"Emang kalian mau ngasih tau hal apa?" Tanya Ashel kepo.

Zeefan menatap Marsha menunggu istrinya itu mengungkapkan kabar gembira ini. "Kamu aja yang ngasih tau," ucap Marsha melempar perintah.

"Pakek lempar-lemparan, udah kayak apa aja kalian ini. Mami pengen tau kabar apa nih," sahut Mami Marsha.

"Jadi gini Mi, Kak, kedatangan aku sama Marsha ke sini bukan cuma sekedar berkunjung, tapi ada kabar bahagia yang ingin kami sampaikan ke kalian. Kabar bahagia itu adalah..." Semua nampak serius mendengarkan apa yang Zeefan katakan.

"Buruan Zee!" Desak Ashel tak sabar seraya mengunyah bolu dimulutnya.

"Kabar bahagianya adalah Marsha hamil." Semua hening. Masing-masing masih mencerna perkataan dari Zeefan. Namun, tak lama kemudian mereka sama-sama bersorak dan berebut memeluk Marsha. Sampai-sampai, Zeefan tersingkir, dia mengambil duduk di sofa lain.

"Akhirnya kamu hamil Sha. Kakak ada temen hamil nih. Kira-kira kecebong kamu jadi hasil di Prancis atau di Jepang nih?" Goda Ashel yang membuat mereka tertawa.

"Dimana hasil buatnya itu ga penting, yang penting sekarang Mami seneng banget bakal punya cucu."

"Selamat ya adek, Kakak. Kamu harus lebih hati-hati lagi kalau gitu, jangan terlalu fokus kerja sampe lupa sama janin yang ada diperut kamu nanti," kata Kak Indah. Dia merasakan kebahagiaan seperti apa yang dirasakan adik dan keluarganya. Namun, di sisi lain juga Indah sedikit merasa sedih, karna sampe sekarang dia belum bisa kembali hamil. Mengapa begitu? Ya karna kehamilan terakhirnya kemarin, bayi yang sempat dia kandung harus gugur di usia 4 bulan. Hal itu menjadi luka yang mendalam bagi Indah dan Soniel. Tapi dia sama Soniel kini sudah sama-sama ikhlas, mereka tinggal menunggu kapan waktu itu kembali lagi, walaupun entah sampai kapan.

"Kok kamu bisa hamil sih Sha?" Celetuk Refaldo yang sedari tadi hanya diam. Perlu kalian ketaui, sebenarnya di hati Refaldo ada rasa mengganjal, tak suka mendengar kabar bahagia ini, tentang kehamilan Marsha.

"Pertanyaan kamu aneh banget. Ya karna Marsha udah nikah sama Zeefan. Pasti prosesnya juga kayak apa yang kita lakuin sampe bisa hamil, kayak aku. Pertanyaan kamu yang bener aja sayang," Ashel yang menjawab pertanyaan Refaldo kali ini.

"Ya, maksudnya kenapa cepet banget gitu," lanjut Refaldo sedikit gugup karna semua mata tertuju padanya.

"Ya emangnya kenapa kalau cepet? Gua saka Marsha udah siap kalau udah dikasih momongan, kenapa lo yang keliatan sewot? Ntar juga yang ngehadapain masa depan keluarga gua juga itu gua sendiri sama Marsha. Lo urusin keluarga lo sendiri, ga usah ikut campur," kata Zeefan dengan pedas. Dia tak peduli lagi meskipun berada di depan Mami Marsha saat mengungkapkan sedikit unek-uneknya.

"Bener kata Zeefan nak. Kamu lebih baik fokus aja ya ke kehamilan Ashel sekarang. Urusan kehamilam Marsha, ini adalah kebahagiaan keluarga Zeefan sama Marsha, kamu jangan usik ya. Mami yakin, mereka udah siap, mau kesempatan punya anak itu lama atau cepet, semua udah kehendak yang Kuasa," terang Mami Marsha menengahi. Refaldo hanya mengangguk lalu menunduk. Rahangnya mengeras karna merasa kalah telak. Ada rasa tak terima dihatinya. Ck! Marsha harusnya sama gua aja. Anak yang Marsha kandung harusnya anak gua! Gua ga terima kalau gini. Gua kira perasaan gue ke Marsha udah hilang, tapi melihat dia sama Zeefan lama kelamaan kenapa rasanya ga terima banget? Apa gua harus ngelakuin sesuatu biar Marsha bisa jadi milik gua lagi? Batin Refaldo bersuara.

















Klo ga dibangunin temen tadi, pasti ga bakal up malem ini.

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now