14

5.4K 386 14
                                    

Hari-haru berlalu. Pemotretan Marsha sudah selesai dan kini dia sudah sampai di bandara Jakarta, menunggu jemputan pulang. Yang menjemput Marsha di Bandara adalah Indah kakaknya.

"Hai Indah," sapa Kak Indah pada Indah manager.

"Hai juga kak Indah," balas Indah manager, lalu mereka berdua terkekeh. Merasa lucu karna nama mereka yang sama. Mereka tak ada rasa jengkel atau apalah karna memiliki nama yang sama, justru yang ada kadang mereka merasa seperti anak kembar. Jadi hubungan mereka berdua pun sama-sama terjalin dengan baik.

"Makasih udah nemenin Marsha, adik aku," kata Kak Indah.

"Iya sama-sama, udah jadi kewajiban aku juga buat jagain Marsha, apalagi dia boss aku," jawab Indah manager, lalu menutup mulutnya merasa lucu menyebut Marsha dengan sebutan bos.

"Kalau gitu kita pergi dulu ya, kasihan Marsha kayaknya udah kecapekan gitu," pamit Kak Indah.

"Iya, hati-hati di jalan."

"Makasih Kak," ungkap Marsha pada managernya.

"Sama-sama Marsha."

Koper milik Marsha sudah dimasukkan semua ke dalam Mobil oleh suami Indah. Marsha masuk ke dalam mobil menempati bangku belakang, sedangkan di depan ada kakaknya dan suami kakaknya yang menyetir. Mobil berjalan meninggalkan area bandara. Selama perjalanan Marsha memandang datar ke arah luar jendela. Hatinya merasa kesal, karena bukan Zeefan yang menjemput. Padahal dia sudah mengirim pesan pada suamainya itu bahwa dirinya akan pulang, dan meminta untuk menjemput di parkiran. Tapi yang datang bukannya Zeefan malah kakaknya. Saat mengecek ponsel tak ada jawaban dari Zeefan, dibaca pun tidak chatnya.

Menyebalkan! Itulah umpatan yang selalu Marsha lontarkan.

"Gimana Sha, seru pemotretannya?" Tanya Indah. Kakaknya itu memang selalu menanyakan kegiatan Marsha, setelah pemotretan. Dan biasanya Marsha meskipun sedikit menceritakan apa saja yang dia lakukan.

"Ya seperti biasanya," jawab Marsha tak selera.

"Kamu kenapa? Kayak ga seneng gitu? Ada masalah di kerjaan?" Tanya Indah sedikit khawatir.

"Nggak. Aku cuma cape," jawab Marsha lagi.

"Oh, kalau gitu kamu istirahat aja, tidur. Nanti kalau udah sampe rumah, Kakak bangunin," saran Indah yang dibalas deheman dari Marsha. Soniel memegang tangan Indah dan mengusap dengan pelan, seakan memberi pengertian pada istrinya untuk sabar menghadapi Marsha.

~~~~

Marsha memasuki kamarnya yang sudah beberapa hari ini dia tinggal. Masih sama, tak ada yang berubah, berarti Zeefan menjaga kamarnya dengan baik. Sempat Marsha pikir suaminya itu akan membuat kamarnya menjadi kapal pecah, yang membuat kesabarannya menipis, akan tetapi dugaanya salah.

"Ehem! Gue pulang," ucap Marsha mencoba menarik perhatian suaminya yang masih tak terlihat di dalam kamar. Marsha celingukan mencari keberadaan Zeefan.

"Aduh, cape banget badan gue," kata Marsha lagi dengan suara yang lebih keras. Namun, masih saja tak ada jawaban. Marsha berdiri dari posisinya yang tadi duduk di atas kasur, beranjak mendekati kamar mandi, mendekatkan telinganya di sana, mencoba menebak apa Zeefan berada di sana? Tapi tak ada suara di sana, Marsha membuka pintu kamar mandi iti ternyata kosong.

"Kemana cowo itu?" Pikir Marsha. Tak mau ambil pusing Marsha memilih membersihkan tubuhnya yang terasa lelah. Dia butuh berendam!

Setelah sekitar 1 jam an, beritual di dalam kamar mandi, Marsha akhirnya selesai. Dia membereskan barang-barangnya yang masih tertata rapi di dalam koper. Marsha memsihakan pakaian kotor dan beberapa barang yang dia beli sebagai oleh-oleh dari bali. Dia entah kesambet apaan, membelikan Zeefan baju yang menurutnya keren.

"Zeefan kemana? Kok ga ada keliatan ya?" Pikir Marsha. Sepertinya dia harus menanyakan keberadaan Zeefan pada orang rumah.

Marsha beranjak keluar kamar mencari keberadaan keluarganya. Saat ke ruang keluarga dia menemukan kak Indah dan suaminya yang menonton tv di sana. "Eh Marsha, udah bersih-bersihnya?" Marsha mengambil duduk di sofa sebelah Kak Indah.

"Orang rumah pada kemana Kak?" Tanya Marsha dengan tangan yang memainkan ponsel.

"Pada kerjalah. Ashel sama Mami tadi pergi ga tau kemana," jawab Indah.

"Ehem, ka-kalau Zeefan kemana?" Tanya Marsha, tapi dia berusaha bersikap cuek, biasa saja.

"Loh kamu ga tau? Zeefan ga ada ngasih tau kamu?"

"Ngasih tau apa?"

"Zeefan kan kemarin pulang ke rumah orang tuanya."

"Ha?! Kok bisa?!" Kaget Marsha.

"Katanya dia udah bilang ke kamu. Lagian di sini kamu ga ada Marsha, Zeefan jadi dia ngerasa gaenak kalau ga ada kamu," imbuh Soniel, yang kemarin sempat bertanya pada Zeefan alasan sebelum pergi.

"A-aku ga tau. Kayaknya aku lupa," kata Marsha pura-pura lupa, dia tak mau kalau kakaknya tau komunikasi Zeefan dengan Marsha bisa dikatakan kurang. Marsha memang tak tau mengenai hal ini. Zeefan tak ada memberi taunya.

"Marsha, saran kakak kamu jangan cuek-cuek sama suami kamu. Kakak tau pernikahan kalian atas dasar perjodohan, tapi setidaknya kalian harus sama-sama baik, jangan cuek-cuekan kayak gini. Kakak tau komunikasi kalian kurang. Tanpa kalian ngomong, kakak bisa tau kok. Jangan anggap pernikahan hal yang sepele. Pernikahan itu hal sakral, jangan anggap main-main saja. Jika kalian sudah menikah, usahakan pertahankan pernikahan itu. Sebisa mungkin kalau ada masalah bicarain baik-baik bukan malah saling diem atau malah ngelakuin yang nggak-nggak. Itu cuma saran dari Kakak aja. Kalian udah besar, harusnya tau apa yang baik dan mana yang buruk. Kamu udah menikah, pasti juga tau apa hal yang baik buat perniakgan kalian," jelas Kak Indah panjang lebar. Marsha hanya diam merenungi perkataan itu.

Apa sikap gue ke Zeefan, keterlaluan? Sampe ngebuat Zeefan pegi dari rumah gini. Batin Marsha yang timbul rasa bersalah.

"Kamu tau apa yang harus dilakuin sekarang? Jangan malu buat ngakuin kesalahan ataupun meminta maaf kalau ada yang salah. Mau itu kamu atau pun Zeefan. Kalian cuma butuh komunikasi lebih. Itu yang kalian butuhin saat ini," lanjut Indah. Marsha mengangguk mengerti.

Kayaknya, gue harus pergi ke rumah Zeefan sekarang. Batin Marsha lagi.


























Utiwi ngebucin ga sih?🙊

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now