36

4.3K 369 15
                                    

Byurr~

Tubuh Zeefan tenggelam dalam kolam renang di pagi ini. Tak ada habis-habisnya Zeefan bermain air. Sehabis nyuci mobil, Marsha sudah menyuruh Zeefan untuk segera mandi. Namun, Zeefan bukannya pergi ke kamar mandi malah, menenggelamkan diri di kolan renang dengan senangnya. Lihatlah dia sekarang, berenang ke sana kemari ditemani mainan bebek karet berukuran kecil.

"Zeefan! Aku udah suruh kamu mandi ya! Malah nyebur ke kolam renang!" Omel Marsha sambil berkacal pinggang dengan penampilan yang masih sama seperti tadi.

"Ini mandi sayang, sama-sama kena air," jawab Zeefan yang terkampul-kampul di air.

"Mandi di kamar mandi maksud aku, bukan mandi di kolam renang!"

"Sama-sama kena airpun, jadi ga papa," jawab Zeefan lagi dengan tenang.

"Ish! Bandel banget dibilangin, nanti kalau masuk angin awas aja ya kalau ganggu tidur nyenyak aku nanti malem," ancam Marsha yang sudah kesal dengan kelakuan suaminya.

"Ga bakal masuk angin. Akunya kuat. Angin ga bakal berani bikin aku sakit. Sini ikutan berenang. Kamu juga belum mandi kan?"

Sratt~

"Zeefan!" Pekik Marsha, karena Zeefan dengan sengaja menyirati dirinya dengan air sehingga kakinya itu basah terkena air. Zeefan tanpa rasa bersalah tertawa dan justru kembali menyirati air ke arah Marsha. Marsha buru-buru kabur terbirit menjauhi kolam.

"Awas aja kamu ya!" Teriak Marsha.

"Heh, apa-apaan kalian ini. Pagi-pagi pada teriak-teriak! Kayak anak kecil aja." Muncullah Mama Zeefan dengan pel yang dia bawa.

"Zeefan Ma, dia nyiram aku air," adu Marsha berubah seperti anak kecil yang tersakiti.

"Zeefan! Kamu apain menantu Mama?!" Mama Zeefan menghampiri Zeefan ke pinggir kolam dengan masih membawa gagang pel.

"Apa? Zeefan ga lakuin apa-apa Ma," jawab Zeefan sambil memainkan bebek karet miliknya.

"Ish! Kamu ini, resek banget ke istri sendiri. Jangan resek, nanti Mama ga izinin kamu deket-deket Marsha kalau kamu masih resek," ancam Mama Zeefan.

"Dih, apaan! Marsha kan istri Zeefan, jadi ga bakal bisa dijahuin gitu," kata Zeefan tak terima.

"Apa Mama terlihat peduli? Tentu tidak sayy," kata Mama Zeefan sambil menggerakkan tangannya menyempar rambutnya tang tak dikuncir.

"Dah, jangan kayak anak kecil kalian. Mama mau nge-pel." Mama Zeefan kembali masuk ke dalam rumah meninggalkan mereka.

"Apa?" Tanya Zeefan karna Marsha masih menatap ke arahnya. Bukannya menjawab, Marsha malah menjulurkan lidahnya lalu pergi meninggalkan Zeefan.

"Dih, istri siapa sih itu? Istri aku lah!" Monolog Zeefan, kemudian tertawa sendiri.

~~~~

"Enggh, ennghh ah! Jangan kenceng-kenceng sayanghhh~" kata Zeefan.

"Eh, diem deh! Kamu tinggal diem, aku yang kerja kali ini," kata Marsha.

"Pelan-pelan aja, sakit. Kamu jangan kasar," pinta Zeefan dengan suara manja.

"Aku udah pelan ini. Kamunya aja yang ga bisa diem."

"Ah Sha!"

"Diem!"

Badan Zeefan berulang kali menggeliat menghindari tangan Marsha yang menari-nari dipunggungnya. Sedangkan Marsha duduk di atas punggung Zeefan dengan tangan yang bekerja mengerok-i punggung Zeefan dengan bantuan sebuah koin. Huh, benar saja, karna seharian main air, Zeefan akhirnya masuk angin. Malam ini Zeefan terus merengek merasakan tak enak badan. Terus mengganggu ketenangan Marsha yang sedang mengecat kuku, hingga tercoreng. Hingga akhirnya Marsha harus mengurus bayi gedhenya ini yang terus menganggu ketenangannya.

"Ah, sha, jangan diteken bangt. Itu sakit!" Keluh Zeefan.

"Kalau ga gini ga bakal kerasa, kami diem. Bentar lagi selesai," jelas Marsha dengan terus membuat setiap garis berwarna merah gelap di punggung Zeefan.

"Sakit shaa~" rengek Zeefan seperti anak kecil.

"Halah kayak anak kecil aja. Mana tadi yang katanya ga bakal sakit? Liat sekarang, siapa yang tengkurap terus menggeliat kayak cacing kepanasan," sindir Marsha, mengingat perkataan Zeefan tadi pagi.

"Jangan omelin aku dong. Tega banget," kata Zeefan.

"Bodo!"

"Udah Sha udah, sakit," keluh Zeefan lagi. Sudah hampir setengah jam acara kerokan ini berlangsung. Entah kapan selesainya, Zeefan sudah tak tahan.

"Bentar, ini terakhir." Setelah selesai, Marsha beranjak beralih dari punggung Zeefan. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya yang terasa panas karna terkena minyak kerok.

Zeefan menelentangkan tubuhnya, merasa lega karena kerokan ini sudah selesai. "Akhirnya," ucap Zeefan lega.

"Tidur sekarang, jangan begadang," kata Marsha yang sudah kembali.

"Pelukkk," pinta Zeefan sambil membuka tangannya.

"Pakek baju kamu dulu." Zeefan bangun lalu mengenakan kaosnya seperti apa yang Marsha perintahkan.

Marsha mengambil tempat berbaring di susul dengan Zeefan. Dia langsung mendusel, menenggelamkan wajahnya di tempat yang kenyal, mainan kesukaanya. Kalian pasti tau apa? Ya buah dada istri Zeefan. Dia semakin senang karna Marsha tak memakai bra, jadi semakin kerasa kenyalnya. Jika sudah seperti ini Zeefan akan sangat manja dengan Marsha. Jadi tak ada bedanya kelakuan Marsha ataupun Zeefan.

"Puk puk dong," pinta Zeefan. Marsha berdecak, tapi tetap mdnepuk punggung Zeefan, mengantarkan suaminya ke alam mimpi.

"Tidur," kata Marsha saat Zeefan malah menatap ke arahnya.

"He'eum," jawab Zeefan lalu memejamkan matanya tertidur.






















11 12 kalo lagi sakit.

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ